LOVE AND PAINTING 10

1.3K 212 5
                                    

Ashel merutuki nasibnya, kini Adel yang ia anggap sebagai teman dan sahabat berubah menjadi seseorang yang sangat terobsesi dengan dirinya. Tak jarang Adel memperlakukannya layaknya sebuah berlian yang harus dijaga dengan ketat. Bahkan Adel tak memperbolehkan Ashel keluar dengan ancaman bahwa ia akan mati jika keluar dari rumah.

"Ashel makan duku yuk" Ashel hanya mengangguk dan mengikuti kata Adel.

Ashel tidak mau memberontak karena ia sudah lumayan banyak membaca buku atau komik tentang obsesi bisa-bisa kakinya akan dirantai dan dikurung seperti komik atau buku yang ia baca.

"Ashel aku sangat mencintaimu" Adel memeluk dan mencium Ashel lembut dengan nampan makan di tangan.

Ashel menatap wajah Adel, entah dia bodoh atau sebagainya dia lagi-lagi masuk ke pesona Adel.

"Aku juga mencintaimu"

Tentu saja Adel tersenyum dengan perkataan Ashel. Adel menyuapi Ashel dan pastinya diterima oleh Ashel. Ashel makan hingga tak bersisa tak lupa ia minum.

"Ah bagus sekali kelinci manis ku, kamu makan dengan lahap Ashel" Adel kembali memeluk Ashel dengan posesif jangan lupakan tangan Adel yang meraba-raba tubuh Ashel.

"Hanya aku yang dapat melindungimu Ashel hanya aku, kamu gak akan mati selama ada aku di sampingmu"

Adel memeluk Ashel dari belakang sambil memangku Ashel. Tangannya menjamah leher turun ke dada dan berakhir di perut. Adel juga mengendus-endus, mencium, dan menghirup leher Ashel.

"Ahh Ad..el"

Adel menghiraukan dan malah menikmati setiap desahan Ashel akibat kecupan dan gigitan Adel di leher Ashel. Bukankah itu dapat menaikkan birahinya Adel? Namun Adel masih bisa nahan karena dia sudah berjanji untuk melakukan itu ketika mereka sudah bahagia bersama. Sungguh gentelman bukan.

Adel memberikan tanda kepemilikan di leher Ashel dan sedikit membuat leher Ashel berdarah. Adel memandang Ashel dengan sangat cantiknya. Ashel begitu sempurna di mata Adel.

Perlakukan yang dulu hanya sebatas teman kini berubah menjadi perlakukan sepeti kekasih tanpa status. Yup menerka tidak dapat di bilang berpacaran bukan? Toh Adel belum menembak Ashel.

Ashel membalikkan tubuhnya menghadap Adel dan memeluk Adel. Tentu saja Adel menikmati dan tak menolak.

Sett

Adel dapat merasakan ujung yang tajam mengenai kulit punggungnya.

"Ashel kamu memang penuh kejutan tapi aku tau kau tak bisa membunuhku. Aku tau kau juga mencintaiku"

"Sejak kapan?"

"Saat kita minum teh di halaman belakang"

"Tapi kamu tahu bahwa kamu telah membunuh sahabatku"

Adel mengambil pisau dari tangan Ashel. Meletakkan pisau itu di atas meja, menarik kembali Ashel ke dalam pelukannya dan Ashel hanya menerima dengan pasrah.

"Maafkan aku, aku ada alasan mengapa harus berbuat seperti itu namun bukan hari ini"lirih Adel

Asjel hanya diam dan tak mau berbicara. Adel mengangkat wajah Ashel dan mengecup bibir Ashel. Ashel yang peka bahwa lidah Adel ingin masuk segera membuka mulutnya dan membuatkan sang dominan mengambil alih permainan.










Pliss saya nulis apa? Wkwk kayaknya cerita ini aku ga terlalu mendukung buat banyak yg baca soalnya ga tau ga jelas bgtt😸😸

Btw makasihh buat yg udh vote dan yg dah baca tapi ga vote 👀👀

Jangan lupa vote!!

Love And Painting (DelShel) [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang