-Sembilan-

1.8K 311 116
                                    

Jangan lupa vote dan komennya agar Anne selaku penulis bisa semakin semangat publish cerita, ya💛
Selamat membaca<3




Suasana yang berat dan canggung tidak menghalangi (name) untuk tetap berseri serta antusias memakan makanan manis di salah satu pusat perbelanjaan ternama di Jerman.

Ketiga orang tersebut sudah mengelilingi mall selama 3 jam dengan konteks mencarikan pakaian untuk Yosa sesuai janji (name).

Sebenarnya, (name) dan Yosa ingin mengelilingi Jerman, tetapi pemuda tato mawar biru itu justru mengintili keduanya. (name) pun mengizinkan Kaiser untuk ikut jalan bersama.

Tanpa disadari, Yosa terus melempar tatapan membunuh kepada Kaiser, sebab lelaki itu seperti predator berbahaya tingkat akhir yang ingin memakan nona mudanya.

Emosi Yosa kian mencapai batas acap kali Kaiser tersenyum lebar (baca: cabul) melihat ekspresi (name) yang pipinya menggembung karena mengunyah. Dimata Yosa, ekspresi nona mudanya itu memang menggemaskan, tetapi sebagai pria yang usianya matang, Yosa bisa membaca isi otak kotor Kaiser dengan mudah.

"Hilangkan senyum cabul itu, Michael."

"Hm? Aku hanya menikmati pemandangan di depanku ini." Jawab Kaiser acuh.

(name) mengusap bibirnya dengan tisu, "apa kalian tidak lapar? Aku saja sudah menghabiskan tiga porsi rote grütze, lho." Pada dasarnya rote grütze merupakan puding yang terbuat dari buah berry seperti strawberry, raspberry, blackberry, blueberry, cherry, serta kismis merah, dan kemudian di atasnya dihiasi dengan saus vanilla, krim segar dingin, krim kocok atau es krim.

Gadis itu memakan dessert manis atas saran dari Yosa yang mengetahui dessert enak dari kakaknya mengingat Azusa suami dari Anneliese, perempuan murni berdarah Jerman.

"Melihatmu makan sudah membuatku kenyang." Kaiser menyentuh punggung tangan (name) yang berada diatas meja. "Atau ... aku boleh memakan yang lain?"

"Makan yang lain?" (name) memiringkan kepalanya bingung. "Ya tinggal pesan saja, bukan?"

Jduk!

Kaiser refleks menjedotkan keningnya di meja makan.

"Astaga! Apa kau baik-baik saja?" Tukas (name) khawatir. Gadis itu sampai berdiri dari posisi duduknya guna memastikan apakah Kaiser baik-baik saja setelah kejedot; sengaja.

"(name)," panggil Kaiser pelan.

"Kenapa? Apa kepalamu sakit? Atau astaga! Kau geger otak!!"

Yosa menatap nona mudanya sweatdrop, "tidak, (name). Orang ini tidak mungkin geger otak, sejak awal otaknya saja yang memang tidak ada ditempat."

(name) menoleh ke Yosa dengan tatapan terluka. "Kita harus bawa Kaiser ke rumah sakit! Kalau dia mati gimana, Yosa-san?!"

Astaga. (name) benar-benar panik.

Sret—

"!!!"

Alis Yosa berkedut, urat-urat emosi mencuat di pelipisnya saat Kaiser menarik (name) hingga terduduk diatas paha si pria.

(name) terbengong.

Ia seperti pernah mengalami kejadian ini dengan ...

Puuuff!

Gadis gulali itu merona hebat saat memorinya berputar dimana Reo mengutarakan janji beserta menciumnya dengan penuh kasih.

"A-a-a—" (name) benar-benar gugup dengan posisi ini.

Our ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang