"Ciee yang diajakin kondangan ke acara ultah Oma-nya Arka. Kemarin-kemarin aja ajakan jalan Lo di tolak dan dia lebih milih ajakan si seleb. Kenapa tiba-tiba sekarang malah elo yang diajak ke acara keluarganya?"
Lira yang sedang sibuk memilih pakaian mana yang akan dikenakannya untuk pergi ke acara ulang tahun Oma-nya Arka menjawab tanpa menoleh ke arah Risty yang barusan mencibir.
"Sebagai permintaan maaf katanya. Makanya gue diajak." jawab Lira enteng.
"Ciaelah lagaknya. Arka ngajak Diandra juga?"
"Waktu gue tanya sih katanya enggak."
"Lah? Aneh tuh anak. Gue pikir ada hubungan. Dasar buaya."
Lira mengedik. "Tau deh."
Sementara Risty asyik nyemil snack sambil nonton video YouTube, Lira masih bingung memilah-milah baju di lemari bagiannya, tapi ia sama sekali tidak menemukan baju yang cocok untuk dipakai pergi ke acara pesta, apalagi pesta ulang tahun Oma-nya Arka yang sudah bisa Lira bayangkan pasti akan banyak para orang tua dan keluarga besar Arka yang berkumpul. Tidak mungkin 'kan kalau Lira datang hanya mengenakkan kemeja dan celana jeans saja? Ditambah yang Lira tau, Arka itu berasal dari keluarga yang berada, jadi cukup seperti tidak tau diri saja kalau Lira memakai pakaian kesehariannya ngampus untuk ke acara ulang tahun Oma-nya Arka.
"Ty, gue pakek baju apaan ya?" tanya Lira akhirnya yang sudah menyerah.
"Lingerie aja."
"Pala Lo!"
Risty tertawa terbahak-bahak. Sementara Lira jadi makin bete. Itu jadi mengingatkan Lira tentang hal tidak bermoral yang sudah Lira lakukan. Tapi meskipun begitu, Lira sudah mencoba berdamai dengan kejadian itu. Yang lalu biarlah berlalu. Lira berusaha berjanji kalau dia tidak akan mengulanginya lagi.
"Lo nggak punya dress emang?" tanya Risty setelah ia puas tertawa.
"Ada dirumah."
"Yaelah, yang gue maksud tuh disini. Ya kali masa' Lo mau jauh-jauh pulang demi ngambil dress Lo yang ada di rumah?"
"Gak ada sama sekali." desah Lira.
Risty berdecak. "Elo mah, lemari isinya cuma baju santai sama ngampus doang. Nolep emang."
"Biarin sih, lagian buat apa gue bawa dress kesini? Disini kan gue cuma numpang kuliah. Nggak bakal kepikiran bakal di undang ke acara pesta-pesta kek gini juga. Kalo dapet undangan ultah temen pun, pakek baju yang biasanya gue pakek ya masih it's oke."
Risty menghembuskan napas lelah mendengar penjelasan Lira yang panjang lebar.
"Pinjem punya gue aja. Bentar gue cariin." ucap Risty yang langsung bangkit dari kasur menuju ke lemari yang dibagi bersama Lira.
"Nah gitu kek dari tadi."
"Yeeee." Risty spontan menoyor kepala Lira.
Selagi menunggu Risty mencari dress untuknya, Lira menggunakan waktunya untuk berdandan, hanya menggunakan krim pelembab ditambah bedak tabur bayi dan polesan lip balm di bibir saja sebenarnya. Lira jarang bahkan hampir tidak pernah berdandan terlalu menor, kecuali saat ia jual diri waktu itu, itu saja Risty yang mendandaninya karena Lira tidak terbiasa dan kurang mahir memegang alat make up. Huft, lagi-lagi semuanya selalu berkaitan dengan hal tidak bermoral yang ia lakukan.
"Nih, gue punya nih satu yang masih cocok kalo Lo bawa party ke acaranya Oma-Oma kaya."
Risty menenteng satu dress berwarna pink. Dengan segera Risty menyuruh Lira untuk mencobanya. Terlihat tampilan dress yang kini telah dipakai Lira tampak pas dan anggun dengan panjang dibawah lutut, berpotongan dada lumayan rendah tapi tidak akan sampai menyembulkan payudara pemakainya, serutan di bagian pinggang yang membuat tubuh Lira tampak slim, serta potongan lengan sesiku yang terlihat lumayan agak mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slept With A Friend's Dad
Любовные романыDemi untuk melunasi hutang akibat kalah dalam taruhan "Siapa yang berhasil mengajak Arka malam mingguan" Lira harus rela menjual keperawanannya untuk satu malam. Namun bagaimana jadinya, jika pria yang malam itu mengambil keperawanannya kebetulan ad...