Part 11 : Hazel

8 0 0
                                    

Jennifer's pov

Suasana di pangkalan militer kini sedikit berbeda dari biasanya. Semakin banyak orang yang tinggal di sini. Aku tidak menyangka ada banyak tempat tinggal di sini juga, meski hanya karavan.

Sekarang aku sedang melihat Nick yang dimarahi oleh beberapa orang dewasa termasuk ayahku. Lebih tepatnya, ayahku menyalahkan Nick atas semua yang terjadi belakangan ini. Sambil memarahi Nick, hatiku sakit saat mendengar ayahku membentaknya. Aku hampir menangis jika tidak segera berpaling.

Tapi aku yakin semuanya akan baik-baik saja.

Saat aku berbalik, mataku bertemu dengan Leo. Dia melihat ke arahku. Wajahnya.. terlihat sedih.

Aku berjalan ke arahnya. "Hai."

Leo tidak menjawab sapaanku. Tapi dia perlahan meraih tanganku dan menatapku dengan melankolis. Jantungku berdegup kencang saat dia semakin dekat denganku. Wajah kami hanya berjarak beberapa senti dan aku bisa merasakan napasnya di kulitku.

"Leo?"

Ia memejamkan matanya. Lalu tiba-tiba ia memeluk tubuhku dengan erat, membuatku semakin bingung dengan sikapnya.

"H-hei.. ada apa?" Tanyaku, tanganku mengusap pelan punggungnya.

Leo melonggarkan pelukannya dan menatapku. "Bisa kita bicara sebentar?" Mendengar itu, aku hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Ia menggenggam tanganku, membawaku ke tempat pinggir landasan pesawat. Aku tak bisa melihat ada orang lain di sekitar, hanya terdapat pesawat yang sedang terparkir saja. Leo menyuruhku untuk duduk di sampingnya.

Aku pun duduk di sampingnya seraya menghela nafas panjang. Entah kenapa hari ini terasa begitu melelahkan. Leo menatapku sekilas sebelum menundukkan sedikit kepalanya.

"Maafkan aku."

"Hm?" Aku mengerutkan kening. Bingung dengan ucapannya itu.

Ia mendongak menatapku lagi. "Maafkan aku karena tak menolong mu."

Aku hanya terdiam.

"Aku sedikit panik dan bingung. Baik Jeremy maupun Sophia tidak membawa senjata apa pun termasuk aku. Jadi aku harus menyeret mereka kembali ke kamp dan menceritakan semuanya kepada ayahmu." Leo menghela napas dan mengalihkan pandangannya. "Aku pikir kau akan baik-baik saja selama Nick ada bersamamu." Dia kembali menatapku dengan sendu.

Aku tersenyum kecil dan meraih tangannya. "Tidak perlu merasa bersalah. Kau tahu bahwa jika kau putus asa untuk membantuku dan Nick saat itu kau hanya ingin mati? Lagi pula, Nick dan aku baik-baik saja selama di markas itu." Dia tersenyum kecil.

"Syukurlah kau baik-baik saja. Kupikir aku tidak akan pernah melihatmu lagi."

Bingung dengan apa yang dia katakan, aku memilih diam dan menatap bintang-bintang di atas. Leo dan aku sama-sama terdiam sesaat sebelum seseorang memanggil namaku.

"Jennifer!" Aku menoleh mendapati Peter tengah berdiri tak jauh dariku.

"Aunt Millicent memanggil mu!"

Aku bangkit dari kursi dan menatap Leo. "Aku pergi dulu." Baru satu langkah berjalan, Leo memegang pergelangan tanganku.

Dia berdiri dan mendekatiku. Aku terkejut saat dia mencium bibirku sekilas.

Aku menatapnya tanpa mengedipkan mata karena aku terkejut dengan apa yang dia lakukan barusan. Ini.. ini pertama kalinya. Leo hanya tersenyum.

Setelah beberapa detik menatap, aku tersenyum canggung. "K-kau.. tidak ikut?"

"Tidak, aku ingin bertemu ayahku."

Aku mengangguk pelan lalu berbalik untuk mendekati Peter yang menatapku dengan ekspresi curiga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

End Of DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang