LOVE AND PAINTING 11

1.3K 188 1
                                    

Malam itu Ashel berpura-pura untuk tidur. Entah mengapa perasaannya tak enak.

Ceklek

Suara pintu terbuka memperlihatkan seorang wanita bertubuh tinggi. Adel melangkah mendekati Ashel yang terlihat tertidur di atas kasur yang nyaman.

Cupp

Adel memberi kecupan ringan namun penuh arti ke dahi Ashel.

"Aku cinta sama kamu" lirih Adel lalu pergi menutup pintu.

Dengan segera Ashel membuka mata dan melihat ke luar jendela. Ashel melihat Adel yang membawa ransel dan berpakaian serba hitam. Dengan gerakan gesit Ashel turun dan mengikut Ashel dari belakang.

Ashel mengendap-endap membuat dirinya tak dapat dilihat oleh siapapun dengan mengenakan topi, masker, dan jaket berwarna hitam. Ashel terus mengikuti Adel hingga Adel berhenti di salah satu tempat jualan peralatan olahraga. Ashel menunggu di balik gang yang tak jauh dari toko itu, Ashel dapat melihat Adel masuk dan mengambil alat berupa stik bisbol besi dan segera membayarnya.

Ashel melihat Adel celingak-celinguk dan menyeberang jalan. Ashel yang terus mengamati Adel juga mengikutinya dari belakang.

Ashel melihat Adel berhenti, Ashel juga ikut bersembunyi di balik pohon yang besar dengan semak-semak di sekitar pohon. Ashel mendudukkan dirinya dan mengamati setiap pergerakan yang mencurigakan dari Adel.

"Yeah, Adel ternyata kamu datang juga" terdengar suara berat dari arah lain. Untung sekali posisi Ashel pas jadi tak dapat diketahui oleh Adel atau orang itu.

"Cepat selesaikan ini" ucap Adel yang mempererat tingkat bisbolnya.

"Ah lihatlah kamu sepertinya sudah benar-benar ternggelam dengan pesona Ashel"

Ashel yang sedari tadi menguping merasa aneh dengan pria yang berbicara dengan Adel ini.

"Aku akan membunuh mu disini Aran"

"Hey bukankah kita sahabat"

"Sekarang bukan"

"HAHAHAHA entahlah Del aku hanya geli ketika kamu mau disuruh untuk melakukan kekerasan dan gampang terhasut jika bersangkutan dengan Ashel"

Flash back

Aran 21 tahun sahabat Adel dari kecil yang sudah Adel anggap sepeti bro sendiri. Mereka berada di taman pada malam hari, mereka habis menyelesaikan ujian kuliah tentu saja mereka harus beristirahat sebentar bukan.

"Del, kamu beneran bisa suka sama orang padahal orang itu belum tentu tau kamu ada" tanya Aran.

"HEH, enak aja aku udah pernah ketemu ya"

"Iya iya tapi jawab dulu pertanyaannya"

"Ya bisa dong contohnya ini yang lagi ngobrol sama kamu"

"Kalo aku ancam bakalan bunuh dia gimana? Kamu bakalan nurutin semua permintaan aku gak?"

"Kamu ngomong apa sih Aran ngawur"

"Bener kok Del, masa gak percaya"

"Ya enggak lah masa kamu bunuh orang ya mana percaya aku"

Aran mengeluarkan pisau dari jaketnya dan melemparkannya ke burung yang sedang mematuk jalanan. Seketika burung itu mati tertancap oleh pisau Aran.

"Gimana percaya sekarang?"

Flash back off

"GARA-GARA KAMU AKU JADI HARUS MEMBUNUH AZIZI"

"Salahmu sendiri yang mudah terhasut" yup Azizi meninggal dibunuh Adel dengan hasutan Aran yang membuat Adel makin terobsesi oleh Ashel.

"CIH DASAR BEDEBAH"

Adel maju duluan dengan tongkat bisbol di tangan. Adel mulai melancarkan serangan dengan brutal ke Aran, begitupun sebaliknya Aran tak mau kalah ia menggunakan kapak sebagai senjata. Kapak yang menjadi saksi setiap aksi pemenggalan kepala oleh Aran.

"Bedebah sialan harus mati" ucap Adel kini gerakan makin gesit.

Adel menahan kapak milik Aran, terdengar gesekan antar besi. Aran makin mendorong kapaknya melihat Adel yang terpojok menahan beban kapak itu dengan tongkat bisbol. Namun badan besar Adel langsung mendorong Aran. Melihat Aram yang jatuh Adel lantas memukul keras kepala Aram dengan tongkat bisbol.

"Jika dilihat bahkan kamu lebih rendah dari kotoran" Adel mengambil kapak milik Aran. Kondisi Arshan sungguh mengenaskan dengan darah bercucuran di kepala.

"Aran tebus lah dosamu di akhirat"

Jlebb

Adel menancapkan kapak itu tepat di jantung Aran. Adel membuang kapak itu dan berbalik badan.

"Ashel bukankah kau tahu ini tempat yang tidak aman?"

Lagi-lagi Ashel ketahuan, Ashel menjatuhkan dirinya tak kuat berdiri.

"Jadi selama ini kamu di suruh sama dia?"

"ia Ashel sekarang kamu percaya kan sama aku"

Ashel tak kuasa menahan air matanya. Ia ingin sekali memeluk Adel.

"ANGKAT TANGAN JANGAN BERGERAK"

Sekumpulan polisi datang dengan senjata api di tangan. Tentu saja mereka langsung melihat keadaan Adel terutama pakaian miliknya terdapat noda darah. Polisi langsung mengakap Adel dan memasukkan Adel ke dalam mobil polisi. Tentu saja Ashel panik namun para polisi menjaga Ashel hingga dia tak bisa bergerak.







Ini cerita gabut ya ygy, aku juga ga tau alurnya gimana. Ini imajinasi saya aja yg aneh🙏🏻🙏🏻

Wkwk udh bab 11, 1 bab lagi end😽🙏🏻

Jangan lupa vote!!

Love And Painting (DelShel) [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang