Hadirmu sengaja kutelisik.
Berawal dari satu musim hujan yang mulai mereda, kupaksa diri ini untuk mencari tau tentang kamu.
Kamu yang didambakan banyak orang. Kamu yang kuanggap tak nyata. Kamu yang kukira hanya bagian dari anganku.Sepekan terus kuusut kehadiranmu dalam aplikasi itu. Sangat ingin kuberpapasan dengan profil yang berisikan foto pria dengan polo merahnya dan lubang ditengah senyumnya. Entah terdengar gila atau memaksa, kali pertama kulihat potretmu, dalam asa timbul rasa sangat ingin memilikimu. Ego seorang manusia yang merasa sangat sempurna saat itu, dengan paras yang diidamkan banyak orang, dan juga latar belakang cerah yang diinginkan banyak insan, Aku merasa pantas saat itu untuk bisa sekedar mengenalmu.
"Sal menerima permintaan pertemananmu" adalah notifikasi yang tak akan pernah kulupakan sejak saat itu. Aku yakin dan percaya aku tak akan bisa melupakannya. Bagaimana bisa, setengah terjaga saat itu aku sedang menyelesaikan pekerjaanku. Hampir berganti hari saat itu di zona waktu aku dan dia berada. Mata ini segar langsung dibuat dengan notifikasi sepele begitu. Dari sekedar perkenalan sepele yang kita awali di kolom percakapan, semakin kau buat aku terkejut dengan pesanmu selanjutnya, "Cuddle?" .
Tertawa saat itu, setelah kubaca berkali-kali ajakan itu. Kukira saat itu, disisa waktuku yang hanya tinggal 2 bulan di kota itu, tentu tidak akan jadi masalah besar jika aku sedikit bermain api. Kutau sejak awal kuniatkan untuk mencarimu, kau sudah ada yang punya. Namun tak apalah kukira saat itu, karena kukira ini tak akan terlalu jauh. Pun aku salah, bahkan aku tidak yakin apa ini akan selesai ketika aku menyelesaikan tulisan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kukira
Teen FictionUntuk diriku yang bersahabat denga tisu, sebab tak pernah kemarau cinta dan air mata itu darimu.