3. Penolakan

33 11 30
                                    

OMAGATT!

KITA KETEMU LAGI
HEEHE

Semoga suka, ya

Selamat menjelajah..

****

"Oiya sorry, Maksudnya itu. ngomong-ngomong kenapa Regal buru-buru ke kelas?," Lanjut Darbian.

"Gue juga gak tau Dar, tumben-tumbenan langsung ke kelas, biasanya juga mampir ke kantin dulu." Balas Matteo seadanya.

Darbian memutar bola matanya malas"Entah lah, emang unik sahabat lo yang satu itu." Sahut Darbian sembari menata mallet- mallet yang berserakkan di atas mejanya.

****

Di lorong yang nampak hening. semua siswa dan siswi sedang sibuk melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Terdengar suara langkah kaki di disepanjang lorong itu, Regal. dengan kakinya yang setengah berlari sedang menuju ruangan di pojok sana. Sesampainya dia di depan pintu itu, entah apa yang tersirat di benaknya, untuk segera mengetuk pintu yang bernuansa coklat kayu itu.

"Ah sial" decaknya.

Regal pun membungkuk dan menjadikan lututnya sebagai tumpuan kedua tangannya. Sembari terengah-engah, dia teringat niatannya untuk datang kesini. Regal, kembali menegakkan tubuhnya. kemudian menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nya perlahan, sembari menormalkan kembali napasnya.

"Tok"

"Tok"

"Tok"

Regal mulai mengetuk pintu kokoh itu, dengan perasaan yang tak bisa dia ungkapkan sedikit pun.

"Ya, Silahkan masuk." Balas seseorang dari balik pintu coklat itu.

Regal mendengar jawaban itu pun, segera memutar handle pintu yang berada di depannya. Lalu memantapkan langkahnya untuk memasuki ruangan benuansa putih berpadu coklat kayu di hadapannya.

Disana, terdapat seorang guru yang sedang bergulat dengan pulpen dan tumpukan kertas putih yang ia miliki.

"Ada perlu apa?" ucapnya, sembari menatap layar laptop yang berisikan materi untuk pelajaran selanjutnya.

"Pak permisi, saya berada di depan bapak bukan di layar laptop." Jawab Regal dengan nada datarnya

Dia pun mulai menarik kursi yang berada di hadapannya, Lalu mulai mendudukan dirinya di atas kursi itu.

"Pak, bagaimana dengan janji bapak?" ujar nya to the point, ia tak ingin berlama-lama berada di ruangan itu, dia tau bahwa pak Nathan tak senang dengan kedatangannya.

Guru itu seketika menghentikan aktivitas-nya, dan mulai menatap wajah laki-laki tegap di hadapannya.

"Saya cape liat kamu kesini terus Regal." ucap pak Nathan mengusap wajah nya kasar

"Kali ini janji tentang apa lagi , gal?" Lanjut laki-laki paruh baya itu.

"Saya juga cape kesini Mulu pak." Balas Regal, sedang mencari posisi enak di tempat duduknya saat ini.

"Haha.. jangan bilang bapak benar-benar tidak tahu?" ujar Regal, menaikan sedikit ujung bibirnya, yang menciptakan smirk khas miliknya.

Regal Dan Catatan Kecil (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang