Yang Nunggu JIWA up? Nih;(
..
..
..
Tubuh Jiwa terhuyung menabrak tembok. Kepalanya sedikit pusing. Ia setengah ketakutan begitu cengkraman pada rambutnya begitu terasa menyakitkan.
"Apa benar, kau pergi bersama Dewa kemarin??hmm?" Tanya Cakra. Remaja itu terus menarik rambut Jiwa hingga beberapa helai rontok.
"Akhhh!!!" Jiwa meringis sakit. Tangannya berusaha melepaskan tangan Cakra namun sia sia.
"Kau bahkan berangkat bersama Dewa pagi ini? Kau pikir kau siapa hah???" Cakra mendorong tubuh Jiwa kembali.
Disana, bukan hanya Cakra saja. Beberapa teman nya juga ikut menyaksikan kegiatan yang menyenangkan itu menurut mereka.
Bara dan Axel terlihat menikmati tontonan itu sembari menyesap rokok di bibirnya.
Ryan sibuk dengan ponselnya. Tugas nya mendokumentasikan perbuatan keji Cakra. Itu atas permintaan Cakra sendiri.
Sedangkan Arga tampak acuh dengan saudara sepupunya sendiri. Ia melipat tangannya mengawasi situasi. Andaikan ada orang yang tau keberadaan mereka saat ini. Meski tak mungkin orang akan mendatangi gudang belakang sekolah yang terbengkalai.
Cakra menyeret Jiwa kedalam gudang. jiwa hanya meringis sakit saat tubuhnya terseret dan bergesekan dengan lantai yang kotor dan penuh debu itu.
Jiwa terduduk dengan kepalanya yang menunduk. Baju seragamnya sudah kotor.
Ia memejamkan matanya saat Cakra meludahi nya."Kau pantas mendapatkan nya"
Cakra menyuruh Bara segera mengunci pintu. Jiwa yang mengetahui dirinya akan di kurung disana segera berteriak. Ia menggedor pintu yang sudah terkunci itu.
Sayangnya sampai jam pulang sekolah, Jiwa masih berada disana. Ia tertidur. Meringkuk menekuk lutut nya dan membenamkan kepalanya. Rasa sakit akibat cengkraman Cakra masih terasa.
Hingga sepuluh menit kemudian, seseorang membuka pintu. Jiwa segera berhambur keluar. Dilihatnya Arga yang menatapnya datar.
"Ayo pulang!" Setelah mengatakan itu, Arga berjalan lebih dulu meninggalkan Jiwa.
Penampilan Jiwa begitu menyedihkan. Lututnya kotor dan pastinya lecet. Seragamnya sudah tak layak untuk dipandang.
Arga sungguh tidak peduli dengan keadaan Jiwa. Bukan urusan nya, Jiwa lah yang mencari masalah dengan Cakra dan Arga Tak akan mau susah payah mencampuri urusan orang.
Apalagi dengan Cakra. Ia bukan takut dengan nya, namun Cakra itu orang yang sungguh merepotkan dan pendendam. Cakra tak akan melepas orang yang mengusiknya sampai ia puas mempermainkan orang itu.
Dan sepertinya Jiwa adalah target mainan Cakra saat ini. Entah apa yang Jiwa lakukan sampai Cakra melirik nya dan mengganggu nya. Arga tak ingin terlibat dalam masalah ini. Itu menyusahkan.
"Arga.. bisakah kau sedikit memelankan laju motor mu, aku sedikit takut"
Cih,
" Berpegangan lah.. jangan sampai kau terjatuh dan semakin merepotkan ku."
Tangan Jiwa diarahkan ke perut Arga. Jiwa sedikit takut, tubuhnya kotor dan jorok. Arga tak memikirkan hal itu.
Arga sungguh berbeda hari ini.
"Kau harus mencuci baju ku dengan bersih setelah ini, kau mengotori nya"
Arga segera melajukan kendaraannya. Keinginan untuk segera sampai rumah begitu menggebu. Walau akhirnya mereka terjebak kemacetan yang sudah menjadi kebiasaan di kota besar di sore hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA (BL STORY)
RandomJiwa Syailendra harus merasakan perihnya kehidupan di masa sekolahnya. Bukan hanya luka hati yang sering ia terima, namun luka fisik ia dapatkan dari orang orang . Bahkan dari orang yang sangat jiwa cintai. Akankah jiwa dapat bertahan? Atau jiwa aka...