4. Kita Dengar Kisahnya Dulu

350 59 4
                                    







Pagi hari yang sangat biasa bagi seorang penanggung jawab asrama. Seperti pagi yang sebelum-sebelumnya, hari ini pun Ashel melakukan tugas rutinnya, patroli rutin di sekitar lingkungan Asrama.

Sebetulnya ini bukan salah satu tugas yang masuk ke dalam daftar tugas berat, toh penghuni asrama ini tak banyak membuat tingkah sehingga mengharuskan Ashel turun tangan membantu. Tapi tetap saja ia melaksanakan tugasnya meskipun hanya sekedar formalitas belaka.

Seperti hari ini, Ashel sedang berpatroli dengan harap-harap bahwa hari ini ia bisa menyelesaikan tugasnya lebih cepat, agar ia dan Azizi dapat kembali melakukan pencarian mengenai misi mereka.

Sudah lama ia dan Azizi tidak melakukan pencarian bersama, karena lain banyak hal yang harus dilakukan di asrama dengan segala kekacauan sejak kepergian dua penanggung jawab senior sebelumnya.

Oh iya, Ashel dan Azizi memang sering melakukan pencarian bersama. Hal ini karena mereka secara kebetulan memiliki detail misi yang mirip, dan oleh karenanya mereka memutuskan untuk saling membantu dengan misi masing-masing. Bahkan tak jarang pula mereka melakukan pencarian bersama, hal ini pula lah yang menjadi salah satu faktor keduanya menjadi sangat dekat.

Mungkin karena mereka merasa memiliki ikatan dan tujuan yang sama.

Ashel masih ingat betul saat dimana Biyu, penanggung jawab sebelum mereka, menolak keras usulan bahwa ia dan Azizi akan bekerja sama untuk misi satu sama lain.


***

"Nggak, aku nggak menyetujui ide kalian. Zee, Shel aku tau detail misi kalian itu sama, tapi bukan berarti interpretasi keduanya juga sama, kalian inget kan kalo setiap kata di dalam misi itu nggak pernah berarti secara eksplisit? Misi kita itu kayak misteri, kalian berdua tau itu dengan baik." Tolak Biyu.

"Tapi, Kak," Azizi hendak menyuarakan pendapatnya.

"Aku udah baca buku laporan alumni-alumni Apantisi, terlebih lagi yang memiliki detail yang sama seperti kasus aku dan Ashel. Emang sih, banyak yang mengarah pada interpretasi yang beda, tapi aku berhasil menemukan satu kasus dengan detail misi yang sama, dan interpretasi misi yang sama. Ini," Azizi menunjukan dua buku laporan di hadapan Biyu. "Kakak tau kan dua orang ini? Mereka seangkatan sama Kakak."

Biyu dan Gita memperhatikan dua buku laporan di hadapan mereka. Laporan tersebut ditulis atas nama Eve Antoinette dan Ariella Calista di sampulnya. Biyu jelas mengenal dengan baik dua nama tersebut. Ariella adalah mantan penanggung jawab Apantisi yang dua tahun lalu telah lulus, dan secara mengejutkan Ariella lulus bersama dengan Eve"

"Tapi kasus mereka beda Zee, mereka kakak-adik. Sedangkan kamu dan Ashel?" Biyu menggantungkan kalimatnya.

"Gimana kalo ternyata aku dan Ashel itu kakak-adik juga?" Zee berujar sembari merunduk dengan wajah lesu, teringat pada sekelebatan ingatan yang ia dapat beberapa waktu lalu. "Beberapa hari yang lalu, aku mendapat sedikit ingatan bahwa aku sebenarnya memiliki seorang adik."

Semua orang di ruangan itu terdiam, begitu juga dengan Ashel yang sedari tadi hanya menyimak.

Mendapatkan kilasan ingatan yang sebelumnya di hapus saat tiba di Moonvrese adalah sebuah anugerah sekaligus rasa sakit. Anugerah karena dengan bantuan ingatan tersebut, mereka dapat mengingat kembali sedikit demi sedikit tentang siapa mereka di dunia sebelumnya, dan itu akan menjadi sebuah bantuan tambahan untuk menyelesaikan misi, namun memperoleh kembali ingatan sedikit demi sedikit juga merupakan rasa sakit, terlebih lagi jika itu kembali mengingatkan mereka bahwa mereka sedang tak berada di tempat yang seharusnya.

Biyu menghela napas, "Kalau begitu, keputusan aku balikin ke kalian sendiri, toh aku juga nggak berhak melarang kalian. Tapi kalian juga harus ingat bahwa ikut campur dalam misi orang lain adalah sebuah hal yang tidak dianjurkan jika kalian ingin segera pulang." Finis Biyu.

Azizi dan Ashel menyunggingkan senyum tanpa mengetahui bahwa saat itu adalah pembicaraan serius terakhir mereka sebelum Biyu dan Gita menghilang.



***


Mengingat perkataan Biyu kala itu membuat Ashel kembali mempertanyakan apakah langkah yang ia dan Azizi ambil sejauh ini sudah benar atau justru malah mempersulit keduanya untuk keluar?

"Kalau gue ternyata bukan orang yang  lo maksud gimana, Zee?" Ashel menghela napas kasar, mulai mempertanyakan juga spekulasi Azizi tentang siapa adik Azizi sebenarnya.

Apakah adik Azizi itu benar dirinya? Atau justru orang lain? Tapi sejauh ini tak ada anak Apantisi yang memiliki detail yang sama dengan detail misinya dan Azizi.

Lagi-lagi Ashel menghela napas kasar, terlebih lagi saat ia menyadari seseorang tengah berlari kepadanya dengan sebuah buku dan bolpoin di masing-masing tangannya.

"Kak Ashel gue cariin dari tadi taunya disini." Adel berujar dengan dada naik turun akibat berlari dari ujung koridor ke tempat Ashel berrdiri.

"Ada mau apa lo emang, Del?"

Adel membuka buku di tangannya, lalu memperlihatkan satu halaman penuh berisi daftar-daftar yang Ashel tak ketahui detailnya.

"Ada banyak yang mau aku tanyain, Kak. Soalnya Indira kemaren nggak banyak membantu, persis kayak yang kakak bilang."

Tbc.




Yohoooooo

i really did yeehee

sejauh ini menurut kalian gimana sifat Ashel sebenernya?

#Tim Ashel Coolgirl

#Tim Ashel Baik Hati dan tidak sombong

Kalau aku tim Ashel Happy Ending sih hehe

moonlight. [on hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang