Musim yang kunantikan datang. Natal. Akhir tahun. Awal cerita baru.
Kuingat tawaranmu untuk merayakan pergantian tahun bersama rekan kantormu saat itu. Canggung rasanya, aku si anak kecil ini bergabung bersama mereka. Pasti akan timbul pertanyaan dari rekannya, hingga aku memutuskan untuk hanya menghabiskan waktu berdua dengannya. Bukan aku tidak punya teman. Namun saat itu aku tolak semua tawaran karena menurutmu akan indah merayakan pergantian tahun berdua. Sialnya aku percaya.
Kuingat saat itu kamu memohon izin untuk merayakan malam pergantian tahun dengan teman sepermainanmu setelah kita berdua dikamar. Bukan dengan rekan kerjamu, namun teman bermainmu. Termasuk pasanganmu. Katamu saat itu perayaannya ada di tempat temanmu. Katamu saat itu pergantian tahun ini akan menjadi pergantian tahun terakhir kamu bersama dia. Katamu saat itu kamu akan menyelesaikan hubungan itu. Katamu saat itu akan jadi awal yang baru. Katamu saat itu kita benar-benar hanya akan berdua, bukan lagi bertiga.
Kompromi, kembali kulakukan itu. Kembali kucoba berikan kesempatan.
10 bulan kemudian baru ku tau, saat itu kamu berbohong Sal. Semua yang kamu ucapakan bohong. Semua yang kamu janjikan bohong. Entah kenapa kamu tega lakukan itu. Entah apa yang ada dipikiranmu saat itu.
Entah bagaimana bisa kamu menatap mata ini dan berkata bahwa semua itu sudah selesai. Entah kenapa kamu bisa menyalahkan aku ketika aku kembali berkomunikasi dengan Ariz dengan alasan kamu sudah meninggalkan semuanya untukku. Kamu bohong Sal.
Pergantian tahun baru 2022 kamu habiskan dirumahmu bukan sahabatmu.
Pergantian tahun baru 2022 kamu habiskan bersama kekasihmu.
Dan aku terduduk sendiri di kamar yang luas tanpa keluarga, tanpa teman, tanpa kamu. Sementara kamu, kamu bersama semuanya dimalam pergantian tahun saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kukira
Teen FictionUntuk diriku yang bersahabat denga tisu, sebab tak pernah kemarau cinta dan air mata itu darimu.