-Tiga-

2.2K 374 27
                                    

Jangan lupa vote dan komennya agar Anne selaku penulis bisa semakin semangat publish cerita, ya💛
Selamat membaca<3




"Apa kau yakin bocah itu akan memakannya?" Mengangkat dagu dengan angkuh, pria itu bertanya pada keenam suruhannya.

Ruangan serba hitam dan terdapat sebuah figura besar. Didalam foto itu terdapat visual yang pria dan perempuan cantik tersenyum manis menatapnya.

"Saya yakin. Anak tunggal keluarga Nakamura itu akan memakannya. Bocah pink itu menyukai buah blueberry, warna macaroon ini serupa dengan warna buah kesukaannya. Dia akan memakannya dengan lahap." Ujarnya.

"Cih. Rambut mereka sampai sama, lalu mata biru itu menurun dari pria sialan itu. Membuatku muak saja." Decih pria itu.

"Racun itu akan membuat kinerja tekanan darah di paru-paru dan di sisi kanan jantung terlalu tinggi. Ketika arteri di dalam paru-paru tersumbat, jantung harus bekerja lebih keras untuk mendorong darah melalui pembuluh tersebut. Hal ini dapat meningkatkan tekanan darah yang akhirnya melemahkan jantung bocah itu."

Salah satu pesuruhnya itu menyeringai keji, "anak itu akan mati."

"Baguslah." Si pria berjas bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju figura besar itu. "Itulah yang akan didapatkan karena berani merebutnya dariku."

"Aku tidak peduli siapapun orangnya, memiliki kedudukan tertinggi di Jepang aku pun tidak peduli."

"Orang yang merebut pujaan hatiku, harus mati." Desisnya.

"Jika aku sulit menyentuh orang tuanya, maka anaknya yang kujadikan tumbal."



(name) menatap deretan makanan manis dari berbagai penjuru negara yang tersaji di depan matanya. Ada macaroon, pudding, black forest cake, chocolate chip cookies, muffin blueberry, American pie, mochi, black forest cherry torte, dan dessert enak lainnya.

Dirinya diawasi oleh Anneliese dan Yosa selagi kedua orang tuanya menyapa para tamu di ballroom. Azusa tidak menemani keduanya, karena ia sudah kembali pada tugas yang sesungguhnya, menjadi sekretaris Kazuhiro.

"Ann, menurutmu aku harus makan yang mana?" Tanya (name) tanpa mengalihkan pandangannya.

"Menurut saya, ojou-sama memakan dessert yang belum pernah anda coba. Selama ini anda hanya memakan yang rasa blueberry, mengapa anda tidak mencoba crème brulee khas Prancis?" Anneliese menyamakan tingginya dengan si gadis kecil seraya menyuguhkan dessert yang dimaksud pada (name).

"Aromanya wangi sekali," tutur si nona muda dengan wajahnya yang merona. "Ada wangi vanilla!" Serunya.

Anneliese terkekeh sebentar. "Silahkan mencobanya," kata si pelayan wanita.

(name) mengambil sendok yang disediakan Anneliese, mengambil sepotong kecil krim panggang dengan sendok, lalu menyuapkannya ke mulut.

"Hmm!!" (name) memejamkan matanya sambil tersenyum.

"Enak, bukan?"

(name) mengangguk semangat. Ia terus menyendok kue krim panggang hingga tandas. Anneliese tersenyum geli kala melihat nona mudanya berbinar-binar. Anneliese sudah di jelaskan oleh Azusa mengenai rencana Reo mengingat Hayashi sulung itu menguping pembicaraan dua bocah kecil beberapa hari yang lalu. Wanita berdarah Jerman ini sangat senang saat mengetahui hubungan kedua orang tua dengan gadis kecil pink ini sudah membaik.

Our ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang