Disebuah kamar dengan lampu remang, terlihat seorang gadis yang masih terlelap dalam mimpinya.Gadis itu tak menyadari keberadaan sesosok lelaki yang tak berada diujung sudut kamar itu.
"Arghh Flora, tunggu sebentar lagi..." desis lelaki itu.
Setelah dirinya berdesis, ia mulai berjalan perlahan menuju kasur yang ditempati sang gadis.
Citt..
Decit ranjang lusuh berdengung, tanda bahwa kasurnya sudah tak layak digunakan.
"Ahh, malang sekali kamu Flora, aku jadi tak sabar untuk cepat membawa mu pergi dari tempat yang sudah sangat tak layak ini," ucap lelaki itu.
Lelaki itu mulai ikut masuk kedalam selimut gadis itu, lalu memeluk tubuh ringkih sang gadis agar terasa hangat dan nyaman.
Dirinya meniup nuipkan tengkuk sang gadis yang membuat gadis itu melenguh pertanda merasa terganggu akan tingkahnya.
"Euunghh."
"Shutt, tidur lagi sweety," ucap lelaki itu sambil mempuk-pukan punggung gadis itu.
Namun, itu tak berhasil membuat sang gadis kembali tidur, malah yang ada gadis itu terbangun dari mimpi indahnya.
"S-siapa?" tanya Flora bergetar.
Yaa, gadis itu bernama Flora.
Flora Ashyifora.Dan sang lelaki tadi adalah Davin.
Davindra Mahendra.Saat membalikkan badan, betapa terkejutnya ia melihat siapa yang memeluk erat dirinya.
"D-Davin?" tanya nya tak percaya.
"Diam Flora, atau kamu mau aku melakukan hal yang pastinya tak ingin kamu lihat?"
"Lo ngapain Dav?!" Ucap Flora dengan nada yang cukup tinggi.
Pasalnya, Davin ini adalah tetangga nya, teman sedari SMP nya, yang kemana mana selalu berdua, tapi kenapa Davin? kenapa dia begini?
"Shh Flora, kamu jangan berani beraninya ngomong sama aku dengan nada yang tinggi!" desis Davin dengan bentakan diakhir katanya.
"Ya lo ngapain tiba tiba masuk ke kamar gue dan dengan gak tau malunya lo naik ke kasur geu terus peluk gue hah?!!" sudah cukup Flora diam karena sikap Davin yang beberapa hari ini berubah, dirinya sudah lelah.
"Mulutmu memang harus dihukum sweety."
Setelah berucap demikian, Davin langsung menempelkan bibirnya ke bibir plum Flora.
Awalnya memang hanya menempel, namun semakin lama Davin mulai melumat lembut bibir Flora.Dari yang awal hanya lembut, namun setelahnya langsung menjadi kasar tak berperasaan.
Sungguh, air mata Flora sudah menumpuk dimatanya, jika ia berkedip beberapa kali lagi, air matanya akan langsung jatuh.🐹🐹🐹
Setelah kejadian beberapa hari silam, Davin malah makin menjadi, mengekangnya layaknya Flora hanya miliknya, melarang ini itu, dan segala perlakuan Davin yang pasti membuat Flora sesak.
Saat ini, Flora sedang berada di dalam kelasnya, berdua dengan sang sahabat, Fira.
"Flora, lo mau kan kabur dari si Davinjing?" tanya Fira menggebu.
"Gue gatau Fir, gue takut aja, dia tiap malem nyelinap ke kontrakan gue terus, gue jadi was-was tiap malem, tapi nanti kalo gue kabur, gue takut dia bakal ngelakuin hal diluar nalar," ucap Flora lemas, bahunya tiba tiba melemas seperti jelly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
Short StorySeperti yang dijudul 'Short Story' yang berarti cerita pendek. Ini hanya mengisi waktu luang + kalo gabut hehehe. Mohon maaf bila ada kesalahan kata, nama, ataupun tempat, karena saya baru pemula, ini yang pertama saya publish. Happy reading! (つ≧▽≦)つ