37. Siap Menunggumu [END]

7.3K 270 12
                                    

Boleh Arka beritahu satu hal?

Arka sangat menyayangi sang Papa. Sejak ia kecil, Bara, Papanya selalu memberikan yang terbaik untuknya dan selalu pasang badan setiap kali Arka mendapat masalah. Papanya adalah pria yang hebat dimatanya sehingga Arka menjadikan Bara sebagai panutan.

Namun ketika ia mendapati fakta jika sang Papa berbuat curang kepadanya. Dari situ, Arka mempertanyakan rasa sayang sang Papa untuknya apakah benar?

Mengapa Papanya tega merebut seorang gadis yang sangat Arka cintai bahkan sang Papa sendiri sebelumnya sudah tau akan fakta tersebut.

Arka sangat berterima kasih kepada Diandra, karenanya, mungkin Arka tidak akan pernah mengetahui jika diam-diam ternyata Papanya menusuk ia dari belakang.

Sebuah kiriman foto di bandara yang menunjukkan Lira tengah berada disana dengan seorang pria yang tak asing bagi Arka membuka awal semuanya. Selama itu Arka bersikap biasa saja seolah tak tau apa-apa, namun diam-diam ia menyelidiki hal yang telah ditutup-tutupi oleh Lira serta Papanya.

Dan puncaknya adalah ketika Arka tau jika Lira akhirnya hamil. Arka yakin seratus persen jika anak yang tengah di kandung Lira tersebut pasti adalah anak dari Papanya. Hubungan mereka rupanya sampai sejauh itu. Arka memang tau jika Papanya merupakan pria yang tidak jarang menghabiskan malamnya bersama wanita panggilan, namun yang tidak Arka sangka adalah mengapa harus Lira?

Rasa sakit hati, kecewa, dan marah melebur menjadi satu di dalam dirinya hingga akhirnya Arka menumpahkan itu semua kepada sang Mama yang kebetulan pulang ke Indonesia karena mendapat kabar pernikahan dari tantenya, Lenny.

Ide persekongkolan pun mengalir begitu saja akibat rasa sakit hati sekaligus dendam. Arka mampu melenyapkan janin Lira dan membuat hubungan antara sang Papa dengan perempuan yang di cintainya itu merenggang karena kesalahpahaman.

Namun karena hal itu, akhirnya Arka mengetahui satu fakta lain yang lebih menyakitkan.

Yaitu, ia bukanlah anak kandung Bara.

Dan disini, di sebuah kafe, mereka berempat ditambah Risty yang mengantarkan Lira, tengah duduk saling berhadap-hadapan.

Bara menatap Arka dan Arini secara bergantian dengan sorot tajam, seolah mengisyaratkan kepada mereka berdua untuk segera membuka pembicaraan.

"Ra, gue minta maaf atas apa yang udah gue lakuin ke elo," Arka menunduk, sudut bibirnya bekas bogeman dari Bara kemarin masih menyisakan sebuah lebam.

"Tante juga minta maaf, Lira." meski sebenarnya sama sekali tidak ada perasaan bersalah di dalam hatinya, namun Arini terpaksa melakukan ini atas desakan dan ancaman dari Bara.

Lira yang sudah dalam kondisi fit mengamati keduanya dengan perasaan campur aduk, terutama kepada Arka. Ia sama sekali tidak menyangka mereka akan tega berbuat semacam ini kepadanya. Meskipun tindakan aborsi itu tercetus dari idenya, namun Arka juga ikut andil dalam mendukung dan memengaruhi.

Lira tau ia juga bersalah karena telah menjalin hubungan bersama Bara disaat Lira tau Arka menyukainya bahkan pernah sampai mengungkapkan perasaannya.

Lira menarik napas panjang dan hanya dapat mengangguk. Sebuah luka dan penyesalan atas perbuatannya membuat Lira sadar bahwa ia tidak pantas untuk mengklaim jika dirinya merupakan seorang korban. Jika dilihat dari sudut pandang lain, mungkin sebenarnya Lira sendirlah yang merupakan penjahatnya. Berawal dari uang semuanya kini menjadi runyam. Membuat hubungan Bara dan Arka menjadi terpecah.

"Jika saja aku masih tega, mungkin aku akan melakukan hal yang lebih buruk dari ini." Bara menatap Arka dan Arini secara bergantian. "Atas kelancanganmu Arini, aku hanya meminta untukmu agar segera kembali pulang ke negara suamimu, hidupmu sekarang sudah jauh lebih baik, tapi dengan sangat tidak tau malunya kamu masih saja mengacau kehidupan orang lain!"

Slept With A Friend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang