45 | Lampion & Permohonan

4.6K 250 11
                                    

Flashback On

"Lo gak pantas untuk hidup jalang! Lo sama sekali gak pantas!!" teriak Jevano tepat di depan Wajah Ayra.

"Lebih baik lo Mati, Ayra!!"

Deg...

Ayra menatap cowok itu, Jevano mengenalinya sekarang ?

"Lo bodoh Ayra!? Lo bodoh!?"

Sret ...

Tanpa apa apa Jevano menusukkan sebuah pisau ke dalam perut di sisi kiri milik Ayra dengan begitu dalam. "J-jev ...

"Lo harus mati Ayra, gue benci sama lo. Lo pantas untuk mati." Ucap Jevano dingin sambil terus menusukkan pisau itu semakin dalam.

"J-jev? S- sakit Jev." ucap Ayra terbata dengan air mata yang mulai menetes di sudut bibirnya.

Sret ...

Jevano kembali menarik pisaunya dan kembali menusukkannya ke perut Ayra di tempat yang sama dan lebih dalam.

Ayra hanya bisa menangis dalam diam mendapat perlakuan seperti itu, pandangannya mulai menghitam dan semuanya menjadi gelap entah apa yang terjadi setelahnya Ayra benar benar tidak tau.

Flashback Off

.


Ayra masih memejamkan matanya dengan erat bahkan matahari mulai menampakkan dirinya pagi ini. Sorot sinar matahari mulai masuk melalui jendela kamar.

Sentuhan lembut di dahi milik Ayra membuat Gadis itu sedikit mengeliat. Ayra sedikit merasa terusik ketika merasakan ada seseorang yang ikut masuk ke dalam selimutnya.

Pandangan mata gadis itu sedikit terbuka hingga menampakkan sosok Areska yang tidur di samping yang sedang menatap wajahnya yang masih polos tanpa riasan Make Up sama sekali.

"Cantik." ucap cowok itu yang membuat Ayra tertawa mendengarnya.

"Gombal banget pagi pagi."

"Kok kemarin gak ke markas?"

"Aku masih capek."

"Capek banget?"

"Iya."

"Nanti malam, aku mau kamu datang ke markas karena aku mau nemuin kamu sama seseorang."

"Aqueen?"

Sebelah Alis milik Areska terangkat. "Kamu tau? Aqueen udah sama aku?"

"Dari Jevano."

"Jevano?? Kamu ketemu sama dia?"

HADES : [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang