Bab 11] statement

1.6K 97 19
                                    

Sudah seminggu semenjak perjanjian itu dibuat tak terkira berapa banyak penderitaan yg harus jay tanggung saat malam tiba. Owen memang bilang dua hari untuk mereka melakukan sex, tapi.. setiap kali ada kesempatan si pirang sialan itu selalu menyentuhnya, entah itu skinship biasa atau perlakuan yg lebih intens.

Jay sendiri bukan orang yg menyukai skinship dia memiliki batasan tersendiri dalam hal itu, tapi kehadiran owen benar-benar menghancurkan tembok pertahannnya. Dia menyentuh jay kapanpun, tak tau tempat entah itu disekolah maupun setelah mereka dirumah.

Tapi berkat itu jay tau fakta penting mengenai choi sangho. Ternyata dialah dalang dibalik semua hal janggal yg dialami kru humming bird selama turnamen ini berlangsung. Pernyataan dari pria gemuk dari kru manga semakin membuatnya yakin.

Jay harus lebih waspada untuk memprediksi pergerakan bajingan itu kedepannya. Tapi sebelum itu dirinya harus bisa lepas dari jeratan iblis pirang yg sangat menganggunya.

Seperti sekarang dia yg ingin merasakan ketenangan menonton tv malah diganggu oleh owen yg memeluknya dari samping, jay mulai malas terus menerus melakukan perlawanan yg tak berarti. Bukanya berhenti yg ada juga owen kesenengan saat jay pukul. Dasar masokis!

Pipinya yg sejak tadi menjadi sasaran empuk, di unyel-unyel lah, cubiti lah, bahkan sampai dimam gak tuh. Dia kira pipi jay itu mochi apa, jika owen lapar dikulkas kan banyak makanan eh ini malah pipinya yg dimam gak tuh_-

"Owen.. udah ih! Aku mau nonton, bisa diem gak?!" Dengusnya kasar, wajahnya masam bibirnya mengerucut sebal melihat sang pelaku yg malah tersenyum tanpa dosa.

"Gak bisa, salah sendiri punya wajah imut." Lelaki itu menarik pundak sempit jay, mengecup gemas seluruh permukaan wajahnya.

Jay mendelik ganas masa cowo tampan sepertinya dikatai imut , tangan jay menjambak surai pirang dengan sepenuh hati, sampai si empunya sendiri meringis kesakitan.

"Berhenti sialan!!" Bentaknya jay, pipinya merah perih akibat ulah owen yg terus mencubitinya dia kita tidak sakit apa?!

"Ululu.. manis banget, sih sini-sini aku sun biar gak marahnya reda." Bibirnya monyong minta dijotos:'v eh salah maksudnya dicium ehehe..

"Najis!" Sarkas jay. Dia beranjak dari tempat duduknya, tapi baru juga melangkah sepasang tangan menariknya.

Tubuhnya terjatuh kedekapan hangat, terduduk diatas pangkuan orang itu. Bau maskulin tercium dihidungnya, aroma citrus yg menyengat, terasa menyegarkan sekaligus menengangkan.

"Nah, kalau gini kan enak." Telapak Tangan besar itu mengelus lembut surai hitamnya, memberi kecupan kecil dipucuk kepalanya.

Ugh, jay ogah mengakui kalau perlakuan owen itu membuatnya nyaman, kepalanya menunduk menyembunyikan rona merah yg menjalar sampai telinga.

Owen tau jay suka ketika dielus kepalanya, bibirnya menyunging senyum saat mendapati anak itu meringkuk dengan kepala yg menunduk malu-malu, sikapnya benar-benar seperti anak kucing kalau begini. Uh.. owen tidak bisa tahan jika jay mulai begini. Dia sudah mendapat jatah kemarin tapi jay yg menggemaskan terlihat mengiurkan baginya.

Sabar yah dek kita cari kesempatan lain kali ಥ‿ಥ

Keheningan diantara keduanya, sibuk dengan pemikiran masing-masing, tapi suasana itu tak berlangsung lama jay merasakan ponsel miliknya bergetar. Melirik kearah layar ponsel yg menampilkan notifikasi pesan dari seseorang.

"Aku ingin keluar sebentar." Jay membebaskan dirinya dari sepasang lengan kekar yg bertengger dipinggangnya.

"Kemana? Apa ada sesuatu yg terjadi?" Owen menatapnya panik, dia masih ingin berduaan dengan kekasih manisnya itu.

Love You AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang