Bagian 1

1K 35 4
                                    


Dewa sedang bercengkrama dengan teman kumpulannya di koridor kelas ketika Jiwa, sahabatnya yang  baru baru ini dekat dengannya datang.

"De... Aku ingin bicara sesuatu?" Ucap Jiwa dengan menundukkan kepalanya. Ia sedikit takut dengan teman teman dewa.

"Bicara apa..? Disini saja" ucap dewa.

Jiwa melirik kesamping. Melihat 5 orang teman dewa disana dengan pandangan gugup.

Rasanya berat jika mengatakan tujuannya di hadapan Cakra, Arga, Bara , Axel dan Ryan.

Terutama Cakra.

Jiwa semakin enggan bicara jika Cakra menatap tajam seperti itu padanya.

"Aku malu" ujar Jiwa pelan. Kali ini menatap mata coklat milik dewa.

Dewa menarik lengan jiwa membawanya sedikit jauh dari para temannya.

"Sudah nih sudah jauh. Mau bicara apa?"

Jiwa diam sesaat. Lalu mengeluarkan sebuah coklat batangan dari saku celananya.

"Ini buat kamu. Selamat hari valentine.."
Ucap Jiwa.

Dewa terpaku sebentar. Tangannya mengambil coklat itu.

"Aku suka sama kamu De.!" Ucap Jiwa kemudian.

Dewa terlihat syok. Terkejut dengan perkataan jiwa tadi.

"AHAHAAAHAHA.... Jiwa confess sama dewa.. seriously??" Suara Cakra menginterupsi atensi dewa .

Sedangkan jiwa hanya memejamkan matanya ketika suara Cakra terdengar.

Ia merutuki keberanian nya tadi yang akan membawa dirinya ke bencana ini. Sungguh ia menyesal tak membawa dewa jauh dari hadapan teman temannya.

"De....??" Panggil jiwa karena dewa tak kunjung memberikan respon.

"WOW.. SUNGGUH BERANI SEKALI SEORANG JIWA MENYATAKAN CINTANYA PADA DEWA. DASAR HOMO!!!!"

Jiwa menatap Cakra sekarang. Entah apa masalah orang itu pada jiwa .

Dewa menjatuhkan cokelatnya. Alih alih menjawab, ia malah meninggalkan Jiwa dan pergi begitu saja.

Cakra dan geng nya menghampiri Jiwa lalu menyeretnya menuju toliet yang tak terpakai. Jiwa hanya pasrah karena hal selanjutnya ia sudah sering mengalaminya.

.

Jiwa Syailendra, kelas 12 IPA, siswa Elyon High school. sudah ditinggalkan Ibunya  saat Jiwa berusia 10 tahun. Blood cancer, masa itu Jiwa tak mengetahui separah apa ibu nya berjuang melawan sakitnya.
Sedangkan,
ayah nya??

Jiwa tinggal bersama dengan Maya, Kakak sang ibu. Dari sanalah ia tahu, bahwa dirinya tak memiliki ayah sejak lahir. Sekarang ia mengerti kenapa semasa kecil dirinya kerap kali di panggil anak haram.

Ibunya hamil di luar nikah. Sang pacar yang telah menghamili ibunya tak mau bertanggung jawab dan malah menghilang pergi ke luar negeri.

Jiwa tak berniat mencari keberadaan ayahnya. Buat apa?? 
Ia tak benci, tapi juga tak merasakan ingin jumpa dengan ayahnya.

Entahlah, jiwa berpikir untuk melupakan nya.

Kehidupan dalam rumahnya juga tak bisa disebut bahagia.

Maya memperlakukannya bukan sebagai keponakan, melainkan orang asing. Jiwa merasa Maya begitu membenci ayahnya dan dirinya wujud implementasi kebencian Maya.

Arga adalah anak Maya. Seumuran dengan Jiwa dan salah satu teman Cakra. Tapi Arga merahasiakan hubungan keluarga nya dengan jiwa di depan umum.

Sama dengan Maya, arga terkadang berbuat semena.
Dalam keluarga tersebut hanya Bakrie, suami Maya yang bersimpati pada Jiwa. Bersikap baik padanya dan tak membedakan dengan anak anaknya . Anggota keluarga lain lebih menganggap Jiwa tak kasat mata.

JIWA (BL STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang