Part 6 : Kehidupan yang baru

15 1 0
                                    

7 tahun kemudian

Di suatu hari yang cerah, terlihat seekor kelinci sedang memakan rumput di dekat sebuah sungai. Kelinci menggemaskan itu melompat-lompat mencari rumput yang bisa ia makan.

Telinganya bergerak mendengar sesuatu di sekitarnya dan membuatnya segera melompat menjauh dari suara yang berasal dari balik pohon. Namun sayang kelinci menggemaskan itu harus mati karena sebuah anak panah berhasil menembus perutnya.

"Kelinci yang malang." Lalu keluarlah seorang gadis mendekati kelinci tersebut yang dimana ialah yang memanah kelinci itu dari balik pohon. Gadis cantik berambut panjang itu melihat kondisi kelinci tersebut sebelum melepas anak panahnya dari tubuh si kelinci. Banyak darah yang keluar dari perut kelinci putih itu yang membuat si gadis menutup hidungnya karena tidak tahan dengan bau darahnya.

"Harusnya aku tidak perlu melepas anak panahnya." Ucapnya kesal dengan perbuatannya sendiri. Ia mendengar suara langkah kaki dari belakangnya dan dengan sigap ia menodongkan pistolnya saat berbalik badan.

"Hei, hei.. tenanglah ini hanya aku." Ucap seorang pria berambut coklat sambil mengangkat kedua tangannya. Gadis itu menghela nafasnya lega. "Kau mengejutkan ku, Leo."

Leo hanya tertawa lalu mendekati gadis cantik di depannya. "Kau sudah menangkap kelinci itu, Jen?" Tanya Leo kepada Jennifer.

Jennifer mengangguk dengan senyuman di wajahnya yang membuat wajahnya terlihat semakin menggemaskan. Ia hendak membawa kelinci yang ia tangkap sebelumnya namun Leo dengan cepat mengangkat kelinci mati tersebut dan mengikat kaki kelinci putih tersebut.

"Apa yang kita butuhkan sudah ada, sebaiknya kita pulang." Leo menggandeng tangan Jennifer. Mereka pun berjalan menyusuri hutan yang hanya terdengar suara kicauan-kicauan burung.

Di perjalanan mereka mengobrol tentang banyak hal salah satunya tentang kenangan masa kecil mereka. Tidak terasa sudah 17 tahun mereka bersama dari kecil hingga remaja dan tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Mereka bergandengan tangan dengan erat, sudah jelas sekali bahwa hubungan mereka saat ini lebih dari sekedar teman.

Tak lama kemudian mereka sampai di dekat area camp perumahan mereka yang masih berdiri sampai sekarang walaupun ada sedikit perubahan. Mereka berjalan menyusuri jalan yang masih disebut zona berbahaya.

Sesampainya di depan gerbang mereka disambut oleh penjaga dan beberapa militer lainnya yang melihat kedatangan Jennifer dan Leo dengan bergandengan tangan.

"Oh lihatlah sepasang anak muda ini." Miles yang sangat suka menggoda Jennifer pun mendekatinya. Leo langsung melepas genggamannya dan menatap Miles dengan tajam, sedangkan Jennifer hanya menatap Miles tanpa ekspresi apapun.

"Hei tenanglah, nak. Aku tidak akan berbuat macam-macam. Sana, masuklah." Titah Miles membuka gerbang untuk Jennifer dan Leo. Mereka pun memasuki camp perumahan yang sedikit berubah. Tidak, tidak semuanya. Hanya pagarnya yang berubah yang awalnya hanya pagar kawat berduri kini menjadi sebuah tembok tinggi dan berbahan kuat agar para zombie maupun bandit tidak bisa menerobos masuk ke dalam camp.

Peristiwa terakhir kali yang terjadi 7 tahun yang lalu dimana sekelompok bandit menyerang camp mereka membuat Damian selaku pemimpin dari camp tersebut membuat sebuah tembok tinggi yang mengelilingi seluruh area camp. Untungnya setelah membangun pagar tembok dan mengangkat beberapa warga yang ahli dalam menggunakan senjata demi menjaga keamanan camp, sekelompok bandit atau para zombie-zombie tidak menyerang mereka. Ya walaupun masih ada saja yang berusaha menyerang mereka namun pasukan Damian yang semakin bertambah membuat camp tersebut menjadi aman kembali sampai sekarang.

Jennifer melihat seorang pria paruh baya yang menggunakan tongkat sedang duduk di kursi teras depan rumahnya seorang diri. Ia melambaikan tangannya ke arah kakek tua tersebut. "Hai George!" Sapanya, George sang kakek tua itu tersenyum dan melambaikan tangannya kepada Jennifer.

End Of DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang