Perlahan tampak gelagakmu untuk ingin pergi. Banyak tanda yang kau berikan bahwa sebentar lagi akan tiba saatnya. Bukan aku yang akan meninggalkanmu, namun kamu memutuskan pergi sebelum temponya. Sadar bahwa aku bukan bahagiamu, sadar bahwa takdir kita tak terbagi, sebelum semakin jatuh hati ini, kutetapkan hati ini untuk juga melangkah pergi.
Lagi, kumerasa beruntung, kutemukan sosok lain. Ariz. Sosok yang bukan kamu. Bukan idaman dan dambaan banyak orang sepertimu. Namun cepat pula hati ini jatuh kegenggamannya. Celah hampa yang hampir sempat kau isi, perlahan dia buka. Kuingat saat itu pesanmu kepadaku "Pacarin aja Ariz". Kulakukan apa yang kamu perintahkan. Sadarku kau ingin mengusir keberadaan ini pergi. Candaan renyah, gombalan payah, senyum malu-malu Ariz adalah senjata pamungkasnya.
Semua tau, kau tau, akupun tau Sal, menghapus rasa tak semudah menumbuhkannya. Terima kasih, karenamu aku terjebak diantara 2 hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kukira
Teen FictionUntuk diriku yang bersahabat denga tisu, sebab tak pernah kemarau cinta dan air mata itu darimu.