Mujin mengunjungiku kesini setiap dua minggu sekali. Ia terbang menggunakan jet pribadinya. Seringkali Mujin juga sangat sibuk sehingga komunikasi kami tidak bisa terlalu sering dan intens. Tapi sebelum tidur Mujin pasti menyempatkan untuk meneleponku.
Selama hampir dua bulan Mujin menjadi pacar yang baik. Terus terang saja ia memang posesif, ia banyak sekali mengaturku, bukan hanya soal pekerjaanku tapi lebih parah soal teman pria yang sering dekat denganku, tapi aku senang dan aku menikmatinya. Aku terkadang merasa gemas dengan sifatnya yang satu itu. Bagaimana bisa seorang Choi Mujin yang tampan dan menawan bahkan mendekati sempurna adalah pria yang sangat amat pencemburu? Aku tidak pernah tahu soal itu sampai aku menjadi pacarnya. Menggemaskan.
"Yeoboseyo?"
Aku mencoba mengangkat telepon secepat mungkin karena meetingku selesai lebih lama daripada yang dijadwalkan.
"Apa kamu sesibuk itu?" tanya Mujin, belum apa-apa dia sudah menyerang.
"Mianhae. Aku juga tidak tahu kalau ternyata materinya sangat banyak. Maaf aku juga tidak sempat mengabarimu dari malam kemarin, ya?"
Komunikasi kami terakhir adalah bertukar pesan kemarin malam, sekitar jam 7 malam lalu aku ketiduran tanpa sempat mandi.
"Apa aku satu-satunya yang berusaha di sini?" ungkap Mujin kesal.
Kiyowo. Ia lebih menggemaskan dari anak kecil.
"Aigo, mianhada jagi. I'll make it up to you, okay? Jangan marah, aku tidak mau bertengkar denganmu. Aku tidak suka."
"Tsk. Memangnya seberapa besar usahamu?"
"Hmmm...."
Sial. Pertanyaannya membuatku memutar otak. Benar juga. Bagaimana aku bisa menebus kesalahanku kalau aku sedang sibuk begini?
"Sudahlah. Menunggumu berpikir terlalu lama. Keluarlah."
"Keluar kemana?"
"Turun sekarang."
"Hah? Ada apa sih?"
"Turun agar kamu bisa melihat."
"Ke lobby kantorku?"
"Kamu bisa berpikir tidak sih?"
Aku terkekeh. Pacarku kalau sudah kesal akan lebih menyebalkan daripada ABG yang sedang ngambek. Mungkin dia mengirimkan sesuatu yang dilarang dibawa masuk oleh petugas keamanan untukku.
"Arasseo. Tunggu, aku akan mengantri masuk lift ya."
"Eoh."
Choi Mujin pernah menyuruhku turun ke lobby seperti ini sebelumnya, dan ternyata ia membelikanku sebuah mobil karena mobilku yang lama mogok total di perjalanan ke kantor. Benar-benar tidak masuk akal. Padahal aku tinggal membawanya ke pusat servis. Tapi, setiap hal yang dia perbuat tidak pernah gagal membuatku tersenyum. Tetap saja, jangan sampai ia mengulangi hal yang sama.
Aku tiba di lobby dan sepertinya aku melihat sosok yang familiar yang sedang berdiri di luar pintu masuk, asap rokok menutupi wajahnya. Tapi tinggi badan, postur berdiri serta setelan jas itu, aku yakin betul siapa pemiliknya. Senyum wajahku tidak bisa kukontrol. Inilah kejutan yang sesungguhnya. Setengah berlari aku berjalan keluar. Aku berhenti tepat di depannya. Ia mematikan rokoknya dan tersenyum balik kepadaku.
Mujin berjalan ke arahku, memegang wajahku hangat dan menempelkan bibirku di bibirnya.
"Sayangku. Repot-repot sekali kesini, baru beberapa hari yang lalu kamu kesini," ujarku, melingkari pinggangnya dengan kedua tanganku. "Aku tidak mengganggu pekerjaanmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends [Choi Mujin] - Completed
RomanceKetika sepasang teman dekat terikat dalam status hubungannya, yang kemudian berubah hingga membuat mereka terjebak dengan perasaan masing-masing. Main Character: Park Hee Soon as Choi Mujin You as Kim Min A