Pagi harinya, warga di perumahan melakukan aktivitas seperti biasanya. Berjalan santai diluar rumah, mencuci mobil, bermain, berjoging di area dalam perumahan dan aktivitas lainnya. Para warga melakukan aktivitas-aktivitas tersebut seperti tidak mengetahui kalau diluar camp perumahan sana dunia sedang hancur karena wabah zombie. Beruntungnya para warga di perumahan ini masih terbilang cukup aman karena tidak perlu susah-susah untuk survive diluar sana dan masih bisa berkumpul dengan keluarga.
Seperti sekarang ini, keluarga Montgomery sedang berkumpul di rumah mereka yang terlihat masih sangat bersih dan rapi. Damian sedang tidur di sofa yang dimana didekatnya ada Jennifer dan Hugo sedang bermain bersama. Sedangkan Joan tengah sibuk memasak sesuatu untuk kakaknya karena ia tau bahwa kakaknya saat ini pasti belum bangun. Jadi ia berniat untuk mengantarkan makanannya ke rumah Millicent yang tak jauh dari rumah mereka.
Jennifer memberikan adiknya sebuah krayon berwana biru. Lalu ia tersenyum jahil sambil melirik ayahnya yang sedang tertidur di sofa. "Hugo." Panggilnya dengan suara yang sangat pelan, bahkan hampir berbisik.
Hugo menaikkan kedua alisnya seakan-akan bertanya 'ada apa?'.
Jennifer menyuruh Hugo untuk mendekatkan telinganya agar ia bisa membisikkan sesuatu. "Ayah sedang tidur, bagaimana kalau kita coret-coret wajah ayah dengan krayon?" Bisiknya di telinga Hugo. Mendengar itu, Hugo mengangguk menyetujui rencana kakaknya.
Mereka mulai mendekati Damian yang sedang tertidur pulas. Dengan jahilnya Jennifer mencoret kening ayahnya dengan krayon berwarna merah. Ia berusaha untuk tidak tertawa agar ayahnya tidak terbangun. Lalu Hugo pun ikut mencoret pipi Damian, Jennifer tertawa kecil melihat gambar bunga di kening ayahnya.
Hugo tertawa ketika melihat wajah ayahnya sudah penuh oleh coretan krayon. Kedua anak itu sedikit menjauh ketika Damian membuka matanya. Jennifer menyembunyikan krayon nya di belakang badannya sambil tersenyum. Sedangkan Hugo hanya tertawa melihat ayahnya itu. Damian heran mengapa dengan sikap kedua anaknya, ia lalu bangun dan duduk bersandar di sofa.
"Hei, ada apa dengan kalian?" Tanya Damian melihat kedua anaknya sedang menahan tawa mereka.
Joan pun datang dari arah belakang Damian. "Sayang, aku akan pergi ke rumah Millicent. Kau jaga anak-anak ya?"
Damian menggelengkan kepalanya pelan dengan kelakuan anak-anaknya. Ia menoleh ke arah Joan. Seketika itu juga Joan ikut menahan tawanya melihat wajah Damian yang penuh coretan.
"Apa yang lucu? Kenapa kalian bertiga sama saja menahan tawa, sih?" Tanya Damian semakin heran.
Joan mendekati suaminya. "Sebaiknya kau bercermin." Setelah mengatakan itu, Damian beranjak dari sofa dan pergi ke kamar mandi. Ia bercermin dan terkejut melihat wajahnya yang penuh coretan dan gambar bunga di keningnya. Lalu ia keluar dari kamar mandi. "Pantas saja kalian tertawa. Ternyata wajahku sudah penuh oleh coretan seperti ini." Ucapnya ketika menemui kedua anaknya dan juga Joan.
"Bukan aku." Elak Jennifer sambil tertawa, begitupun juga Hugo.
Damian tersenyum jahil lalu mendekati Jennifer, menggelitik perut Jennifer. "Anak ayah nakal sekali rupanya ya." Ucapnya. Hugo menertawakan kakaknya yang terbaring sambil tertawa karena merasa geli oleh gelitikan ayahnya itu. Namun nasibnya juga sama seperti Jennifer, Damian hendak mendekatinya namun ia langsung berlari menghindari ayahnya yang akan menggelitiknya.
"Tidak ayah bukan aku yang melakukannya, hahaha!" Hugo berlari mengelilingi seisi ruang keluarga, terus menghindari ayahnya yang tengah mengejarnya dengan berlari kecil.
"Kemari kau jagoanku yang nakal!" Damian tertawa sambil terus berusaha menggapai Hugo. Joan yang sedari tadi hanya menonton pun tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Ia pun hendak pergi namun Jennifer memanggilnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/332644921-288-k424372.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of Days
Mystery / ThrillerWabah zombie mematikan telah menyebar ke seluruh dunia. Sekarang, manusia hanya seperti seorang pengunjung yang tersesat di tengah lautan zombie. Jennifer, seorang gadis pemberani yang berusaha melindungi orang-orang yang dicintainya dari segala bah...