Chapter 7

1.7K 203 2
                                    

Musik memenuhi sebuah ruangan cermin dengan lantai kayu. Terlihat beberapa orang dengan lihai menggerakkan tubuh mereka mengikuti alunan dan ketukan musik.

"Haechan, bukan begitu, kau melakukan gerakan ini terlalu lambat!"
Hwall, pria berkulit putih dengan mata tajam itu memperingati dari sisi ruangan lain sambil menunjukkan gerakan yang dimaksud.

"Ah! Maaf, seperti ini?" Haechan mulai panik dan mencoba memperbaiki gerakannya.

"Tck, kau terus saja melakukan kesalahan yang sama. Menyebalkan."
Seorang perempuan satu-satunya dikelompok menambahkan tanpa memedulikan perasaan Haechan.

"Sudahlah, kita sudah berlatih selama 2 jam, Haechan mungkin sudah kelelahan, kalian juga pasti kelelahan kan? Bagainana kalau kita akhiri untuk hari ini?"
Mark menenangkan Tzuyu yang memandang Haechan sinis.

Setelah mendengar instruksi dari sang ketua, mereka pun membubarkan diri dengan barang mereka ditangan masing-masing.

Mark melihat Donghyuck yang masih membereskan barang-barangnya dengan lemas dan wajah sedih pun mendekatinya.
"Kau tak apa?"
Mark duduk di sebelah Donghyuck yang tengah melipat handuk kecilnya.

Donghyuck mengangguk dengan lemah namun terlihat wajahnya yang tidak menunjukkan kalau ia tidak apa-apa.

"Hei, kalau ada masalah kau bisa ceritakan padaku."

Mendengar perkataan Mark membuat Haechan memanyunkan bibirnya dengan mata berkaca-kaca.
"Aku mengacaukan semua. Aku benar-benar buruk dalam menari."
Bersamaan dengan air mata yang mengalir di pipi gembulnya.

"Hei, jangan menangis, semua orang melakukan kesalahan."
Mark panik melihat mata bulat indah itu terus mengeluarkan cairan bening yang tidak ia suka.
"Aku juga pernah begitu, memang rasanya sulit tapi jangan menyerah, percayalah pada dirimu, kau pasti bisa."
Mark menunjukkan senyumnya mencoba memberi semangat. Tangannya bergerak menghapus air mata yang mengalir.
"Ayo, kalau kau mau aku akan mengajarimu. Ini kesempatan bagus loh, aku tidak biasanya mengajari orang." Mark mengedipkan matanya dan menarik Haechan untuk mengikutinya.

Haechan menatap tangannya yang digenggam oleh Mark ragu.
"Apa hyung tidak lelah?"

"Aku tidak akan lelah untuk membantu orang mengejar mimpinya."

Perkataan Mark membuat hati Haechan menghangat.
Bibir berbentuk hati itu membentuk lengkungan indah.

***

"Jaemin, apa kau tidak lelah? Yang lain sudah pulang semua, sebentar lagi asrama akan ditutup, nanti kau tidak bisa pulang."

"Aku masih ingin latihan hyung, kalau kau mau pulang, pulang saja dulu." Jaemin membalas perkataan Lucas agak berteriak karena musik yang keras dengan sambil terus menggerakkan tubuhnya mengikuti irama.

Lucas mendengus mendengar perkataan Jaemin.
"Serius ya, aku tinggal loh, aku udah masukkin barangku loh, tinggal jalan keluar loh. Serius nih ga mau pulang? Aku udah di depan pintu loh, udah mau buka pintu loh, ud-"
Seketika itu juga sepatu terbang menghantam kepalanya menyebabkan pria kelebihan kalsium itu tidak melanjutkan perkataannya dan memegang erat kepalanya yang berdenyut sakit.
"Ih! Kasar!"

"Mukamu minta dikasarin! Sudah, sana pulang duluan, aku masih mau latihan."
Jaemin mendengus sambil melompat sebelah kaki menuju tempat dimana sepatunya berada.

"Ya sudah, bai bai~ jangan terlalu larut, aku tidak tanggung kalau asrama dikunci."

Lucas pun meninggalkan pemuda Na itu yang tengah sibuk dengan tali sepatunya.

"Dasar menyebalkan." Jaemin memanyunkan bibirnya kesal lalu kembali melanjutkan latihan yang tadinya tertunda gara-gara pemuda kingkong itu.

***

2 jam berlalu, waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.

Tunggu.

12 malam?!

Pemuda dengan bulu mata lentik itu segera bangun dari acara istirahatnya dilantai dingin itu, menyambar tas dan botol minumnya.
Dengan terburu-buru mematikan lampu dan mengunci pintu setelah memastikan seluruh ruangan itu aman.

"Sial, asrama pasti sudah tutup, malah gedung ini udah pada matiin lampu, kalau ada hantunya gimana????" Jaemin merengek sambil berjalan dengan pelan akibat pencahayaan minim dari telepon pintarnya.

Namun sebelum berbelok menuju bagian koridor lain, bulu kuduk nya pun merinding.
Ia mendengar suara pintu tertutup dari koridor itu.
Ia tidak berani lewat, tidak mungkin itu manusia. Manusia gila mana yang jalan-jalan di gedung sekolah selarut ini?
Tunggu, sepertinya ia salah ngomong. Ia tidak gila :)

Mengumpulkan keberanian yang sebesar kacang hijau, akhirnya ia berlari di koridor itu dengan mata tertutup sambil berteriak dengan hebohnya membuat seseorang yang juga berada di koridor itu terkejut dan berteriak tidak kalah heboh sambil berlari menjauh.
Namun dikarenakan kecepatan lari Jaemin yang jauh lebih cepat, Jaemin yang menutup matanya menabrak orang di depannya sehingga terjatuh bersama.

"Aduhh.." orang itu meringis karena tubuhnya ditimpah Jaemin yang jauh lebih besar dibanding dirinya.

Suara ini?

"...Haechan..?"

TBC

Terima kasih sudah menunggu FF ini :"
Maafkan saya karna jarang(banget) up nya.

Thank you for reading, jangan lupa vote dan comment^^

See you next chapter~

Dream High || • NahyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang