19. Going Crazy

2.5K 249 45
                                    

Hal yang bikin saya semangat menulis adalah komentar dari para readers. Itu menjadi mood booster tersendiri bagi saya. Saya harap kalian meninggalkan banyak komentar!!




















Warn!!! Delapan belas plus!!!
















Hyunsuk tersentak saat tiba-tiba Jihoon menamparnya dengan kuat. Firasatnya memang tidak salah bahwa ada yang aneh dengan Jihoon. Namun karena termakan bujuk rayu dukun Hyunsuk malah dihadapkan dengan hal seperti ini.

"ANJING LU, BIAR APA LO BILANGIN RAHASIA GUE KE ORANG HAH?"

"Maafin aku hiks, la-lagian kamu jahat"

Jihoon mencengkram tangan Hyunsuk dan menjatuhkan Hyunsuk ke atas ranjang. "Suka-suka gue mau make lo kaya gimana, lo lupa kalo lo bilang bakal ngelakuin apa aja yang gue suruh?"

Hyunsuk lelah. Ia tidak sanggup terus-menerus di tindas. "Iya emang aku bilang begitu, tapi lu yang bodoh karena percaya sama omongan gue"

Jihoon sudah gelap mata. Ia termakan omongan pedas Hyunsuk. Jika bisa melihat mungkin mata Jihoon sudah membara saking marahnya.

"Oh begitu ya?" Ucap Jihoon dengan suara rendah. Sebuah seringaian terukir di wajah tampannya

Mental Hyunsuk yang semulanya baja menjadi ciut. Entah kenapa Hyunsuk jadi takut karena perubahan emosi Jihoon yang mendadak ini. Hyunsuk meremas seprai dengan kuat. Keringat dingin mengucuri wajah putihnya.

"Jadi selama ini begitu"

Tangan kekar Jihoon menyentuh lutut Hyunsuk. Hyunsuk bergidik takut saat kulitnya dan kulit Jihoon bersentuhan.

"Arghh..." Pekik Hyunsuk saat lututnya di tarik ke depan dengan cepat. Reflek Hyunsuk menutup kedua matanya.

Nafas lembut menghembus di hidung Hyunsuk. Mata Hyunsuk terbuka pelan. Ia panik saat mengetahui wajah Jihoon sudah berada di depan wajahnya. Keduanya bertatapan, mata tajam Jihoon dan mata penuh ketakutan milik Hyunsuk.

"Harus apa gue biar lu tunduk sama gue?"

"Bunuh pacar lo? Nyiksa lo? Bunuh bibi kesayangan lo itu? atau..."

Jihoon mendekatkan wajahnya yang semula berhadapan dengan wajah Hyunsuk ke telinga Hyunsuk. "Bikin lo gila karena gue?"

Hyunsuk menutup matanya saat suara rendah Jihoon berhasil membuatnya gila. Hyunsuk merasakan rasa sesak pada celananya. Penisnya tegang karena Jihoon.

"Arghhh... Ja-ngan"

Hyunsuk mengcengkram kakinya kuat. Tiba-tiba saja tangan Jihoon memegang penisnya yang masih dibungkus celana. Setelah itu Jihoon melepaskan tangannya dan membuka outernya. Ia membawa kedua tangan Hyunsuk ke belakang tubuh pria manis itu lalu mengikatnya dengan kuat.

"Ji-hoon jangan"

Setelah selesai Jihoon berjongkok dihadapan Hyunsuk. Tangannya mulai terulur membuka celana pendek yang Hyunsuk pakai. Terdengar dehaman rendah oleh Hyunsuk. Penis kecil  Hyunsuk tegang. Tanpa-sempat Hyunsuk mencerna apa yang akan dilakukan oleh Jihoon. Jihoon langsung memainkan penis Hyunsuk dengan tangan kanannya dan lubang merah muda milik Hyunsuk dengan tangan kirinya. Bayangkan saja betapa gilanya Hyunsuk sekarang.

"Aarghh angghh"

Hyunsuk menutup matanya rapat-rapat. Air mata yang ia keluarkan beberapa saat yang lalu mulai turun dari kedua matanya. Hyunsuk benar-benar menggila oleh setiap sentuhan Jihoon. Lubangnya diobrak-abrik dengan cepat oleh Jihoon sampai menimbulkan suara kecipak yang terdengar keras serta penisnya yang dimainkan dengan lembut. Kalau begini terus Hyunsuk mungkin akan ejakulasi berkali-kali.

Jihoon menambah satu jari lagi ke lubang Hyunsuk yang semulanya satu kini menjadi dua.

Hyunsuk menggila. Meski sudah sering di tiduri oleh Jihoon, masih saja ia kunang-kunang kenikmatan ketika melakukannya.

Hyunsuk terbuai dengan perlakuan Jihoon. Ia melupakan segala hal sekarang. Saat ini hanya ingin bercinta dengan pria brengsek dan aneh ini.

"Ji, k-kok berhenti?" Hyunsuk membuka matanya pelan. Ia melihat Jihoon hanya duduk dengan santai tanpa berbicara apapun. Pandangan pria itu juga kosong.

Sungguh benar-benar ini hal yang tidak logis selama Hyunsuk hidup. Mulai dari illuminati, hantu, dan segala hal aneh yang terjadi di sekitarnya. Semakin Hyunsuk dekat dengan Jihoon semakin semuanya mengherankan.

Hyunsuk memanyunkan bibirnya karena sedih. Emosinya berubah dengan cepat. Ia tak bisa mengontrol dirinya. Beberapa saat yang lalu ia sangat membenci Jihoon namun sekarang.

Hyunsuk bangun ia duduk berhadapan dengan Jihoon. Kamar Hyunsuk hangat dan nyaman. Namun tak senyaman hati Hyunsuk yang selalu bimbang.

"Jihoon, kita udahan aja ya?"

Tak ada jawaban dari pria yang ditanyai. Jihoon termenung. Mereka berdua larut dalam pikiran masing-masing.

"Suk, gue suka sama lo."

"Hah!?" Pipi Hyunsuk memerah. Ia tidak bisa berpikir normal. Netra Jihoon menatapnya lembut dan penuh kasih sayang.

"A-aku gak nger-"

"Gue suka sama lo itu aja." Ulang Jihoon tanpa penekanan.

Hyunsuk menunduk. Ia memainkan jarinya agar lebih leluasa dan tak terlalu larut dalam suasana saat ini.

"K-kenapa?" Tanya Hyunsuk. Mata indah Hyunsuk fokus terhadap lekuk wajah Jihoon yang sempurna. Rahang yang tegas, mata yang indah dan tahi lalat yang membuatnya tampak manis.

"Gatau, gue suka sama lo pokoknya!"

"LO ANEH JIHOON! LO ANEH, GUE BENCI!" Bentak Hyunsuk tegas. Air mata mengalir melewati pipi mulus Hyunsuk. Sungguh perubahan emosi yang sangat cepat.

Jihoon tak menyaut. Baru kali ia melihat Hyunsuk se-emosional ini. Baru kali ini juga Hyunsuk memanggilnya dengan sebutan "Lo"

Hyunsuk mengusap air mata yang jatuh dengan kedua tangannya berkali-kali. Ia tidak tahu kenapa ia melakukannya. Hanya saja ia tidak suka hal yang membuatnya harus mengeluarkan air mata seperti ini. Entah sejak kapan hal tersebut terus mengusiknya.

"Lo aneh, lo jahat, lo selalu seenaknya." Hyunsuk melayangkan tatapan tajam ke arah Jihoon yang menatap ke arah lain. Benar-benar pengecut pikir Hyunsuk. Dan hal itu benar-benar membuatnya cukup kesal sekarang.

"Se-setidaknya jangan bikin gue bingung kayak gini." Hyunsuk melembut entah kenapa. "Why? WHY PARK JIHOON? I HATE YOU!!"

Jihoon menarik nafas panjang. Ia seperti akan mengatakan sesuatu. Jihoon mendekati Hyunsuk agar lebih dekat. Ia mengcengkram bahu Hyunsuk agar Hyunsuk bisa menatapnya lebih serius.

"I don't know, Choi Hyunsuk. I don't know why I can like you. it wasn't something that could be explained in words."

"Love is illogical. Can you tell me Choi Hyunsuk?

Mata yang berkaca-kaca, mulut yang sesenggukan, wajah yang merah itulah Hyunsuk sekarang.

"Seharusnya lo jawab, bukan malah nanya balik Park Jihoon."

Jihoon terkekeh. Bisa-bisanya ia masih bisa tertawa di saat-saat seperti ini.

"Sumpah gue ga tau. Lo tuh perfect entah kenapa. Apa si namanya type ya? Lo itu type gue" Jelas Jihoon dengan raut wajah normal semestinya. Ia seperti tak terpengaruh sedikit dengan apa yang terjadi. Hyunsuk masih tak habis pikir dengan jalan pikiran Jihoon. Mungkin bisa di katakan Jihoon orang tersantai di dunia?

"Lo bohong."

"Sejak awal lo ga pernah ngertiin gue. Lo ga punya empati Ji. Seharusnya lo sadar!" Sambung Hyunsuk.

"Lo itu, lo" Hyunsuk sesenggukan. Ia tak sanggup melanjutkan kalimatnya.

"Lo kan yang bunuh cewe di sekolah itu. Lo psikopat Ji. Lo seharusnya sadar!!"

"Hehe" Jihoon menyeringai, memasang ekspresi tanpa rasa bersalah.














































tbc





Pawang Setan ♡ | Hoonsuk (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang