5

5.4K 442 9
                                    


Disini dia sekarang, di sebuah restoran mewah yang dia tidak tahu tempatnya dan ditemani oleh dua orang laki-laki tampan yang sibuk menatapinya.

Renjun menghela nafasnya

"menculik ku hanya untuk memandangi ku tuan?"

laki-laki itu tersenyum yang membuat renjun semakin kesal

"sebenarnya aku ingin membuat penawaran menarik untuk mu " ucap salah satu dari mereka

Renjun terdiam menatap kearah mereka

"penawaran?" Tanya renjun

"iya" jawabnya singkat

"kami ingin menjadikan mu sebagai ibu pengganti untuk kami, Ini " ucapnya sambil menyerahkan sebuah amplop yang berisi dokumen perjanjian

"maaf tapi saya...... tidak bisa hamil" ucapnya dengan nada ragu

" lalu bagaimana dengan ini "

sebuah kertas berlogo rumah sakit terpampang dengan namanya, kini ada di hadapannya.

" Tuan! Saya tau anda adalah orang yang memiliki banyak uang tapi bukankah ini privasi saya ?" Ucap renjun dengan nada sedikit tinggi

" renjun jika kau mau menerima tawaran ini bukankah ini sangat menguntungkan mu ?"  Ucapnya salah satu dari mereka

" biaya rumah sakit, utang keluarga mu kan kami tanggung dan kau tidak perlu bersusah payah untuk bekerja di berbagai tempat yang gajinya tidak seberapa" lanjut salah satunya.

Renjun terdiam beberapa saat

" maaf sepertinya saya tidak bisa menerima tawaran ini, mungkin tuan bisa mencari orang lain saja."

renjun berdiri meninggalkan mereka

" Kau yakin? "

Langkah renjun terhenti. Renjun kembali melanjutkan perjalanan. Hingga pengawal yang berada di dekat pintu keluar menahannya.

"Jika kau merasa membutuhkan penawaran ini kau pasti tahu kepada siapa kau berlari kan tuan renjun ?"

" Tentu tuan Jung yang terhormat"
renjun kembali melanjutkan perjalanan.

Renjun membaringkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, kemudian dia melihat kearah langit kamarnya mengingat kejadian yang menjadi awal dari kehancurannya.

Jika dulu dia langsung menerima tawaran itu karena memikirkan tentang Ibunya yang koma di rumah sakit.

kini dia sengaja mengulur waktu untuk melihat seberapa besar pengaruh dirinya terhadap mereka.

Renjun tersenyum ketika mengingat wajah mereka saat dia menolak tawaran itu.

"ini baru awalnya dan aku pastikan akhirnya pun aku yang menentukan" ucapnya sambil tersenyum tipis lalu memejamkan mata indahnya.
































..........

Sudah hampir satu bulan sejak penawaran itu. Renjun jadi sering bertemu dengan mereka entah sengaja ataupun tidak renjun tidak tahu dan juga tidak mau tau.

Kini Renjun sadar satu persatu perkejaan mulai hilang,  juga rumah sakit dan para rentenir mulai menerornya.

Belum lagi dia yang selalu mendapatkan bunga dan hadiah boneka yang dia tebak mungkin salah satu dari para bajingan itu.

Renjun kembali menghela nafas lelah ketika dia melihat sebuah bunga mawar dengan surat berada di depan pintu rumahnya.

Renjun membuka pintu rumah melempar bunga itu dengan asal, lalu membuka surat itu.

Aku harap pagi menyenangkan. aku sengaja menaruh bunga ini disini karena  aku tidak ingin mengganggu.
Semoga kau suka dengan bunga ini 

by J.M

" pagi ku bahkan menjadi buruk karena bunga mu, Lalu tidak ingin mengganggu kata mu ? Kau bahkan sudah mengganggu ku satu bulan rumah ku penuh hanya karena bunga tak berguna mu kau tau?"

Renjun benar benar kesal dengan mereka entah apa yang ada di pikiran mereka.

"Seharusnya Kau kirim saja uang dari pada bunga tak berguna ini "

"sialan aku bahkan sudah terlambat untuk ke restoran "

renjun berlari terburu buru menuju halte bus

"hah! Bahkan busnya sudah berangkat!"

Drrrrrrt

drrrrrt

"renjun?"

" Hyunjin bisakah kau mengantarkan ku ke restoran? Sungguh aku tidak tau lagi dengan siapa aku meminta tolong" rengek renjun

"baiklah Kau tunggu sebentar aku akan segera kesana "

" terima kasih hyunjin"

............

Renjun kembali berlari menuju restoran setelah mengucapkan terima kasih kepada hyunjin karena sudah mau mengantarkannya.

"Huuuuff ke..kena... kenapa restorannya belum dibuka?" Tanya renjun dengan nafas yang masih tersengal-sengal karena habis berlari.

Renjun kembali menegakkan tubuhnya.
"Paman kenapa kau belum membuka restoran bukankah ini sudah sangat terlambat untuk membukanya?" Tanya renjun kembali

karena biasa restoran dibuka Pukul tujuh sedang ini sudah setengah sembilan.

" Renjun sepertinya kita tidak akan bisa lagi untuk melanju...."

Drrrrrrt

drrrrrrt

" paman sebentar"

"renjun beberapa rentenir datang ke rumah mu untuk menagih utang dan mereka bilang kalo kau tidak segera membayarnya maka rumah mu kan diambil" ucap Hyunjin panik

" Apa! "

" hyunjin bilang pada mereka aku akan melunasi semua hutang ayah ku dalam waktu 4 Jam "

" kau yakin? dari mana kau bisa mendapatkan uang sebanyak itu?"

" Aku akan mencoba mencari pinjaman jadi kau tak perlu khawatir"

" emm semoga kau berhasil Jun"

"baiklah akan aku tutup telponnya"

Tut

"paman sepertinya aku harus pergi dulu"

" apa ada masalah Renjun?" Tanya Chanyeol khawatir

" bukan masalah besar paman, kalau begitu aku pergi dulu, permisi." Renjun langsung pergi memanggil taksi.

Belum sempat dia mengatakan tujuannya sebuah handphonenya kembali berdering.

" halo"

" tuan Huang Renjun,  kami dari pihak rumah sakit akan segera menghentikan semua alat bantu ibu anda, karena biaya rumah sakit yang belum semua anda lunasi kami terpaksa akan memulangkan ibu anda. Anda bisa datang untuk melihat ibu anda dan sekaligus menjemputnya."

" Tunggu! Aku akan segera melunasinya tolong jangan cabut apapun dari ibuku sebelum aku datang kau mengerti! " Ucap renjun sedikit keras

" baik tuan saya harap anda bisa melunasinya dalam waktu kurang dari satu hari,  karena sudah terlihat kemajuan pada ibu anda."

Tut

"Sialan ternyata begini cara Meraka, memang benar sekali menjadi iblis tetap iblis " maki renjun

" pak antar saya ke kantor Jung compratition"

" baik tuan "






























***To be continued***
@rennin23





ME LAST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang