Dua hari sudah Chanyeol tidak mengunjungi Sehun. Pasca collapse beberapa hari lalu, jadwalnya kembali diganti dengan Suho. Meski begitu, dia tak lupa untuk selalu menanyakan perkembangan teman barunya itu pada Suho.
Hari ini, kembali Chanyeol ditugaskan memfollow-up remaja ajaib itu. Dengan wajah sumringah dia berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju ke ruangan Nuri 204. Sesampainya di ruangan itu, ternyata pintu Sehun terbuka lebar. Seingatnya, pintu itu selalu tertutup rapat untuk menjaga kehigienisan udara pada ruangan.
Saat masuk, ternyata ruangan itu nihil. Tidak ada seorangpun di dalamnya. "Astaga!" Chanyeol mengeratkan giginya. Ini tidak seharusnya terjadi karena Sehun tidak bisa keluar dari ruangannya tanpa pengawasan dan penanganan tertentu. Jadi dapat dipastikan bahwa Sehun kabur.
Dengan panik Chanyeol mencari ke seluruh penjuru rumah sakit. Rasa lelah akibat begadang semalam tidak mempengaruhinya menyusuri tiap lorong bangunan besar itu. Ada 13 lantai di rumah sakit ini dengan total 1203 ruangan. Dan dia tidak bisa menyimpulkan satu ruanganpun untuk memastikan keberadaan Sehun. Jalan satu-satunya adalah tanya Suho.
Chanyeol langsung berjalan ke ruangan Suho. Mendobraknya tanpa sabar meskipun Suho tampaknya sedang ada pasien.
"Dokter Chanyeol!" tegur Suho.
Suho seorang yang ramah, pada siapapun. Tapi dia sangat membenci tindakan orang yang beretika. Untuk kali ini, dia tidak sedang pura-pura kesal pada Chanyeol.
Chanyeol yang tersengal tak peduli akan hal itu. Dia langsung to the point, "Mas? Sehun ke mana?"
"Lah? Gak tau, kan lu yang follow up ke ruangannya." Suho menautkan alisnya. Wajah kesalnya bertransformasi menjadi ekspresi kebingungan. "Kenapa? Hilang?"
"Iya mas!"
Suho menelan ludah, "Pengasuhnya mana? Gaada di ruangan?"
"Pengasuh siapa mas?" Chanyeol tak paham.
"Sehun punya pengasuh pribadi. Ada neneknya juga yang selalu dampingin dia. Seharusnya ada mereka di sana,"
Chanyeol menggeleng. "Ruangannya bener-bener kosong mas!"
"Waduh! Cari cari cari!"
***
Sehun dengan jaket biru Dongker dan celana training hitamnya lengkap dengan sepatu dan maskernya baru saja turun dari taksi. Taksi itu berhenti di depan lobi kantor sang ayah.
Dengan langkah pelan ia mulai memasuki kantor dengan nama belakang sang ayah itu. Di dalam, banyak pegawai kantor yang menatapnya dengan tatapan aneh, kaget, dan sebagainya. Tapi dia memilih cuek dan langsung mendatangi meja resepsionis.
"Mbak, papi ada?"
"Eh, astaga Sehun? Kamu ngapain di sini? Sama siapa?" pertanyaan beruntun itu keluar dari mulut Jukyung selaku resepsionis perusahaan yang sudah mengenal Sehun sejak kecil.
Bukan hanya Jukyung, seluruh staf dan pegawai tahu bahwa Sehun putra tunggal bos mereka saat ini sakit. Penyakit yang mengharuskannya dirawat secara intensiv dan hampir dua tahun ini anak itu tak pernah lagi bisa datang ke kantor ini. Mereka juga tahu seprotektif apa bos mereka pada bos muda ini. Dulu mereka sempat menjenguk Sehun di awal sakitnya, dan itupun harus benar-benar sesuai protokol kesehatan yang diberlakukan. Tapi kok ya hari ini anak itu bisa tiba-tiba datang sendiri, kan semuanya kaget.
Sehun hanya tersenyum tipis dari balik maskernya, "Sendiri naik taksi. Papi mana, mbak?"
"Bapak lagi meeting, bentar lagi selesai. Mau nunggu di ruangan? Biar mbak anter."

KAMU SEDANG MEMBACA
Fly Me To the Moon
FanfictionSehun seorang pasien kanker kesepian. Yang bercita-cita ingin terbang ke bulan. Sampai takdir mempertemukannya dengan dokter intern, Chanyeol dan kawan-kawannya. Terjadi dilema yang berat antara fokus membantu kesembuhan Sehun atau mewujudkan cita...