25

2.9K 268 10
                                    

Jaemin terbangun lebih dulu matanya menatap wajah manis sosok mungil di dekapan. cantik, tenang dan nyaman. bahkan saat tidur dengan keadaan berantakan saja renjun tetap terlihat cantik dan menggemaskan.

Mengelus pipi Gembil itu dengan lembut, rasanya hangat mulai menghampiri nya, jantung nya berdebar hanya dengan membayangkan kegiatan mereka semalam, senyum lebar terpancar di bibirnya, Renjun benar benar berbahaya bahkan dia sekarang seperti orang gila hanya dengan memikirkan kegiatan panas mereka semalam.

" Aku bahkan belum pernah melihat kau tersenyum seperti itu kepada ku"  ucapan Jeno menyadarkan dirinya

" benarkah? Dia benar benar sangat manis " Jaemin mengecup bibir renjun 

Jeno mengangkat kepalanya menupu pada tangannya. Dia tersenyum hingga matanya menghilang mengelus rambut halus milik Renjun dengan lembut dan mengecup kening renjun. Renjun mulai membuka matanya perlahan, mata yang penuh Dengan binar bintang itu mulai terbuka. Pandangan pertama yang dia lihat adalah wajah Jaemin yang kini tersenyum manis menyambut kebangunan nya.

" kau sudah bangun hm?" Tanya Jaemin sambil menyingkirkan poni Renjun dengan lembut

" apa kalian sudah puas ? " Lirih renjun tangan Jaemin berhenti matanya menatap dalam Renjun

" injunie dengar aku tidak ingin membahas nya oke" jawab Jaemin

" kenapa? Kenapa kau tidak ingin membahasnya? Apa karena yang kalian inginkan sudah tercapai? " Air matanya mulai menetes

Jeno mendekap erat Renjun bermaksud menenangkan renjun. Yang didekap memberontak melepaskan diri . Jeno membalikkan tubuh Renjun menjadi kehadapan nya.

" Apa aku sudah bisa mengakhiri ini ?" Tanyanya pada Jeno

" apa setelah aku selesai dengan kontrak ini aku bisa bebas? Bisakah aku terbebas dari kontrak ini? Kenapa kalian melakukan ini  ? Apa kesalahan ku begitu besar? Apa aku merugikan kalian? Bagaimana dengan nasib ku kedepannya? Bagama..."

Tidak mampu memjawab dan Jeno hanya mampu menyatukan bibir mereka lalu melumat bibir renjun dengan tergesa, memastikan perasan renjun agar lebih tenang Jaemin juga mendekapnya dari belakang dengan erat.

" Tidak, kau tidak bersalah sayang kita melakukan ini karena memang takdir kita. Tidak ada yang salah dalam ini nasib mu akan baik baik saja jika kau bersama kami kau dengar" ucap Jeno

Renjun terkekeh mendengar penuturan Jeno itu berarti dia akan sama seperti dulu, disembunyikan, dibuat menderita lalu dibinasakan. Renjun melepaskan pelukan itu dengan keadaan naked dia  berjalan menuju kamar mandi tanpa memperdulikan mereka

" tuan bisa kah aku bebas setelah kontrak ini? Perjanjian kita hanya sampai aku melahirkan keturunan kalian bukan? Lalu aku akan pergi berpura pura tidak mengenal kalian membiarkan kalian hidup bahagia dengan anak itu. Bisakah itu aku lakukan? "

" ...Semoga itu cepet terjadi sehingga perasaan ku tidak terlalu jauh" sambung Renjun lalu menghilang di balik pintu kamar mandi

Mereka hanya diam ada perasaan tidak rela Setiap kata perpisahan itu terlontar dari bibir ranum Renjun, jantung mereka berdetak lebih cepat seolah tidak terima. Kata-kata Renjun selalu bisa mengobarak Abrik emosi mereka.

...............…………………

Renjun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrode matanya menatap pasangan itu yang kini berada di balkon kamar mereka. entah apa yang mereka diskusi kan itu tidak terlalu penting. Tapi Renjun buru buru mengambil ponselnya yang sempat dibanding oleh Jeno

" sialan seenaknya membanting! Mereka kira ini tidak mahal apa " Renjun menatap nanar ponselnya. tanpa berlama-lama dia mengambil kartu memori miliknya lalu memasukkan itu kedalam tasnya, dia bersmirk menatap pasangan didepannya.

ME LAST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang