Banyak bahasa yang bisa mengungkapkan cinta kata mereka. Namun tidak semua bisa merefleksikan bahasa itu, dan tidak sedikit yang gagal dalam mendefinisikan bahasa cinta dari pasangannya.
Hal ini terjadi antara aku dan kamu Sal. Entah mengapa kamu membuatku merasa bahwa aku gagal mengerti bahasa cintamu. Membuatku seperti gagal melihat rencanamu atas kita. Membuatku merasa bahwa aku ambil bagian dari setiap kesalahan yang kamu lakukan.
Bukan sekali, bukan juga dua kali dalam setiap masalah kamu selalu fokus pada siapa yang salah. Gagal rasanya kita untuk mencari jalan keluar dari setiap masalah. Tentu saja gagal karena setiap terlibat dalam argument, kamu memutuskan untuk lari Sal. Kamu si pecundang konfrontasi. Kamu yang takut akan konsekuensi dari tindakanmu sendiri.
Dan aku, cintaku, terus mewajarkan. Kembali, aku sadar bahwa benar kata orang, ukuran kedewasaan tidak hanya dari usia. Dan lagi aku sadar, kadang orang dewasa juga suka berlari dari masalah, dari konfrontasi. Karena mereka sadar akan konsekuensi itu sendiri dan tidak pernah siap untuk itu. Hal ini terus terjadi dalam setiap pergumulan kita, hingga akhirnya kita harus berkompromi akan ini. Kompromi, adalah bahasa kami untuk cinta. Kompromi adalah batas benang merah kami. Jika seutas tali kompromi ini putus, maka begitu juga dengan kami.
Kompromi, dan physical attack mungkin. Sebab aku si penyuka keributan. Si cinta konflik, gemar rasanya untuk mencari keributan antara kita. Dan kamu yang mengerti akan hal ini kadang tertawa, kadang tergeleng-geleng. Namun kita sama-sama tau, kita saling sayang
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kukira
Novela JuvenilUntuk diriku yang bersahabat denga tisu, sebab tak pernah kemarau cinta dan air mata itu darimu.