-Tujuh belas-

1.1K 196 43
                                    

Jangan lupa vote dan komennya agar Anne selaku penulis bisa semakin semangat publish cerita, ya💛
Selamat membaca<3



Tatapan penuh sesal terpancar pada manik biru jernih gadis surai merah muda. Didalam sana, dokter masih mengatasi luka-luka yang terlihat jelas di mata, membuat rasa khawatir (name) tidak berkurang. Tangan kecilnya terkatup di depan sambil terus merapalkan doa dalam hatinya, berharap kedua mata Yosa terbuka sadar.

"(name)-ojousama ..." Suara lirih seorang perempuan yang sangat dikenali membuat tangis gadis surai pink semakin menjadi. Tubuh kecilnya merengkuh tubuh Anneliese yang sedang hamil anak kedua dengan hati-hati, takut menyakiti sang janin yang ingin lahir.

"Ann, aku takut. Yosa-san ... dia mendorongku agar aku tidak celaka. Seharusnya, aku yang di posisi Yosa-san. Seharusnya, aku tidak berlari. Seharusnya, aku tetap berjalan dengan Yosa-san. Ann, ini semua salahku." Racau (name) sembari menangis.

Anneliese menggeleng pelan. Tidak membenarkan celotehan nona mudanya. Anneliese paham bahwa mental (name) terguncang karena melihat kecelakaan didepan mata.

"Itu semua tidak benar. Yosa-san melakukan itu karena dia sangat bertanggung jawab dengan tugasnya menjadi pengawal anda, ojou-sama." Ucap Anneliese lembut sembari terus mengusap rambut pink (name) yang mencapai bahu. Tetapi, di sisi lain, Anneliese bersyukur bahwa tidak terjadi sesuatu pada diri (name).

'Terima kasih, Yosa-san. Cepatlah sadar.' Dari lubuk hati Anneliese Jurgen—atau Hayashi Anneliese— terdalam, ia berterima kasih kepada pria yang masih terbaring tak sadarkan diri.

(name) tidak bisa menghentikan isak tangisnya. "Aku sangat takut, Ann. Aku tidak mau terjadi apapun pada Yosa-san. Dia orang yang sangat berarti di hidupku. Aku takut kalau Yosa-san melupakanku karena kecelakaan hari ini. Jika hal itu terjadi, apa yang harus aku perbuat? Aku tidak punya teman lagi." Dirinya semakin menangis.

Anneliese semakin panik, sebab isak tangis (name) semakin kuat. Wanita tersebut bisa merasakan dengan jelas tubuh nona mudanya yang gemetar.

"Yosa-san bersedia melakukan apapun untuk melindungi anda. Dia rela menjadi cemoohan masyarakat demi melindungi anda. Itu semua Yosa-san lakukan karena itu sudah menjadi tanggung jawabnya. Yosa-san juga bersedia mempertaruhkan nyawanya untuk anda, (name)-ojou." Lanjutnya.

"Anneliese ... ojou-sama ..."

(name) mengangkat wajahnya ketika melihat Hayashi sulung. Azusa tidak sendirian. Dibelakangnya ada seorang gadis kecil usia 4 tahun menarik baju Azusa dari belakang. Manik bocah itu menatap (name) malu-malu. Terbesit di pikiran (name) untuk menyambut keponakannya dengan pelukan hangat, tetapi untuk saat ini gadis pink itulah yang membutuhkan sebuah pelukan.

Melepas dekapan Anneliese lembut, kemudian menghampiri Azusa takut-takut. Tatkala ingin membuka mulut, (name) tersentak saat merasakan tepukan pelan di pucuk kepala.

"Adikku itu, ya ... sangat mementingkan anda melebihi apapun. Dia sangat menghargai tuan, nyonya, dan juga anda. Apabila ojou-sama menyalahkan diri sendiri, maka Yosa menganggap dirinya belum melaksanakan penuh kewajiban untuk menjaga anda. Jadi, jangan pernah menyalahkan diri anda lagi, ya?" Ucap Azusa seakan mengetahui isi kepalanya.

(name) mengangguk patah-patah sembari menahan isak tangisnya agar tidak keluar. Setelah agak tenang, gadis itu menanyakan kedua orang tuanya yang tak kunjung terlihat.

Our ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang