34

3.1K 217 44
                                    

Mereka masih terdiam lalu renjun bergerak mengambil sesuatu didalam nakas lalu meletakkannya tepat di hadapan mereka. sebuah surat dan gambar dengan background hitam putih yang menampilkan gumpalan kecil. Iya itu adalah hasil usg renjun. Mata mereka sedikit kaget dengan ini.

Sebenarnya kehamilan ini bukan hanya untuk mengamankan posisinya Tapi juga cara  agar membuat mereka tersiksa dengan kehamilannya. Semakin stres menghadapi orang tua mereka yang terang terangan menentang dirinya untuk menjadi bagian dari mereka .

Dia  juga tidak perduli jika nantinya dia akan dibuang oleh mereka lagi, saham miliknya dan uang tabungan serta aset yang dimiliki nya sudah cukup untuk kehidupan dia, anaknya dan juga ibunya nya.

Tidak masalah berpisah dengan mereka asal mereka yang menjadi penyebab kehancuran keluarga ikut merasakan hal yang sama. Dia juga sudah mendapatkan informasi jika keuangan perusahaan Choi saat ini sedang sekarat.

"Kenapa? Tidak senang jika aku hamil, Masih belum terlambat jika kalian ingin menyingkirkan nya, usia nya masih dua bulan." Ucap renjun santai. Ucapan renjun memang santai saking santainya hingga membuat mereka tidak tahu harus berkata apa

" Kalian bisa buat janji temu dengan Dokter besok, aku akan datang untu..." ucapan renjun terhenti ketika Jaemin dengan lembut mengusap perutnya.

"Terima kasih telah hadir, Daddy akan menunggumu keluar untuk melihat dunia ini. Baik baik di sana,  jangan terlalu merepotkan mamamu ya." Jeno tersenyum kemudian mengecup perut dan bibir renjun.

Sekarang ganti renjun yang membeku diam seolah tidak percaya dengan respon yang diberikan oleh Jeno dan Jaemin. Dia pikir diakan dimarahi dan di pukul lalu diseret ke rumah sakit untuk melakukan aborsi kemudian dicampakkan begitu saja. Namun apa ini. Sungguh diluar dugaannya.

" Dia sehat kan ? Jaga dia dengan baik, sudah periksa ke Dokter? Kapan jabwal pemeriksaan selanjutnya" tanya Jaemin lembut sambil terus mengusap perutnya terkadang sesekali membubuhkan kecupan ringan.

"Tentu, aku sudah memeriksanya dua Minggu yang lalu saat menemani ibu kontrol. Saat itu aku sempat pusing lalu ibu menyuruh ku untuk diperiksa Dokter. Dokter menyuruh ku melakukan tes dan hasilnya positif. Tuan, ini anak kita." Ucap Renjun dengan nada merajuk

jaemin terkekeh gemas lalu mengeratkan pelukannya pada renjun sedang Jeno mencubit pelan hidung renjun lalu mencium bibir lembut itu,

"Kami tahu sayang, karena tidak akan ada yang berani memasuki mi selain kami. Kamu sudah mulai merasa mual atau sebagainya? atau kau ingin sesuatu? Kata saja jika kau ingin" ucap Jeno yang masih betah memainkan hidung nya .

"Tidak, hanya pusing saja. Aku akan katakan jika memang menginginkan sesuatu, sekarang aku hanya ingin dipeluk saja. Bokong ku sedikit sakit karena dimasuki dua penis tadi" ucap renjun frontal

"Ucapan semakin frontal saja baby. Apa kami harus memberi hukuman untuk mulut mu juga ?" Mereka langsung memejamkan mata sambil memeluk Renjun dengan erat. Memejamkan mata dengan pikiran yang sedang bercabang.

Mereka memang memilih mengalah dan menerima keputusan renjun saat ini. Tidak ada alasan untuk menolak saat ini lagian bagus ini yang mereka harapkan masalah orang tua mereka mungkin mereka akan memikirkan jalan lain saja. Saat ini mereka hanya ingin menikmati kebersamaan dan kehangatan yang terjadi sekarang.

.....…………………………………

" Tuan apa investor terhadap perusahaan Choi tetap di lakukan? " tanya sang bawah

" Kau sudah tau, kenapa masih bertanya" ucapnya sambil meminum winenya

" Saat ini perusahaan itu sedang dilanda sedikit krisis " jelasnya lagi sebenarnya dia juga tidak terlalu mengetahui kenapa sang atasan memilih menjadi investor di perusahaan yang sedang kritis bahkan dia mengambil harga yang cukup tinggi hanya untuk mengakuisisi beberapa orang di perusahaan itu

ME LAST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang