Jiwa meringis merasakan ngilu di bagian anal nya. Saat ini ia tengah berjalan pulang sendirian. Entah pergi kemana Arga. setelah ia menuntaskan hasratnya ia pergi begitu saja hingga menelantarkan Jiwa saat ini.
Sial anal nya begitu perih. Jiwa tak sanggup lagi untuk berjalan. Ia terduduk di trotoar. Memandangi ramainya jalanan yang dipenuhi kendaraan. Sesekali ia merasakan nyeri yang melanda anal nya.
"Jiwa..?"
Jiwa mendongak. Sosok lelaki berdiri dihadapannya kini.
Jiwa merasa tak asing. Ia seperti pernah bertemu dengan pria ini. Ah, bodohnya Jiwa tak bisa mengingat nama dari pria ini.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Jiwa tak menjawab ia berusaha untuk berdiri meski harus menahan sakit.
"Aku hanya kelelahan"
"Kau baru pulang sekolah? "
Jiwa hanya mengangguk. Namun, satu hal yang tidak bisa ia lepas pandangan dari pria ini.
Senyuman nya.
Jiwa begitu terpesona dengan senyuman pria ini. Bagaimana bisa pria ini begitu menghipnotis nya hanya dengan senyumannya.
"Kau lupa dengan ku ya?"
Jiwa merasa malu sekarang. Ia memang melupakan nama pria itu.
"Aku Sagara. Kita pernah bertemu sebelumnya di pusat perbelanjaan. Kau ingat?"
Ah, Jiwa baru mengingatnya. Pria itu yang menabrak dirinya waktu itu.
"Ayo, aku antar kau pulang"
"Terima kasih kak, maaf merepotkan"
"Tak masalah. Ayo kita ke mobilku. Aku memarkirkan nya di toko sebelah sana"
Jiwa mengangguk. Mengikuti langkah Sagara di belakang. Entah bagaimana Jiwa harus mendeskripsikan tentang pria ini.
Dia begitu sempurna!
Sagara sosok yang sempurna di mata Jiwa.
Jiwa memukul kepalanya. Bagaimana bisa ia memikirkan pria lain saat hatinya masih tertulis nama Dewa disana. Jiwa benar benar bodoh!
Jiwa begitu tersanjung saat Sagara membukakan pintu mobil untuknya. Meskipun sedikit aneh mengingat mereka baru berjumpa dua kali. Ya, Jiwa merasa canggung. Mereka baru bertemu dua kali dan Sagara sudah membuat Jiwa terpesona seperti itu!
Mobil itu melaju membelah jalanan. Sagara sesekali menatap Jiwa yang tengah sibuk dengan entah apa yang ada dipikiran nya.
Krukk... Kruyukkk
Jiwa berkedip beberapa kali. Oh, bagaimana bisa perutnya berbunyi di saat seperti ini??
"Kau lapar ,Jiwa?"
Jiwa sangat malu sekali. Pertanyaan Arga yang terlontar benar benar membuatnya malu. Jiwa tak bisa menjawab ia hanya mengigit bibirnya mencoba menghilangkan rona merah di pipinya.
Sagara terkekeh gemas. Sosok di sampingnya ini begitu menggemaskan. Ah, ingin sekali ia membawa Jiwa pulang ke rumah nya dan mengurung nya di dalam kamar. Tak bisa Sagara biarkan orang lain melihat ekspresi Jiwa yang menggemaskan itu. Dan ia ingin berbagi kebahagiaan ini kepada Glen, suami nya.
Sagara memarkirkan mobil nya, sementara Jiwa sibuk menatap restoran mewah di depan nya. Ia tak tahu seberapa kaya seorang Sagara. Namun Jiwa duga, Sagara orang yang cukup berbahaya.
Tidak kah semua nya bisa kau atur hanya dengan menggunakan uang? Bahkan keadilan semakin menumpul keatas dan menajam ke bawah. Jiwa merasa hidup ini memang tidak adil bahkan sebelum dirinya lahir.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA (BL STORY)
RandomJiwa Syailendra harus merasakan perihnya kehidupan di masa sekolahnya. Bukan hanya luka hati yang sering ia terima, namun luka fisik ia dapatkan dari orang orang . Bahkan dari orang yang sangat jiwa cintai. Akankah jiwa dapat bertahan? Atau jiwa aka...