Halooo, sebelum baca jangan lupa vote nya ya biar aku semakin semangat buat ngelanjutin book ini~
---
2 minggu berlalu, hari pengambilan nilai sudah tiba, selama 2 minggu terakhir ini pula Haechan disibukkan dengan jadwal latihan untuk tugas pengambilan nilai bersama kelompoknya. Selama itu pula ia jarang bertemu dengan Jaemin yang diyakini juga sibuk dengan kelompoknya sendiri. Mereka hanya akan bertemu saat malam hari itu pun saat salah satunya sudah tertidur. Bahkan terkadang mereka tidak bertemu sama sekali karena tidak kembali ke kamar ketika keadaan mengharuskan mereka bermalam di ruang latihan.
"Kau gugup?"
Haechan mengangkat kepalanya menatap mata Mark yang memandangnya lembut.
"Sedikit."
Haechan terkekeh sambil memainkan jari-jarinya.Selama 2 minggu yang ia habiskan bersama kelompoknya, hubungan Haechan dan Mark menjadi sangat dekat. Haechan tidak pernah merasa jatuh cinta, namun ia merasa ia semakin tertarik pada pria di depannya itu, ia yakin perasaan tertarik yang dimilikinya melebihi ketertarikan yang dimiliki seorang fans pada idolanya. Ia merasa gugup berada dan berbicara dengan pria yang lebih tua itu.
Mark memegang kedua tangan lebih mungil itu.
"Mau berdoa bersama?"Haechan menatap tangannya yang digenggam dengan wajah menghangat.
"Mau."***
"Apa semuanya sudah berkumpul? Tiap ketua tolong anggotanya dicek apakah sudah lengkap?"
Kedua kelompok yang kini telah berkumpul di belakang panggung memeriksa anggotanya sesuai perintah Ten yang berdiri di tengah ruangan.
"Kalau sudah lengkap, saya akan membacakan peraturan pengambilan nilai. Urutan penampilan akan ditentukan dengan undian yang akan dilakukan oleh kepala sekolah kita dihadapan seluruh penonton dan juri. Penilaian akan diberikan oleh juri kita yang terdiri dari guru-guru di berbagai bidang. Mereka akan menilai vokal, tarian, visual penampilan dan kerja sama tim kalian. Kalian sudah rehearsal tadi jadi seharusnya untuk sekarang tidak ada masalah. Semoga beruntung untuk kedua kelompok."
Haechan menghelakan nafasnya gugup. Ini pertama kali ia tampil di atas panggung di hadapan banyak orang. Ia memandang seluruh teman-temannya yang terlihat sama gugupnya.
"Kalian sekarang duduk dulu di ruangan yang telah disediakan untuk setiap kelompok. Setiap ruangan akan ada TV yang menyiarkan panggung secara live. Gunakan itu untuk mengobserve penampilan kelompok lain."
"Ayo kelompok gw ikut sini."
Haechan mendengar suara Mark yang memanggil anggota kelompoknya untuk mengikutinya. Sebelum benar-benar meninggalkan ruangan, Haechan menangkap Jaemin yang melambaikan tangan dengan heboh sambil membentuk kata 'semangat' tanpa suara dengan mulutnya. Haechan tersenyum lebar kemudian membalas lambaian tangan Jaemin tidak kalah heboh. 'Kau juga semangat!'
***
Haechan kini merasa gugup untuk kelompok Jaemin karena menurut hasil undian, merekalah yang akan tampil pertama.
Haechan menatap layar TV yang menunjukkan anggota kelompok A tengah bersiap di posisi masing-masing.
Musik dimulai, ia mencoba menatap seluruh anggota dengan adil namun tanpa sadar matanya menatap pria jangkung dengan rambut biru yang dengan mudahnya menggerakkan tubuhnya sesuai irama. Mengapa ia tidak menyadarinya sejak awal? Tidak heran pria itu menjadi center grup NCT, dirinya sangat menonjol.
Haechan bahkan bisa mendengar bagaimana penonton bersorak riuh setiap Jaemin muncul."Gila, tuh anak petakilan gitu tapi di atas panggung beda banget vibenya."
Hwall menggeleng-gelengkan kepalanya kagum."Emang gitu anaknya, biasain aja."
Jeno membalas perkataan Hwall sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream High || • Nahyuck
FanficNahyuck/Jaemhyuck Terinspirasi dari drama 'Dream High'