Haechan mendudukkan pantatnya di salah satu kursi yang tersedia di kafeteria milik sekolah mewah dimana ia berada, meletakkan makanan yang baru saja ia beli dengan senyuman manis yang terukir. Sedangkan Renjun sedang membeli makanan miliknya bersama Chenle dan teman baru Chenle yang bernama Jisung.
Baru saja Haechan akan menyuapkan sendok pertamanya sebuah nampan berisi makanan diletakkan di depan nampan miliknya.
"Kau lama sekali sih, mana Chenle dan Jisung?"
Haechan mengira bahwa orang itu adalah Renjun sehingga ia terus sibuk dengan makanannya dan bertanya seadanya."Emm.. Donghyuck ssi, apa kau tidak keberatan kalau aku duduk di sini? Meja lain kelihatannya sudah penuh."
Haechan menghentikan acara makannya dan tidak berani menatap orang di depannya itu.
Ia sangat hafal suara itu. Ia tidak mungkin salah.Haechan perlahan mengangkat kepalanya lalu melihat sekeliling dan benar saja, seluruh meja penuh oleh siswa siswi yang sedang menikmati makanan mereka masing-masing.
Tatapannya bertemu dengan tatapan tajam milik Mark, berbeda dengan tatapan milik Jaemin yang lembut.
Tunggu, tidak seharusnya Haechan berpikir tentang Jaemin di depan Mark.Haechan mengontrol ekspresi wajahnya lalu tersenyum manis.
"Tentu saja, duduk saja disini dan panggil aku Haechan saja.""Baiklah, kalau begitu panggil saja aku hyung saja." Mark terkekeh.
"Apa tidak apa-apa kalau yang lain ikut bergabung? Kau tahu maksudku.."Terhipnotis dengan keberadaan Mark di depannya membuat Haechan menganggukkan kepalanya dengan senyuman bodoh di wajahnya.
"Haechan hyung~ maaf membuatmu lama menunggu~" Haechan tersadar mendengar suara lumba-lumba milik Chenle lalu segera memperkenalkan teman-temannya pada Mark.
"Mark hyung, perkenalkan, ini temanku Renjun, dia sekelas dengan kita kalau kau ingat. Sedangkan ini Chenle dan Jisung."
Ucap Haechan dengan semangat."Mark hyung!"
Jisung memeluk pria blasteran di depannya itu.
Chenle yang berdiri di sebelah Jisung merubah ekspresi kagumnya menjadi terkejut sambil menatap pria bermata sipit itu."Kalian saling mengenal?" Haechan menatap kedua pria itu dengan ekspresi yang tidak berbeda dengan Chenle.
"Eung? Kau tidak tau? Jisung adalah adiknya Jae-"
"Markeuri~ kau kemana saja??? Kami bertiga kewalahan mencarimu."
3 pria dengan wajah tampan berjalan mendekati meja makan."Kalian kelamaan sih. Aku sudah lapar." Mark terkekeh melihat wajah memelas milik Lucas.
"Oh, halo hyungdeul!" Jisung menyapa ketiga orang itu dengan semangat. Ia sangat bahagia bertemu mereka terutama seseorang.
Tiba-tiba seseorang itu segera menyerbu memeluk Jisung.
"Jisung-ah!!! Hyung sangat merindukanmu!!! Bagaimana keadaan eomma dan appa? Kau tidak nakal kan selama hyung tidak ada? Bagaimana deng-""Aish Jaemin hyung! Jangan lebay, eomma dan appa baik-baik saja, mereka sangat bangga padamu dan tentu saja aku tidak nakal. Kau boleh percaya padaku." Jisung terkekeh sambil memeluk abangnya.
Ya, abangnya.
Haechan, Renjun dan Chenle membulatkan matanya tidak percaya. Jisung itu adiknya Jaemin. Idol NCT, Na Jaemin.
"Hei, kau baru saja berteman dengan adik seorang idol."
Renjun berbisik pada Chenle yang berdiri di sampingnya dengan mulut terbuka."Aku mana tau." Chenle membalas masih dengan pandangan yang tidak lepas dari kedua kakak adik yang saling melepas rindu.
"Dia terlihat kesepian jadi aku mengajaknya bersamaku.""Oh kalian sudah memesan makanan? Kalau begitu kami pergi memesan makanan kami dulu."
Ucap Jeno."Ayo ayo! Aku sudah lapar." Balas Lucas dengan semangat sambil menarik-narik baju Jaemin pelan.
"Baiklah, jangan menarik bajuku." Jaemin memutar bola mata nya malas.
Matanya menatap Haechan sekilas yang juga sedang menatapnya lalu segera pergi menyusul Lucas dan Jeno untuk membeli makanan.
**
Haechan's pov
"Suaramu sangat unik Haechan-ah, sangat enak didengar. Aku tidak pernah mendengar suara lembut sepertimu."
Mark menatapku sambil mengaduk jus semangkanya dengan semangat."Benar-benar! Kau tau? Saat kau bernyanyi aku serasa seperti bam!!" Lucas yang tengah duduk di sebelah Mark menyetujui. Ia bahkan memperagakan kembali ekspresi terkejutnya membuat Haechan tertawa.
Aduh, aku jadi malu. Bayangkan dipuji oleh idol yang berada di level yang jauh denganmu. Ingin meledak rasanya. Aku yakin wajahku sudah seperti orang bodoh.
"Hei, kau sangat berisik, cepat habiskan makananmu." Jaemin menatap Lucas yang duduk di depannya dengan tatapan tidak suka lalu kembali menyantap makanannya.
Lucas yang dimarahin pun hanya bisa mengerucutkan bibirnya kesal lalu kembali memasukkan makanan ke mulutnya. Ia takut melihat wajah marah Jaemin.
Ada apa dengannya? Ia terlihat sangat mengerikan. Padahal tadi ia terlihat baik-baik saja saat bersama Jisung.
Fakta bahwa ia kini duduk disebelah kiriku membuatku semakin takut.
Apa karna kejadian pagi tadi?
Aku harus meminta maaf."Hei." Aku mencoba berbisik padanya.
Ia menatapku dengan alis mata yang dinaikkan sebelah.
Oh tidak, ia sangat tampan.Tunggu. Bukan itu!
Aku berdehem pelan lalu kembali membuka suara.
"Maaf soal tadi pagi, apa pipimu masih sakit?"Hm? Apa aku baru saja melihat ia menyeringai tipis? Atau hanya perasaanku.
"Ia, ini sakit sekali. Kekuatanmu sangat besar. Susah sekali saat ingin berbicara. Bagaimana aku bisa bernyanyi ya,,"
Oh tidak, aku merutuki diriku karena telah menampar pipi seorang Na Jaemin.
"Maafkan aku," aku menyatukan kedua tanganku di depan wajahku.
"Aku akan melakukan apapun. Oke? Oke? Maafkan aku."Eung? Tidak ada jawaban?
Aku menurunkan kedua tanganku dan di suguhi dengan wajah Jaemin yang tengah menatapku sambil menyeringai.
"Kau benar-benar akan melakukan apapun?"
Oh tidak. Terkutuklah mulutku yang tidak bisa dijaga.
"Kau sudah mengatakannya, tidak boleh di tarik kembali." Jaemin mengedipkan sebelah matanya lalu kembali menikmati makanannya dengan senang.
Aku hanya bisa menatap pria di sampingku dengan tatapan tidak percaya.
Kau sungguh bodoh, Lee Donghyuck. Bisa-bisanya kau mengatakan hal it-
"Jaemin oppa!"
Aku menatap seorang gadis dengan surai hitam panjang dengan wajah cantik menghampiri meja yang tengah kami tempati dengan senyum lebar.
Jaemin yang merasa terpanggil mengalihkan atensi nya pada gadis itu lalu segera berdiri dari tempat duduknya,menghampiri gadis itu dan memeluknya erat.
"Ji-ah! Astaga aku sangat merindukanmu!"
Kau tau? Aku tidak pernah melihat wajah Jaemin yang sebahagia itu.
Siapa gadis itu?
TBC
Maaf kalau ada kesalahan atau typo ;;;
Jangan lupa di vote dan comment!
Thanks for reading^^
See you di chapter selanjutnya~
![](https://img.wattpad.com/cover/248121520-288-k567801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream High || • Nahyuck
FanficNahyuck/Jaemhyuck Terinspirasi dari drama 'Dream High'