34 | Kesedihan Yang Mendalam

4.7K 269 13
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Areska terus mengenggam tangan dingin itu yang masih terbaring di atas brangkar di dalam Ambulance dengan hidung dan mulutnya Yang tertutup oleh Masker Oksigen, sedangkan sebelah tangannya terdapat sebuah infus yang menempel di atas punggung tangannya.

"Hey?? Sebenttar lagi kita sampai di Rumah Sakit, kamu akan baik baik aja sayang." ucap Areska sambil mengusap rambut milik Ayra dengan lembut.

"Kamu dengerin aku, jangan kenapa napa ya? Aku gak mau kamu kaya gini sayang, aku gak mau kamu jadi lemah kaya gini, aku gak mau ..."

Areska dengan lembut mencium punggung tangan gadis itu dengan lembut. Pandangan cowok itu beralih ke arah belakang yang mana dibelakang Ambulance itu terdapat puluhan motor besar berwarna hitam milik anggota ZEGA yang mengikuti di belakang.

Beberapa Menit terus berlalu hingga Ambulance itu memasuki area gedung Rumah Sakit, ( LHC- Laksa Hospital Center ) begitu juga dengan puluhan motor besar tadi yang ikut terparkir.

Brangkar itu terdorong dengan mereka yang mengikuti di belakang. Areska yang ada di sampingnya bersama dengan Reyna yang ikut menenangkan cowok itu. Hingga brangkar itu masuk ke dalam sebuah ruangan IGD dan pintu tertutup dengan Rapat.

Mereka hanya bisa menatap sendu ke arah pintu di depan mereka. Reyna masih terus mengusap bahu dan lengan milik Areska karena melihat wajah cowok itu yang terlihat sayu, dengan kedua mata yang memerah menahan isak tangisnya.

Perlahan Kenzo juga menghampiri Areska dan dengan pelan mengusap bahu milik Areska seakan memberi kekuatan pada sahabatnya itu. "Sekarang lo tenang, Ayra udah di rumah sakit. dia udah di tangani sama dokter, dia pasti akan baik baik aja Res." ucap Kenzo meyakinkan Areska.

Kenzo menarik lengan Areska untuk duduk di kursi tunggu yang diikuti oleh Reyna di belakangnya dan di susul oleh Arion hingga mereka duduk di kursi tunggu bersampingan dengan tatapan yang tertuju pada Areska.

"Ini salah gue." gumam Areska yang membuat mereka menatap cowok itu bingung.

"Kok tiba tiba jadi salah lo sih?" tanya Reyna.

"Gue gak bisa jaga Ayra dengan baik, gue gak pernah perduli sama Ayra, gue ga pernah bisa ngertiin dia, dan gue gak bisa mengungkapkan perasaan gue dengan benar sama dia."

Deg ...

Semua orang terdiam mendengar hal itu, bahkan Reyna yang duduk di sampingnya seakan mengerti apa yang Areska maksud.

Areska tidak pernah bisa fokus pada sosok Ayra karena ia bertanggung jawab besar dalam memprioritaskan sosok Reyna atas perintah orang tuanya.

Tatapan Mata Reyna bertemu dengan manik mata milik Keira yang duduk di sebrang dengan teman temannya yang lain. Keira yang mungkin paham dengan situasi ini, gadis itu menggelengkan kepalanya menatap Reyna dengan mulut yang sedikit bergerak tanpa suara tapi masih bisa Reyna tau.

'Itu bukan salah lo.'

Seperti itu kira kira yang bisa Reyna tangkap dari gerakan bibir milik Keira.

--♡♡--

Pagi ini di ruangan serba putih, hanya terdapat dua orang gadis dengan keadaan yang berbeda. Seorang gadis masih terbaring lemah dengan berbagai alat medis penunjang hidungnya, dan seorang gadis yang duduk di samping brangkar dengan mengusap lengan gadis lemah tadi.

"Maafin aku Ay, maaf karena aku jadi jarak untuk kamu sama Ares, maaf Karena aku selalu buat susah Areska sampai dia lupa sama kamu Ay, maaf." ucap Reyna pelan.

Perlahan mata lemah itu bergerak dengah masih terus di tatap oleh Reyna. "Ay?? Kamu udah sadar??" tanya gadis itu sambil sedikit bangkit dari duduknya.

Perlahan bola mata itu nampak dengan sayu, padangan gadis lemah itu tertuju pada Reyna yang berdiri di depannya.

"A-ay?"

Mata itu terbuka dengan sejenak dan kembali menutup bersamaan dengan alat monitor yang berbunyi sangat nyaring yang membuat Reyna seketika menegang di tempatnya.

"Ayra bangun Ayra? Ay? Ayra bangun!?" ucap Reyna panik sambil terus mengusap bahu gadis lemah itu hingga kehadiran sosok Dokter dan beberapa Perawat membuat Reyna seakan di tarik dari tempatnya sekarang dengan tatapan sendunya.

Reyna berdiri di depan pintu menyaksikan Dokter yang terus memeriksa keadaan Ayra hingga Dokter itu mengambil sebuah alat pacu jantung yang di tempelkan pada atas dada Ayra hingga membuat tubuh lemah itu terangkat. Dokter itu terus melakukan beberapa kali hingga pandangan Reyna jatuh pada alat monitor yang menampakkan garis lurus di sana.

"Jangan Ay, aku mohon jangan." ucap Reyna lirih dengan terus menggelangkan kepalanya.

Kepala Reyna semakin menggelang kuat tatkala  melihat sang Dokter yang berhenti melakukan penanganan pada Ayra hingga suara nyaring dari alat monitor terdengar yang membuat air mata gadis itu menetes dengan deras.

Reyna terduduk di lantai dengan lemah, air matanya terus menetes dengan dada yang semakin sesak. "Ayra?? Aku mohon jangan Ay, jangan buat mereka benci sama aku Ay." gumam Reyna masih terus menggelangkan kepalanya lagi.

Tit .. tit ..

"Dok, detak jantung pasien kembali." ucap salah satu Suster di sana yang langsung membuat Reyna menghelas nafas berkali-kali sambil menutup mulutnya.

Air mata gadis itu semakin luruh mendengar mesin itu kembali berbunyi dengan normal, bahkan kehadiran seorang suster di sampingnya membuat gadis itu menatap dengan sendu.

-♡♡-

Reyna masih terus mengengam tangan Ayra dengan lembut hingga ia merasakan pergerakan kecil di jemari gadis itu yang langsung membuat Reyna menatap wajah pucat itu dengan penuh harap.

"Ayra? Ayra kamu denger aku?"

Perlahan Mata itu terbuka dengan menampakkan Manik mata yang masih terlihat sangat sayu itu.

"Re-Rena?" ucap gadis berwajah pucat itu dengan sangat lirih.

"Iya Ay, aku di sini."

"A-ares."

"I-iya, sebentar lagi Ares ke sini ya, tunggu sebentar ya?" ucap Reyna yang di balas anggukan lemah oleh gadis yang masih terbaring dengan lemah itu.

'Terima kasih Tuhan, karena masih menjaga Dia untuk Kami. Terima Kasih sekali lagi Tuhan.'  ucap Reyna dalam hari dengan sangat tulus.

-♡♡-


Jangan lupa Vote dan Commentnya!! Jangan lupa Follow Author okee.. 

-lala

HADES : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang