Di sebuah kamar yang mewah dan luas itu, terlihat seorang pemuda yang tidur di kasur empuk dengan beberapa lembaran pekerjaan di kasurnya.
Pemuda itu tidak memakai baju sehingga memperlihatkan tubuh maskulinnya.
Namun bunyi alarm yang cukup besar itu membuatnya terbangun dari tidur nyenyaknya dan membuatnya mengerang kesal.
Tidak ingin telat dari pekerjaan, pemuda itu segera menjauh dari kasur empuknya dengan berat hati dan memanggil beberapa pembantu yang ada di luar kamarnya untuk mempersiapkan air hangat untuknya.
Setelah ia selesai mandi, ia mulai memakai kemeja hitam dan celana panjangnya yang berwarna hitam.
Pemuda itu segera berjalan keluat kamarnya dan menuruni tangga untuk menuju ke dapur...
Semua ruangan tampak sangat luas dan mewah dengan aksesoris yang ada di sekitarnya.
Setelah sampai di dapur, terlihat sebuah meja yang pajang dan besar dengan kain putih yang menjadi alas meja itu. Ada beberapa gelas kaca yang tampak mahal tidak lupa dengan piring serta sendok, garpu, dan pisau kecil yang disusun rapi.
"Ali..."
Panggil seorang wanita yang membuat pemuda itu segera menghadap ke arah wanita tersebut.
"Ya, mama? Ada apa?"
Jawab pemuda bernama Ali itu sembari menatap ibunya.
"Kau cuma makan sendiri je kan? Kau tinggal sendiri, kan? Kenapa pulak mejanya sangat besar?"
Ucap Aliya sembari menatap Ali. Ali sendiri tidak tau harus menjawab apa..
"Mama dah makan?"
Tanya Ali untuk mengalihkan pertanyaan dari Aliya, membuat Aliya semakin kesal. Namun Aliya segera menghela nafas untuk menenangkan diri.
"Belum."
Jawab Aliya. Ali kemudian mengangguk dan menyuruh beberapa pembantu untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Sembari menunggu sarapan selesai dibuat, Ali menyelesaikan tumpukan kertas yang berisikan pekerjaannya dengan bantuan laptopnya.
Ali sudah kembali menjadi seorang ejen, walau itu bukan benar-benar keinginannya karena menurutnya itu membuat pekerjaannya bertambah.
Namun, karena ada Aliya, Ali juga ikut kembali menjadi ejen, walau ia sendiri tidak benar-benar serius dalam menjadi ejen..
Saat sarapan sudah selesai di buat, Ali segera menyusun tumpukan kertas-kertas itu dan menaruh tumpukan kertas itu di meja kerjanya yang ada di sebuah ruangan yang juga luas tidak jauh dari dapur.
Setelah menaruh semua barang-barangnya, ia segera kembali dan duduk dengan meja makan yang dipenuhi sarapan.
Saat di pertengahan memakan sarapan yang sunyi, Aliya mulai bertanya sesuatu.
"Ali, hari ini kau sibuk tak?"
Mendengar itu, Ali segera berhenti memakan dan menatap Aliya. Tatapannya memperlihatkan keraguan dan pertimbangan.
"Cukup sibuk, kenapa ma?"
Aliya hanya tersenyum mendengar ucapan Ali.
"Takpe, kau tidak pernah pergi ke MATA akhir-akihir ni.. Mau ajak kau pergi tapi karena kau sibuk, jadinya gak jadi."
Ucap Aliya dengan lembut. Dia mengerti kenapa Ali sangat sering sibuk, jadi Aliya tidak ingin memaksa Ali.
Ali sendiri mengetahui hal itu. Ia menghela nafas lembut kemudian tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLAIN「EA FANFIC」
Acción『💠R E V I S I💠』 Warning : -jika anda tidak menyukai cerita ini, maka tidak usah dibaca. Cerita ini juga gak terlalu mirip sama yang ada di movienya. -TYPO BERTEBARAN . . . . . . Apa yang terjadi jika sebenarnya yang mengalahkan Niki adalah Ejen la...