Bagian VI

133 21 0
                                    

"Yang Mulia, tak kusangka calon suamimu begitu tampan, bahkan lebih tampan dari kisah legenda manapun." Lilyanne membantu Putri Ysabelle melepas hiasan rambutnya.

"Ya kau sudah mengatakannya berkali-kali, Lily."

"Hampir seluruh keluarga besar Kerajaan Hawkins begitu cantik dan tampan. Tapi tentu saja tak ada yang mengalahkan Putri Ysabelle." puji Lily.

Putri Ysabelle hanya tersenyum. Perasaannya tak begitu baik. Ia merasa calon suaminya begitu asing. Terasa jauh bukan karena tak kenal, tapi seakan ada benteng yang menghalangi mereka. Calon suaminya memasang tembok tinggi yang membuatnya tak bisa mendekat.

"Malam ini para pangeran sedang berkumpul di Fowler Prowl. Yah siapa lagi kalau bukan ide Pangeran Demian, untuk "menyambut" tamu besar kerajaan katanya." Lilianne memasang wajah tak suka.

Fowler Prowl, tempat berbagai hiburan ada di sana. Ada pentas drama, lagu, tarian, minum, tempat berbincang yang menyenangkan bagi kalangan bangsawan.

"Pangeran Hugo dipaksa ikut, bahkan sampai Perwira Tinggi Yeshaya." Lilianne terlihat begitu berapi-api. "Padahal Perwira Tinggi Yeshaya sudah menolak, tapi karena harus mengawasi Pangeran Hugo, beliau terpaksa ikut." Lilianne masih merajuk.

Putri Ysabelle hanya tersenyum menatap Lilianne yang merajuk. "Pangeran Demian mungkin hanya ingin menjamu mereka, Lily. Karena mereka mungkin tidak akan sempat lagi datang sebanyak ini sekaligus."

"Yang seharusnya mendapat hiburan itu Anda, Yang Mulia. Seharusnya Pangeran Hugo juga menemani Anda."

Lagi, Putri Ysabelle tersenyum.

"Tenang saja, aku sudah mengundang tamu spesial malam ini. Kita akan pesta, Lily." Putri Ysabelle mengedipkan matanya.

"Benarkah Yang Mulia?" Lilianne kembali bersemangat.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam saat terdengar suara ketukan dari luar pintu.

"Putri Cecillia dan Putri Claire!" Jerit Lilianne saat membuka pintu. "Lama sekali tidak berjumpa."

"Halo, Lily. Merindukan kami?"

Dua putri cantik menengokkan kepalanya

"Putri Ysabelle!"

Mereka bertiga menghambur dalam peluk.

Lily sibuk menyiapkan kudapan untuk para putri yang sedang berbincang sambil berbaring di kasur sang putri.

"Putri Ysabelle, apakah kau sudah sempat berbincang dengan suamimu?" Tanya Putri Cecillia sambil merapikan piyamanya.

Putri Ysabelle menggeleng ragu.

"Kami hanya berbincang sekali saat di kereta menuju Jembatan Frowles. Setelah upacara kami tidak bertemu lagi."

"Bukankah besok akan ada acara jamuan teh? Dan sesuai tradisi kalian harus berkeliling menyapa semua tamu?" Tanya Putri Claire.

"Putri Ysabelle, Anda bahkan tidak mengenal dengan baik calon suami Anda. Bagaimana besok ketika Putri Ysabelle akan memperkenalkan Beliau ketika bahkan Anda tidak begitu mengenalnya." Lilianne ikut berbicara sambil membawakan 3 gelas coklat hangat untuk para putri.

"Bagaimana kalau malam ini kau mengendap ke kamarnya?" Goda Putri Claire.

"Putri Claiireeee!!!" Kedua putri sekaligus Lilianne menjerit.

Putri Claire tertawa riang. "Tidakkah itu akan mendebarkan? Kita jarang berinteraksi dengan laki-laki kecuali sekitar keluarga bangsawan di sini saja, tiba-tiba ada pangeran asing yang begitu tampan, beraroma berbeda dengan negeri kita, berdiri di hadapan kita, menjadi milik kita sepenuhnya."

The Royal in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang