Life Encouragement

2.2K 105 2
                                    

Sumpah, aku seneng bangettt!
cerita yang 'Entangled' langsung banyak yang baca dan vote!
jadi aku langsung bikin yang ini deh.
Happy reading \(^o^)/
Maaf ya kalo ada kesalahan kata, ataupun ending yang gak memuaskan!

꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡


Seorang gadis dengan pakaian SMA nya, rambut yang dicepol asal, berlarian tak terkendali. Dirinya telat!

Hampir saja gerbang sekolahnya akan ditutup, untungnya Ia maish dapat masuk, walau terdengar cibiran dari satpam sekolah itu.

"Lain kali jangan telat ya neng."

Gadis itu mengalihkan tatapan yang sebelumnya mengarah ke sekeliling, terdapat kerutan diwajah manisnya, "Kok rame banget ya?" tanya lirih gadis itu.

Gadis itu Amara zennita. Gadis bertubuh sedikit tambun dengan rambut sepingganggnya, berkulit putih pucat, dan dengan senyuman manis serta ramahnya yang menbuat dirinya disukai banyak orang.

"Iya pak, makasih ya pak," ucapnya setelah berhenti berpikir.

"Lah iya! kan lagi ada dede gemes anjai! gimane sih lo," rutuknya pada dirinya sendiri.

Amara melanjutkan jalannya yang sebelumnya terganggu, sembari berjalan dirinya mengamati sekitar yang sangat ramai, dengan dede dede gemes yang terlihat celingukan kebingungan.

Hingga sesuatu terasa seperti menepuk punggunggnya, memutuskan berbalik untuk melihat ke belakang, dirinya terkejut. Mengapa dede yang satu ini gemes banget?!

"Permisi kak, boleh nanya ga kak?" tanya seseorang yang menepuk punggung Amara tadi, dengan tangan yang saling bertautan.

"A-ah iya, tanya apa?" dasar Amara! gitu aja udah salting.

"Emm, kakak namanya siapa?"

Entah ada angin apa, mengapa lelaki ini menanyakan namanya? Ia harus bagaimana ini?!!

"Kalo boleh tau, buat apa ya?"

"Maaf kak, kalau gamau gapapa kok, aku penasaran aja, soalnya kakak kayanya alumni di sekolah aku."

"Maaf ya, bukannya gimana, tapi aku belum mau ngasih tau namaku, maad banget yaa," ucap Amara penuh penyesalan, dirinya takut jika lelaki dihadapannya ini akan berbuat hal macam macam.

"Gapapa kak, kalo gitu aku pergi dulu ya, sampai jumpa lain kali."

Amara melambaikan tangannya, dan melanjutkan jalannya seolah tidak terjadi apapun barusan, dirinya hanya ingin duduk santai dikelasnya sambil baca novel, sudah itu saja.

Tanpa sadar seorang lelaki terlihat mengepalkan kedua tangannya sampai buku tangannya memutih, dan juga rahangnya yang tampak mengeras, sungguh mengerikan!

"Akan aku beri pelajaran baby.."

.
.
.

Amara merasakan seperti ada yang mengintainya, dengan cepat Ia melangkahkan kakinya melewati gang sempit nan gelap untuk menuju rumahnya.

Dirinya saat ini baru saja pulang dari kerja part time nya, jam menunjukkan pukul 22.13 dimana sudah hamlir jam setengah sebelas, yang pasti kawasan didekat rumahnya sudah sepi.

Dengan cepat berjalan dan tangan yang meremas cardigannya, Amara sesekali menengok kebelakang untuk memastikan bahwa tidak ada seseorang yang membuntuti nya.

Saat sedang memikirkan hal tentang idolanya agar mengalihkan pikirannya dari kejadian kejadian menyeramkan, terdengar suara seperti kaleng yang ditendang oleh seseorang.

"Srekk..."

Amara reflek menoleh untuk melihat apa yang jatuh tadi, karena tak mendapati apapun, akhirnya Amara berlari sekuat tenaga, menghalaukan kakinya yang sudah lelah.

Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang