Fly Me To the Moon

Part 6

Kalau dipikir-pikir pertemuan Jiwon dan Yeonseok cukup unik. Jiwon dulunya adalah murid SMA dari mertuanya sendiri, Hyesoo.

Jiwon sejak bayi tak mengetahui siapa orang tuanya. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan. Beberapa kabar yang ia dengar dari pengurus panti adalah dia dulunya sempat dijual oleh ibunya ke seseorang. Tapi tak sampai setahun, orang tersebut mengirimnya ke panti asuhan.

Sejak remaja Jiwon sudah cantik. Tubuhnya molek, rambutnya jatuh, mata bundar, hidung mancung, nyaris sempurna. Karena itu banyak sekali yang menyukai dan menyatakan perasaan padanya. Tapi semuanya Jiwon tolak karena ia ingin fokus belajar agar bisa meraih beasiswa. Bagaimanapun, ia ingin menjadi orang sukses, berduit, dan bisa menikmati hidupnya.

Sampai hal itu menarik perhatian wali kelasnya, Hyesoo. Dia melihat Jiwon yang pintar, serius, dan semangat belajar yang tinggi. Dia juga tahu bahwa Jiwon berasal dari panti, tidak mungkin untuknya mendapat fasilitas bimbel dalam mengejar cita-citanya. Karena itu Hyesoo menawarkan bimbingan gratis darinya untuk menghadapi tes-tes perguruan tinggi.

Jiwon tentu menerima hal itu dengan sangat baik. Saking baiknya Hyesoo, wanita itu juga membawa Jiwon ke rumahnya untuk melaksanakan kegiatan belajar intens itu. Hyesoo juga selalu memasakannya makanan enak yang selama ini tak ia jumpai di panti.

Karena hal itulah Jiwon akhirnya bertemu dengan Yeonseok, putra Hyesoo yang waktu itu berada di semester akhir perkuliahannya di London. Mulanya Hyesoo hanya bergurau menjodoh-jodohkan putranya dengan Jiwon. Tapi ternyata semua itu menjadi nyata. Tentunya ia sangat bahagia, putranya menjalin kasih dengan gadis yang juga ia sukai.

Sampai saat Jiwon sudah berhasil meraih beasiswa di universitas impiannya. Saat baru mulai kuliah, Jiwon kembali mendapat hadiah tak terduga dari tuhan. Ia mendapat tawaran foto model produk iklan. Semakin lama pekerjaannya itu Jiwon rasa semakin menghasilkan. Hingga ia tak fokus kuliah. Sampai pekerjaan yang mulanya hanya sampingan, kini kuliahnya yang ia kesampingkan.

Saat itu Yeonseok juga sudah lulus dan mendapat pekerjaan dengan gaji lumayan. Terjadilah kemufakatan antara keduanya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Jiwon bilang bahwa dia juga sudah ingin menyerah dengan kuliahnya. Dia juga bilang pada Yeonseok bahwa ia mau berhenti dari pekerjaannya jika sudah menikah. Fokus mengurus rumah tangga.

Hyesoo awalnya sedikit tidak setuju. Ia kembali mengingatkan Jiwon bahwa mengejar impiannya ini dulunya bukan hal yang mudah. Sayang kalau disia-siakan. Tapi karena keduanya bersikeras, Hyesoo pun menurutinya. Daripada terjadi hal yang tidak diinginkan.

Selanjutnya diadakanlah pernikahan besar-besaran. Sampai Jiwon akhirnya mengandung dan melahirkan bayi laki-laki yang mereka beri nama Sehun Afnan Bakhtiar. Dengan wajah persis seperti Yeonseok.

Sehun tumbuh menjadi anak laki-laki periang, cerdas, dan sehat. Dari kecil ia jarang terserang penyakit.

Tapi nyatanya, omongan Jiwon yang mengatakan bahwa ia akan fokus mengurus rumah tangga hanyalah janji busuk belaka. Nyatanya ia tetap sulit meninggalkan dunia keartisannya. Anaknya sepenuhnya diasuh oleh suster atau mertuanya.

Setiap hari, hampir, Jiwon memesankan makanan cepat saji untuk putranya. Dia tidak pernah masak. Pengasuhnya bilang Sehun selalu lahap jika memakan makanan enak namun layaknya bom waktu itu.

Sampailah puncaknya diusianya yang ke 15, tubuh Sehun rusak karena kebiasaan buruk ia dan ibunya lakukan. Dokter memvonisnya dengan limfoma stadium 3. Saat itu juga Yeonseok yang dulunya adalah suami yang paling lembut, penuh perhatian, berubah menjadi seorang yang dingin dan ketus.

***

Hyesoo, Jiwon, dan Irene sedang dalam rasa cemas dan gelisah di depan IGD. Di dalam sana ada Sehun yang sedang berjuang di ambang kehidupan.