14. Teleofhon

9 4 0
                                    

"napa? Takut? Harusnya hantunya yang takut bukan Lu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"napa? Takut? Harusnya hantunya yang takut bukan Lu." Guyon ku pagi hari.

"jahat." "ayok temenin Aku. Ga berani sendirian ke belakang, nanti di gigit hantu gimana..." ucapnya.

"iyeiye Gua temenin. Udah itu tidur lagi ya. Baru jam satu lewat ini gilak. Matahari aja masih ngorok."

"iya janji."

Haduhh.... begini ya rasanya ketika Kita memiliki adik yang sangat sangat penakut.

Kala itu, Astrid sedang kehauasan. Aku tidak tau kenapa setiap kali Aku ada di sini, pasti saja tengah malem ia selalu ingin minum. Dulu Mama bilang, Astrid itu sangat jarang mau minum dan makan. Tapi semua berubah ketika ia mengenalku. Gilak.. apakah seber-arti itu kah Aku di keluarga ini? tapi kenapa harus membuatku kecewa ya. Tak apalah, mungkin sekarang semuanya sudah berubah.

Jujur saat itu Aku begitu ngantuk sampai tidak sanggup untuk membuka mata dengan lebar. Siangnya Aku sudah sangat lelah dengan banyaknya kerjaan di luar yang menuntut ku untuk bersikap profesional. Beberapa brand mengajak bekerja sama dengan kafe ku, jadi otomatis banyak sekali pertemuan yang dilakukan di beberapa tempat berbeda. Aku tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan besar yang akan membuat nama dan usahaku menjadi lebih berkembang. Jadi Aku akan lakukan semaksimal mungkin untuk hal itu. dan itulah yang Aku lakukan hari ini.

"udah minumnya? Tidur lagi ya. Gilak Lu masih pagi begini selalu haus. Makanya sebelum tidur itu minum dulu empat gelas."

"ya Aku gatau kalau itu harus."

"udah berapa lama Lu hidup di dunia ha? Dua juta tahun sebelum masehi? Masa itu aja gatau." "yaudah ayok tidur lagi. Jangan ngelawan, besok Kita ada kampus jam sembilan. Gua gamau kelamaan nunggu Lu yang kesiangan."

"Kamu tidur juga kan? Kalo Kamu begadang lagi, Aku ga akan mau tidur." ancamnya.

"iya Gua tidur juga nanti."

"jangan nanti. Sekarang."

"iyaa... bawelll." "udah sono ke kamar Lu tidur. Gua mau duduk di pinggir kolam dulu."

Aku tidak tau apakah Aku salah mengucapkan kata, atau ada sesuatu yang membuatnya marah. Tapi tampak kala itu wajah Astrid cemberut ketika Aku meninggalkannya pergi ke pinggir kolam. Sebenarnya tak perlu ku katakan sekali pun mungkin Kalian sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena, tidak mungkin sang Tuan Putri Astrid Vamela Antariksa mau untuk menuruti ku dan tidur di kamarnya. dan ya... itu benar. Ia malah pergi ke kamarnya hanya untuk mengambil bantal leher dan duduk di samping ku di dekat kolam. Aku mulai geram dengan ini. rasanya, kalau Aku benar-benar kakak kandungnya, sudah Aku jitak kepalanya sampe bunyi "tuk".

"yaelah nih bocah. Bener-bener ga ada nurutnya. Malah ikut kesini. Ngapain loh? Entar pagi Kita mau siap-siap kampus. Tidur sono jangan ngelawan mulu." Ucapku geram.

"Kamu nyuruh Aku tidur kan tadi? nih Aku udah ambil bantal. Aku tidur disini bareng Kamu. Aku tau Kamu ga akan pernah berubah. Kamu akan tetap menjadi Semesta yang suka begadang. Dan Aku akan tetep menjadi Astrid yang bawel." Ucap Astrid membaringkan kepalanya di pahaku.

Himpunan Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang