Untitled Part 6

7 0 0
                                    

Jika kecelakaan itu adalah awal kebohonganku dengan Ariz, 30 September menjadi buntut dari kebohongan itu. Kuhabiskan waktuku sejak 06.30 pagi hingga tengah malam bersama kamu Sal.
Saat itu adalah kali pertama aku memutuskan berbohong  juga kekantor dengan alasan sakit hanya untuk lari denganmu dan meninggalkan semua urusan itu dibelakang, baik pekerjaan, maupun pasanganku. Untuk pertama kali kita berjalan sangat jauh, menghabiskan waktu. Kau bawa aku keseluruh tempat favoritmu. Dan lagi, aku kembali jatuh cinta. Seakan tak ingin kehilangan satu moment pun, kita paksakan saat itu untuk berkunjung langsung ke beberapa tempat dengan batas waktu yang pendek. 

Kamu tau Sal, saat itu rasanya seperti aku sedang benar benar menjadi pasanganmu. Tak ingin pulang rasanya. Takut jika kamu merubah pikiranmu lagi. Sepanjang jalan pulang kupaksakan untuk tetap tersenyum, walaupun aku sangat takut Sal. Matahari tenggelam, aku sudah kembali ada dikamar, dan kita berjanji untuk bertemu kembali nanti malam ditempat favoritku, tempat yang kamu sengaja cari untuk aku bisa menenangkan pikiranku. Kilang minyak jadi tempat kita untuk melihat begitu banyak cahaya terang pelabuhan dan kapal. Lucu rasanya seperti saat itu kita benar benar memaksakan banyak momen, banyak kenangan dalam satu hari. Seperti ketakutan bahwa kita tidak bisa melakukannya lagi, atau sekedar bertemu  lagi di hari selanjutnya.

Malam itu, kembali kita habiskan malam dengan berpelukan. Tepat setelah hari berganti, kamu berkata kepadaku " I have a great idea" dan dengan telak sebelum dia menyelesaikan kata-katanya langsung kubantah "no". Namun dia menutup mulutku, dia lanjutkan "dengar dulu, i have a great idea, lets be boyfriend". Aku dengan posisi membelakanginya menahan tangis. Seperti lelucon aku dibuatnya. Lupa kah dia akan pasangannya. Lupa kah dia menyudutkanku agar segera berpacaran dengan Ariz. Lupakah dia sebulan yang lalu dia yang memutuskan pergi. Kuungkapkan semua itu kepadanya, dan alasannya tetap sama, dia tidak ingin kehilangan lagi katanya. Pernyataan itu kuabaikan, dan semenjak 1 Oktober kami berpacaran.

Rumah KukiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang