Bagian IX

123 12 0
                                    

"Tuan Putri Ysabelle"

Putri Ysabelle menoleh, nampaklah Perwira Tinggi Yeshaya berdiri beberapa meter darinya.

"Mohon maaf, apakah saya mengganggu? Tadi saya sedang berjalan-jalan dan akhirnya sampai di sini," langkah Perwira Tinggi Yeshaya terhenti.

"Oh tidak. Saya hanya kaget Anda menemukan saya di sini."

Putri Ysabelle yang mulanya berjongkok, kini berdiri menghadap Perwira Tinggi Yeshaya.

"Kami akan berangkat besok, jadi saya berkeliling sebentar. Maafkan kelancangan saya, Tuan Putri."

Putri Ysabelle tersenyum. Terbersit pertanyaan dimana calon suaminya karena tak biasanya Perwira Tinggi Yeshaya bisa lepas tanpa mengawal Pangeran Hugo.

"Yang Mulia Hugo sedang beristirahat. Beliau meminta saya memberi ruang sendiri," jelas Perwira Tinggi Yeshaya seakan menangkap pertanyaan batin Putri Ysabelle.

"Ah. Begitu nampaknya."

"Sepertinya perjalanan Anda cukup jauh sampai bisa menemukan tempat ini," lanjut Putri Ysabelle.

"Sedang dimanakah saya, Tuan Putri?"

Perwira Tinggi Yeshaya melihat ke sekeliling.

"Tempat ini begitu indah, dikelilingi begitu banyak bunga."

"Anda sedang di Flow Heav," Putri Ysabelle terhenti sejenak menahan tawa. "Saya yang menamainya. Flowers Heaven."

"Nama yang indah, seindah tempat ini."

Perwira Tinggi Yeshaya berjalan mendekati salah satu tanaman bunga yang sedang mekar.

"Apakah Tuan Putri yang merawat bunga-bunga ini? Anda terlihat begitu riang tadi," tanya Perwira Tinggi Yeshaya.

"Ya, bisa dibilang begitu. Tapi saya juga dibantu Lilianne dan yang lain. Lily sedang mengambil teh untuk kami berdua."

"Wah. Bunga-bunga ini indah sekali. Tuan Putri sungguh telaten dalam merawat mereka," puji Perwira Tinggi Yeshaya.

"Terima kasih. Saya senang melakukannya. Mereka sangat indah. Salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang harus disyukuri."

Putri Ysabelle tak bisa menyembunyikan rasa senang dan bangganya karena dipuji dalam merawat bunga-bunga kesayangannya.

"Tentulah mereka akan merasa kehilangan saat Tuan Putri berangkat ke Maltaire. Ah maaf."

Putri Ysabelle terdiam. Ya, salah satu hal yang membuatnya sedih karena pernikahan ini adalah meninggalkan tempat yang dirawatnya sejak kecil dan menghiburnya kala sedih.

"Yang Mulia. Maaf saya lama." Lilianne datang tergopoh-gopoh dengan keranjang di tangannya.

"Ah, Perwira Tinggi Yeshaya. Mengapa Anda bisa di sini?" Tanya Lilianne.

"Maaf. Tadi saya sedang berjalan-jalan kemudian sampai di sini."

Lilianne menoleh ke sekitar. Kemudian berkata pelan, seakan berbisik.

"Mohon maaf, berdasarkan tradisi kami Tuan Putri tidak boleh hanya berdua di tempat sepi dengan pria selain suaminya. Kejadian ini bisa mendatangkan gosip tidak baik."

Perwira Tinggi Yeshaya tersentak dan segera membungkuk minta maaf, sangat menyesal.

"Tuan Putri, maafkan saya. Saya tidak tahu. Sungguh suatu kebetulan saya sampai di sini. Saya tak bermaksud apapun" Sesalnya.

Putri Ysabelle mengangguk. "Ah tidak. Saya mengerti. Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Akan saya siapkan bunga-bunga indah untuk Anda nanti."

"Kalau begitu, saya pamit kembali ke tempat. Kami akan bersiap-siap."

The Royal in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang