Terlalu cepat jatuh, itulah yang kurasakan semakin hari.
Hasrat untuk memiliki itu semakin tinggi.
Asa ini bertanya, bukankah ini harusnya menjadi sesuatu yang sesaat saja?
Hadirmu merubah rutinitasku. Sosokmu membangunkan perasaan yang aku tak pernah tau ada dalam diriku. Aku sangat ingin memilikimu. Namun engkau hanya menganggapku kisah sesaat.
Sadar bahwa hadirmu bisa lenyap kapan saja, semakin kupandangi wajahmu.
Selalu tersenyum aku melihat wajahmu.
Kuingat bahkan senyum itu cukup mengganggu konsentrasimu saat berkendara sepulang kita menyatap sarapan yang rupanya adalah kesukaan kita berdua.
Senyummu membuat aku tersenyum. Tawaku membuat kamu tertawa. Terus seperti itu menjadi rantai yang semakin menautkan perasaan ini. Kamu jahat Sal. Kamu tau kamu akan pergi namun, semakin dekat waktu akan perpisahan denganmu, semakin dalam juga kamu tanamkan perasaan tak berujung ini.Tak sabar rasanya untuk waktu tunggu ini segera berakhir. Tak kuat rasanya terus memendam ini. Antara kita berdua, perasaan ini menjadi seperti rahasia umum, yang tak berani diungkapkan namun bisa kita berdua rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kukira
Roman pour AdolescentsUntuk diriku yang bersahabat denga tisu, sebab tak pernah kemarau cinta dan air mata itu darimu.