"Salira, sudah dua dosen mengadu ke saya. Selama setengah semester ini akademik kamu mengalami penurunan. Absensi sering kosong, tugas terkadang tidak di kerjakan, bahkan UTS lalu ada tiga mata kuliah yang kamu kumpulkan terlambat dari tenggat waktu yang dosen berikan. Apa alasan kamu jadi seperti ini?" Bu Laksmi, sang kaprodi jurusan Ekonomi menyidang Lira di dalam kantornya.
Lira mengaitkan jari-jemarinya dan menunduk.
"Mohon maaf, Bu. Satu bulan ini saya sedang bekerja paruh waktu."
Bu Laksmi mengangkat sebelah alisnya, menatap Lira dengan mata memicing. "Dari jam berapa sampai jam berapa?"
"Jam tiga sore sampai jam sembilan malam, Bu."
"Alasan kamu bekerja?"
"Eum... saya anak rantau, Bu. Rumah saya ada di Garut. Saya disini ngekost. Dan keluarga saya sedang ada masalah keuangan. Jadi saya memutuskan untuk bekerja karena Ayah saya sudah tidak bisa mengirimi saya uang lagi. Uang beasiswa dari kampus tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup saya disini."
Bu Laksmi tampak membenarkan kacamatanya lalu menghembuskan napas dan menyilangkan tangan diatas meja kerjanya yang terbuat dari kaca.
"Oke saya mengerti. Tapi itu bukan urusan saya, pihak dosen yang protes, ataupun kampus. Saya sebagai kaprodi bukannya tidak mau membantu atau apa, tapi kamu sudah dewasa, kamu kuliah sudah pasti tau dan bisa bertanggung jawab dengan resikonya 'kan? Seharusnya kamu bisa memprioritaskan mana yang lebih penting bagi kamu. Kamu juga tau 'kan konsekuensinya kalau sampai IPK kamu nanti anjlok?"
"Iya, Bu saya tau. Beasiswa saya akan di cabut."
"Benar. Dua bulan lagi ulangan akhir semester. Jadi saya harap, selama dua bulan ini kamu bisa perbaiki kesalahan-kesalahan kamu supaya pihak kampus tidak mencabut beasiswa kamu, paham?" ucap Bu Laksmi tegas.
Lira mengangguk pelan. "Baik Bu, terima kasih. Kalau begitu saya mohon undur diri."
"Ya, silahkan."
Lira pun keluar dari kantor Bu Laksmi dengan perasaan campur aduk. Yang di khawatirkan Arka selama ini ternyata benar terjadi. Kuliahnya jadi keteteran, Lira cukup susah untuk membagi waktu. Apalagi selain bekerja sebagai pegawai di toko sepatu, Lira juga masih aktif sebagai seorang joki tugas dan memang usahanya itu lumayan cukup banyak peminat.
Lira menghembuskan napas kasar. Dirinya memang terlalu percaya diri jika bisa menghandle semua ini, tapi nyatanya hari ini ia sudah dapat peringatan. Huft! Memikirkannya jadi membuat Lira lapar. Lira pun ingat, sebelum ke ruangan kaprodi, Arka bilang kalau ia akan menunggu Lira di kantin. Hari ini ada dua mata kuliah yang berlangsung di pagi hari jam delapan tadi, dan nanti jam sebelas siang. Karena mata kuliah kedua masih setengah jam lagi jadi Arka dan Lira memutuskan untuk tetap di kampus daripada pulang.
Salira Ekantara
Posisi ka?Arkano Ekonomi20
kantin nyet, dah selesai Lo?Salira Ekantara
Uda. Kantin mna?Arkano Ekonomi20
BiasaSalira Ekantara
Ok. OtwSalira Ekantara
Pesenin gue soto ayam sama es teh manisArkano Ekonomi20
Yeeeee enak aja nyuruh2Salira Ekantara
-_-Arkano Ekonomi20
YArkano Ekonomi20
Ntar ceritain diapain aja Lo ama Bu Laksmi
KAMU SEDANG MEMBACA
Slept With A Friend's Dad
RomansaDemi untuk melunasi hutang akibat kalah dalam taruhan "Siapa yang berhasil mengajak Arka malam mingguan" Lira harus rela menjual keperawanannya untuk satu malam. Namun bagaimana jadinya, jika pria yang malam itu mengambil keperawanannya kebetulan ad...