16. Kebersamaan

2K 226 6
                                    

Apabila ada salah mohon dikoreksi yoo. Karena manusia tidak luput dari kesalahan🙏











Hyunsuk yang baru saja keluar dari kloset langsung terkejut saat melihat pemandangan dihadapannya. Sosok Jihoon dengan mulut penuh darah sedang menatapnya melalui pantulan cermin.

"J-jihoon?"

Jihoon tak menggubris panggilan Hyunsuk. Ia membersihkan mulutnya dengan air dengan cara kumur-kumur. Akan tetapi netranya tetap mengarah ke Hyunsuk. Entah kenapa Hyunsuk jadi takut karena terus-terusan dilihat seperti itu.

"K-kenapa?" Tanya Hyunsuk. Ia tak berani mendekat ke tempat Jihoon. Karena Jihoon terus-terusan melihatnya melalui pantulan cermin dengan tatapan yang seolah-olah akan melahapnya jika ia mendekat.

Jihoon masih tak menggubris setiap perkataan Hyunsuk.

"Aku keluar dulu ya?" Ucap Hyunsuk dengan hati-hati.

Jihoon membasuh air ke rambutnya lalu mengusapnya pelan. Sebenarnya ia ingin menciumi Hyunsuk sekarang tak peduli Hyunsuk akan terinfeksi bakteri atau tidak. Hanya saja di wc terdapat cctv. Jihoon tak ingin mengambil resiko karena Hyunsuk anak orang kaya yang juga salah seorang yang penting di sekolah. Kalau saja pihak sekolah memberitahu bahwa anaknya dilecehkan mungkin akan panjang urusannya. Apalagi Hyunsuk sudah punya pacar yang direstui oleh orang tuanya.

Jika kalian bertanya-tanya dari mana Jihoon tahu? Tentu saja dari ilmu hitamnya. Ia mencari tahu banyak selama ia dekat dengan Hyunsuk.

"Ikut gue." Perintah Jihoon. Ia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang agak basah.

Hyunsuk dengan raut ragu mulai mengikuti Jihoon dari belakang. Beberapa kali ia mencoba melirik Jihoon. Ada beberapa anak yang menyapa Jihoon dan Jihoon membalasnya dengan sapaan dan tersenyum. Benar-benar berbeda saat bersamanya.

"K-kita mau kemana?"

Pria yang ditanyai itu tak menjawab. Ia terus berjalan ke ujung sekolah. Hyunsuk menebak-nebak jika ia akan dibawa ke gudang hari itu. Dan ternyata benar.

Disana Jihoon duduk dengan tangan terlipat di ata kursi. Matanya menutup lama, sosoknya terlihat cukup tenang sekarang. Dari gerak-gerik Jihoon, Hyunsuk tahu bahwa ada yang salah dengannya. Namun Hyunsuk tak berani bertanya. Sosok Jihoon sekarang seolah-olah sedang sibuk di dunia fantasinya.

Dua menit berlalu. Hyunsuk tersadar dari lamunannya saat Jihoon mulai bergerak. Pria itu kembali membuka kedua matanya. Dan sekarang netranya melihat sosok Hyunsuk yang berdiri canggung.

"Udah putus?"

Sontak mood Hyunsuk berubah. Rahangnya mengeras karena kesal. Jihoon ini terlalu seenaknya, pikirnya. Hyunsuk memilih untuk tak menjawab dan hanya melirik ke bawah.

"Gue nunggu besok, kalo besok masih belum putus tunggu aja apa yang bakal gue lakuin ke lo." Ucap Jihoon sembari berjalan dekat ke arahnya.

"Ngerti?"

"Ya." Jawab Hyunsuk singkat.

"J-jihoon." Panggil Hyunsuk karena tampaknya Jihoon akan meninggalkannya. Jihoon menoleh dan menatap ke arahnya.

"Hari ini kamu ga pake aku, kan?" Tanya Hyunsuk gugup.

"Suka-suka gue"

Jihoon segera keluar meninggalkan Hyunsuk sendiri di gudang. Hyunsuk bernafas lega, untung saja ia tidak di apa-apakan oleh Jihoon. Sebentar lagi juga akan masuk.






























Hyunsuk memerhatikan pelajaran dengan tidak fokus. Tubuhnya terasa begitu lelah dan kelas terasa sunyi. Biasanya kelas terasa hidup karena beberapa murid bandel atau murid-murid yang tak bisa diam. Namun kali ini terasa begitu tenang dan sepi. Banyak murid yang tak berani sekolah karena kejadian yang baru terjadi akhir-akhir ini. Yaitu bunuh dirinya seorang murid yang terjadi beberapa yang lalu. Rumor-rumor aneh mulai merebak diantara para siswa dan guru. Apa bila ada sedikit hal aneh di sekolah akan langsung dikaitkan kesana.

Dengan terjadinya kasus bunuh diri tersebut. Nama SMA Keip mulai terkenal dan jadi pembicaraan hangat para masyarakat-masyarakat.

Hyunsuk sendiri sebagai seseorang yang paling sensitif dengan yang namanya hantu mungkin akan parnoan. Namun karena akhir-akhir ini hantu menjadi sesuatu yang sering ia lihat, ia mulai membiasakannya. Bukan berarti Hyunsuk tidak takut jika bertemu hantu.

Hyunsuk baru tersadar dari lamunannya saat mendengar suara hangat di telinganya. Ia melihat ke depan, sosok Jihoon berdiri disana dengan seorang wanita. Kedua orang tersebut memakai almamater hitam milik osis SMA Keip.

Hyunsuk membetulkan duduknya kemudian memerhatikan ke depan dengan seksama. Beberapa ia bertatapan dengan Jihoon.

"Sehubungan dengan diadakannya pentas seni di sekolah pada hari rabu depan nanti, sekolah akan menyelenggarakan bazaar perkelas dan akan di lombakan." Jelas Jihoon. Ia mengerakkan tangannya sambil menatap para audiens yang ada di depannya. Tentu saja matanya tak lepas dari sosok pria mungil yang sedang memerhatikannya.

Setelah itu Jihoon berpamitan kepada guru yang sedang mengajar dan keluar. Sebelum benar-benar keluar, ia melirik Hyunsuk yang menatap kepergiannya.

Kelas menjadi bising. Para siswa sibuk membahas apa yang akan mereka jual saat bazar nanti. Begitu pun Hyunsuk. Ia tak sabar ingin berpartisipasi juga. Teman-temannya berharap banyak padanya karena Hyunsuk adalah orang kaya. Pastinya dengan sedikitnya campur uang Hyunsuk kelas mereka akan menang. Tahun sebelumnya mereka menang juara dua, sedangkan juara satunya adalah kelas 11-A, kelas Jihoon dan Byounggon.

Kelas sejarah telah selesai. Sekarang waktunya istirahat. Hyunsuk tak berniat ke kantin bersama Mashiho dan Asahi. Jadinya ia berjalan-jalan di lingkungan sekolah.

Saat baru beranjak keluar kelas, Hyunsuk melihat sosok yang tak asing sedang tersenyum ke arahnya sambil melambaikan tangan.

"Gon." Seru Hyunsuk antusias. Hyunsuk segera mendekat ke tempat Byounggon.

Byounggon tersenyum. Ia mengelus Surai Hyunsuk lembut. "Mau ke kantin ya?"

Hyunsuk menggeleng. "Pengen ketemu kamu."

Byounggon terkekeh. Pacarnya ini sangat manis. Sudah lebih pendek darinya, wajahnya saja cantik.

"Ngapain kesini?" Hyunsuk mengecilkan suaranya di akhir saat membaca papan nama ruang, klub paranormal.

"Oh, aku di suruh bilangin sama mereka kalau klub ini harus di tutup." Jelas Byounggon. Ia memandang Hyunsuk yang mengangguk-angguk mengerti.

"Mau ke halaman aja?" Tanya Byounggon dengan senyuman manis.

Tolong Hyunsuk. Hyunsuk tidak bisa putus dengan Byounggon. Dia cinta banget sama cowo satu ini.

"Hyunsuk?" Panggil Byounggon.

Hyunsuk terkejut sampai hampir jatuh. Untung saja dengan sigap Byounggon menangkapnya.

"Aku ganteng ya?"

"Hah?" Pipi Hyunsuk memerah. Di saat-saat krisis begini godaan Byounggon masih bisa menggoyahkannya.

"Btw, kapan cuddlenya?"

Wajah Hyunsuk memerah. Saat itu ia salah bilang. Hyunsuk tidak tahu cuddle itu apaan.

"Oh itu." Hyunsuk menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Ih malu ya."

Hyunsuk salting parah sekarang. Ia sampai memukul dada Byounggon berkali-kali. Orang-orang yang melihat kelucuan mereka berdua mungkin akan iri atau jijik.

"Jadikan datingnya nanti?" Tanya Byounggon. Mereka berdua rencana akan berbelanja bersama dan menonton film. Karena itu Hyunsuk bertanya kepada Jihoon apakah pria itu akan membutuhkannya hari ini. Karena Hyunsuk mau nge-date.

"Jadi dong"

"Eh, Sukkie lehernya masih ruam?"


































Tbc



Pawang Setan ♡ | Hoonsuk (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang