7

5.2K 426 10
                                    

Flashback

"Kau terlambat 1 jam haechanie "sapa  Taeyong melihat Haechan yang baru saja datang.

" aku terkena macet mom"

"baiklah semua sudah berkumpul ayo kita to the poin saja" buka jaehyun tipikal orang yang tidak basa basi

Mereka kini tengah berkumpul di ruang tengah

"jadi Mark kalian masih belum berniat memiliki anak?"

" Daddy pernikahan kam..."

"Kalian sudah menikah 3 tahun lamanya masih belum menginginkannya ?"potong jaehyun

"Haechan ya kami mengerti bagaimana posisi mu sekarang tapi bukankah kita juga harus memikirkan masa depan?"

Haechan hanya diam tidak menanggapi ucapan Taeyong

"lalu bagaimana dengan mu Jeno ?"

"Kami sudah punya calonnya hanya tinggal persetujuannya saja " ucap jaemin lancar membuat Jeno menaikkan alisnya.

Memang beberapa hari yang lalu mereka sempat berselisih paham mengenai ini. Namun bukan itu yang membuatnya heran melainkan siapa calon yang di bicarakan jaemin.

"Benarkah lalu seperti dia apakah kita mengenalnya dari mana asal kau tahu itu?" Tanya jaehyun

"teman ku yang merekomendasikan dia dan kata temanku dia orang yang baik" balas jaemin

sedangkan Jeno hanya menyimak memperhatikan setiap pembicaraan jaemin yang membuatnya penasaran.

Jaemin bukan orang yang dengan gampangnya percaya atau terpengaruh oleh ucap orang lain dan itu yang membuat Jeno penasaran.

.............

Seusai pembahasan tadi jeno masih diam dan Hanya mengikuti Jaemin, dan mereka berada di kamar Jeno di rumah orang tuanya.

Tak

jaemin melempar amplop ke meja tempat jeno duduk, Jeno membuka dan membaca kertas itu, membuat dia terkejut bukan main.

Bagaimana tidak kertas itu berisi informasi mengenai seseorang yang selalu bersarang di pikirannya.

"Dari mana kau mendapatkan ini ?" Tanya Jeno sambil terus memperhatikan kertas itu

"dari temanku"jawab singkat jaemin

"lalu aku akan percaya?"

jaemin menoleh ke arah Jeno

" katakan padaku teman mu yang mana yang memberikan ini?"

Jaemin diam dan menatap mata Jeno

" dr. Eunha yang berada di rumah sakit Kim Sohyun, dia bilang kalo orang itu selalu kesulitan untuk membayar biaya perobatan ibunya dan kemudian dia menawarkan orang itu untuk menjadi ibu pengganti bila aku menginginkannya "jelas jaemin.

Jeno mengalihkan pandangannya ke arah kertas itu kembali lalu meletakkannya di atas meja

" kau bilang dia belum setuju?"

"Aku belum menanyakan ini padanya"

" kau Sudah bertemu dengannya?" Tanya Jeno

"sudah di rumah sakit itu "

jeno tersenyum miring melihat kertas yang berada di kursi itu.

Beda dengan Jeno dan Jaemin yang memilih untuk menginap di rumah orang tuanya Mark dan Haechan lebih memilih untuk pulang ke rumah mereka

" menurut mu harus kita mencari seperti Jeno dan Jaemin?" Tanya haechan kepada Mark yang tengah fokus ke laptopnya.

" Itu terserah padamu jika kau mau kita bisa mencarinya"

haechan terdiam dan kembali menyandarkan kepalanya di bahu mark.

pikirannya melayang menginginkannya tentang pelayan restoran yang selalu di kirimkan boneka, senyumnya terbit membayangkan senyum dan ramahnya pelayan itu menyapa.

Tak jauh berbeda dengan haechan, mark pun sama membayangkan orang yang sama, yang setiap pagi selalu di kirimkan bunga mawar. 













































.............

"Kau yakin renjun?" Tanya felix kembali

sedang renjun masih dengan santainya mengemasi barang-barang yang akan di bawa nanti.

"Felix kau sudah bertanya sebanyak 9 kali apa kau tidak bosan ?" Felix menutup mulutnya saat ingin menanyakan kembali.

Setelah kepulangannya dari rumah sakit renjun menceritakan tentang kejadian kemarin yang membuat felix terus saja mengumpat pasangan itu .

"Huuuuff aku akan kesepian sekarang"lirih felix

"ayolah masih ada hyunjin buat dia sedikit berguna "

" tidak mau dia tidak mengerti apa pun tentang ku, tak bisa kah kau tinggal disini saja ?"

"Tidak, kami sudah membuat kesepakatan"

"kau tega meninggalkan ku di sini sendiri?"

"Lalu aku kau anggap apa?"tanya hyunjin yang tadinya hanya diam kini angkat bicara

"kau! Kau bahkan tidak bisa diandalkan saat aku meminta mu untuk masak ramyeon saja bisa gosong beserta pancinya" renjun tertawa melihat pertengkaran antara hyunjin dan felix.

"injunie Kau tertawa saat aku diejek olehnya? Waw kalian memang sekongkol untuk mengejek ku ya ?"

Renjun dan felix kembali tertawa melihat wajah hyunjin yang minta di tampol.

Renjun terdiam menatap sahabatnya itu, dulu mereka tiada karena membantunya untuk pergi dari para bajingan itu.

kini dia tidak akan membiarkan mereka tiada di tangan yang sama  renjun telah  bersumpah untuk itu.

Tak lama kemudian sebuah mobil berhenti di depan rumahnya, renjun tau itu merupakan orang suruhan Jeno supir yang sama yang mengantarkannya pulang kemarin.

"Tuan, mari tuan Jung telah menunggu"ucapnya ramah

renjun menarik nafasnya panjang lalu menghembuskanya pelan

"baiklah renjun saatnya masuk ke kehidupan mereka agar kau bisa membalas Semuanya" batin renjun menguatkan

Renjun berbalik dan memeluk kedua sahabatnya itu

" berjanjilah kau harus tetap tersenyum di sana aku dan felix kan coba mengunjungi mu kau bertahanlah oke?"

"Emmm tolong jaga ibuku, aku mungkin akan jarang mengunjunginya mengingat kesepakatan yang mereka buat."

"Tentu" mereka berpelukan erat

"sudah kenapa kalian menjadi melow begini? Kalo kalian terus begini aku tidak bisa pergi dengan tenang ayolah aku hanya pergi ke rumah mereka bukan ke neraka"

"Kau tau rumah mereka itu sebelas dua belas dengan neraka" renjun tertawa terbahak-bahak

"benar tapi kali ini aku yang akan menciptakan neraka itu"





















***To be continued***
@rennin23

ME LAST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang