Bagian IV

130 25 4
                                    

"Kenapa, Jasmine? Kau terlihat tidak tenang." Suara Pangeran Arthur menyadarkan Putri Ysabelle yang tanpa sadar menggerak-gerakkan kakinya.

"Ah, maaf." Putri Ysabelle mengalihkan pandangannya, berharap kakaknya tak menangkap kecemasan dalam dirinya.

Di aula sudah tersedia berbagai makanan, meja dan kursi yang diatur sedemikian rupa. Acara yang disiapkan untuk makan malam bersama utusan Kerajaan Hawkins. Baginda Raja dan Permaisuri duduk di kursi utama, menghadap meja-meja yang diisi kira-kira 10 - 15 orang dari Kerajaan Hawkins. Perwira Tinggi Yeshaya dan para pangeran sedang menghormat pada raja dan berjalan menuju meja Pangeran Arthur dan Putri Ysabelle.

"Aku sudah bicara dengan pangeran dan Perwira Tinggi mereka. Mereka terlihat baik tapi aku belum sepenuhnya menyetujui pernikahanmu." Kata Pangeran Arthur. Matanya bertemu pandang dengan Perwira Tinggi Yeshaya yang mengangguk memberi hormat dan semakin dekat dengan mereka.

"Terima kasih, kak. Mungkin pernikahan ini memang tak terelakkan lagi."

"Selamat malam, Yang Mulia. Terima kasih atas jamuan yang disiapkan untuk kami." Perwira Tinggi Yeshaya memberi hormat.

"Selamat malam, semoga apa yang kami suguhkan berkenan." Sahut Pangeran Arthur.

"Selamat malam, Putri Ysabelle dan Pangeran Arthur." Sapa ketiga pangeran.

Putri Ysabelle mengangguk. "Semoga energi Anda semua akan kembali terisi setelah perjalanan panjang kemari."

"Kami menyukai semua yang ada di sini. Ruang yang disediakan untuk kami istirahat pun sangat menyenangkan. Rasanya ingin kemari lagi." Seru Pangeran Gabriel.

Mereka semua tertawa.

"Untunglah kalian semua senang. Tentu saja kunjungan kemari akan sangat diizinkan. Gerbang istana terbuka lebar. Kalian semua akan menjadi bagian dari keluarga kami juga." Pangeran Arthur tersenyum diplomatis.

"Pangeran Arthur dan Putri Ysabelle, apa yang sudah Andai dengar tentang kerajaan kami?" Tanya Pangeran Jeshava.

Pangeran Arthur dan Putri Ysabelle saling pandang. Pangeran Arthur berdeham dan kemudian menjawab,

"Kudengar musim dingin di negara kalian lebih panjang dibanding negara kami. Jarak dari sini ke sana juga cukup jauh, 72 jam."

Ketiga pangeran itu tergelak. "Benar. Itu sebabnya ketika kemari kami merasa disambut dengan hangat. Penat kami setelah sekian jam perjalanan jadi lebih baik. Lalu bagaimana menurut Putri?"

Putri Ysabelle terlihat berpikir sejenak.

"Saya dengar ada berbagai bunga yang tak ada di sini dan hanya ada di negara Maltaire. Itu karena musim dingin yang panjang yang membuat tak semua bunga bisa bertahan."

Perwira Tinggi Yeshaya yang sedang makan menghentikan kegiatannya.

"Saya juga dengar, pada suatu hari di musim panas, di peralihan musim panas menuju musim dingin akan ada matahari yang terbenam pada pukul tujuh. Kemudian pada musim semi, seluruh pohon bunga Nazelairre yang menjadi ciri khas Maltaire akan kembang besar dan bertahan lama sampai gugur." Putri Ysabelle tak bisa menghentikan semangatnya saat bercerita.

Perwira Tinggi Yeshaya sekarang paham kenapa Raja Armand meminta ditanamkan Bunga Nazelairre di sepanjang kastil yang akan didiami Putri Ysabelle.

"Nampaknya putri begitu menyukai bunga?" Tanya Pangeran Gabriel.

"Ah, ya. Maaf." Pipi Putri Ysabelle merona.

"Untunglah yang Putri Ysabelle dengar hanya yang baik-baik saja." Sahut Pangeran Jeshava. "Kami tidak sabar menanti Putri Ysabelle datang ke negeri kami."

The Royal in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang