Bab 8] kebetulan?

1.3K 109 10
                                    

Di keesokan harinya Jay, Minu dan Shelly pergi ke lokasi yg menjadi tempat berlansungnya acara itu. Mereka masih mengenakan seragam sekolah, berjalan diantara lautan manusia yg berkumpul.

Jay dan yg lain akhirnya bergabung dengan anggota humming bird lainnya, menunggu event khusus yg diumumkan kemarin. Sejak awal kedatangannya banyak sorot mata yg tertuju pada mereka, terutama Jay yg menjadi ace ditim.

Sudah bukan menjadi rahasia umum kalau mereka merupakan salah satu kuda hitam di league of street. Di setiap pertandingan, kemenangan selalu diraihnya. Bahkan di jagat dunia maya pun kru humming bird sangat dikenal.

Tanpa Jay dan teman-temanya sadari, dua orang dengan tinggi berbeda memperhatikan mereka, senyum licik yg menghiasi wajahnya.

Tanpa Jay dan teman-temanya sadari, dua orang dengan tinggi berbeda memperhatikan mereka, senyum licik yg menghiasi wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mereka datang.. pertunjukan hari ini." Gumam sosok itu.

Orang yg disebalhnya hanya melirik acuh matanya mengikuti kerumunan orang didepannya.

Jay dan yg lain menatap bingung dengan secarik kertas yg dibagikan panitia, kertas putih dengan nomor berbeda tertulis disana.

"Tiket ini untuk apa?" Tanya shelly, mata zambrudnya mengamati dengan seksama kertas yg mirip kupon undian itu.

"Mungkin mereka akan membagikan hadiah gratis. kalau dapat roda carbon
Sepertinya bagus haha.." June salah satu rekan setimnya sekaligus senior disekolahnya mengucap candaanya.

Siapa yg tau bukan dia bisa mendapat barang bagus kalau dari kupon aneh ini?

"Haha.. kalau memang ada yg seperti itu aku juga berharap menang." Timpal Shelly. Wajah cantiknya tertawa kecil mendengar lelucon yg dikatakan June.

"Jangan terlalu berharap, sepertinya itu tidak akan terjadi." Vinny yg sedari tadi diam memilih angkat bicara.

"Yah.. apa salahnya berharap ya kan?" Minu membalas ucapan Vinny dengan nada nyolot.

"Berharap dengan sesuatu yg tidak pasti itu, tidak enak." Manik heterochomenya menilirik tajam kearah pemuda berambut coklat itu.

Minu yg merasa ditatap kok mendadak merinding, dia langsung ngumpet dibelakang punggung Jay.

"I-iya." Jawabnya tergagap.

Jay yg ditempeli oleh Minu kena apesnya juga, lihat sekarang mata tajam itu semakin menyipit seolah ingin membunuhnya saja. Dasar minu meyusahkan saja.

"Sana samperin nu, ngapain malah ngumpet anjir." Bisik Jay pada sosok dibelakangnya.

"Gak ah! Kau saja sana yg samperin." Tungkasnya masih berusaha ngumpet dipunggung Jay.

"Ogah, kan urusannya sama kamu bukan aku."

Jay yg kesal dengan temannya itu menyeret tubuhnya menjauh, tapi namanya juga minu dia malah sengaja terus menempel bahkan menautkan lengannya dileher jay, bergelantungan mirip bayi monyet kata Jay.

Love You AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang