Part 4

301 37 12
                                        

"Yeeeaayyy! Papi pulang!" Sehun bersorak dengan bahagia.

Suster dan omanya baru saja pulang tepat sepuluh menit yang lalu. Kini berganti dengan kedatangan orang yang paling ia nantikan.

Sehun menatap penuh kerinduan pada sang ayah. Pun Yeonseok juga sama rindunya, bahkan mungkin berkali-kali lipat. Tapi sayangnya ia benar-benar baru saja sampai dari bandara dan langsung ke sini, jadi dia belum berbenah sama sekali.

Perlu diingat penyakit yang Sehun derita membuatnya nyaris tak mempunyai sistem kekebalan tubuh. Bakteri atau virus seperti apapun jika terpapar padanya, hal itu bisa menjadi petaka. Apalagi jika orang yang bersentuhan dengannya adalah baru bepergian ke tempat ramai.

"Papi peluukk.." Sehun merentangkan tangannya dengan binar mata penuh manja. Yaampun, Yeonseok mau menangis kalau saja dia lupa bahwa dia adalah bapak-bapak.

"Bentar ya, sayang. Papi harus bersih-bersih dulu, gak boleh langsung pegang kamu." ucap Yeonseok pada akhirnya.

Sehun yang menurunkan kembali tangannya, "It''s okay, papi. Papi boleh mandi dulu."

"Iya, bentar ya."

Yeonseok tanpa berlama-lama langsung melesat ke toilet dan mandi sebersih-bersihnya. Setelahnya ia hanya memakai kaos oblong dengan celana jersey sebagai pakaian tidur. Lalu langsung naik ke bangsal Sehun untuk menunaikan janjinya.

Pelukan hangat yang Sehun sudah tidak rasakan selama kurang lebih seminggu ini. Ciuman puluhan kali di puncak kepalanya kini kembali Sehun dapatkan. Yeonseok juga sangat rindu aroma kepala dengan wangi susu ini.

"Rinduuuu bangettt..." ungkap Yeonseok gemas.

"Hehehe.." Sehun akan semakin bergelayut di dada bidang ayahnya jika sedang dimanja. Sama sekali tidak terlihat seperti anak lelaki remaja pada umumnya yang gengsi jika memegang tangan ayahnya, kegiatan bermanja ini justru salah satu favoritnya. "Papi, kemarin mami dateng tiba-tiba loh.."

"Iya? Bagus deh." Yeonseok tersenyum.

"Terus, Sehun sekarang udah punya temen baru."

Mendengar itu Yeonseok langsung melotot, "Siapa? Ada orang asing masuk ke sini?" tanyanya menuntut.

"Iihh, papi, ya nggak mungkinlah. Ini temen barunya dokter Chanyeol, mas Chanyeol. Saudaranya dokter Suho. Dia baiiiiik banget, Pi."

"Ooh, syukurlah." Yeonseok menghela nafas lega. "Tapi kamu harus tetep ingat, kamu itu gak boleh interaksi sama sembarang orang. Paham?"

Sehun memutar bola matanya malas, "Paham papiii.."

"Kalo paham, coba jelasin ulang."

Meskipun sedikit mencebik dengan tingkah Yeonseok yang sangat bapak-bapak ini, Sehun tetap menjelaskan, "Gak boleh interaksi sama sembarangan orang kecuali nakes yang mau meriksa. Kita gak tau orang lain itu habis darimana, habis megang apa, habis ngapain aja. Kita gak tau apa mereka bebas virus dan bakteri atau nggak. Gitu kan? Udah di luar kepala!"

Yeonseok mengusap puncak kepala anaknya, "Uuhh, pinternya anak papi!" Kemudian ia kembali menaruh tangannya ke punggung Sehun untuk ia elus. Ini cara dia agara Sehun lebih cepat mengantuk. Lantaran jika sedang pillow talk Sehun sanggup cerita sampai matahari terbit.

Sehun hanya berdehem, tapi dia melanjutkan ceritanya. "Papi, papi tau gak, mas Chanyeol ternyata ngefans sama mami."

"Biarin aja." jawab Yeonseok cuek. Dia sebenarnya sedikit malas membahas apapun yang menyangkut mantan istrinya.

"Ih, papi harus bangga tau, mantan papi tuh penggemarnya anak-anak muda. Cakep-cakep, Sehun aja bangga punya mami semenarik itu."

"Mami udah gak menarik di mata papi." ucap Yeonseok terus terang.

Fly Me To the MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang