Happy Reading:)
"Ini kamar aku, Del. Kita udah sampai." Marsha berhenti di depan pintu kamarnya. Seharian ini ia menghabiskan waktu dengan Adel, sebagai sesama anak baru yang merasa diri mereka bukan sembarang anak baru.
Pede dikit ciss.
"Oh udah?" Tanya Adel yang mendapat anggukan dari Marsha.
Gadis itu menghadap pada pintu, memindai matanya untuk mengakses pintu masuk kamar
"Kamu di kamar sendirian?" Adel bertanya yang sebenaarnya tidak perlu karena matanya jelas tak mendapati orang lain berada dalam kamar Marsha. Sekedar basa-basi pikirnya.
"He em, aku sendirian, kata kak Azizi kamar lain udah penuh, sisa kamar ini. Kamu mau ikut masuk?"
Waduh, pikir Adel. Sebenernya kalau ia sedang tak kehabisan energi, ia akan dengan cepat mengiyakan tawaran Marsha, tapi sepertinya hari ini ia harus mengisi kembali energinya terlebih dahulu. Lagipula hari ini ia sudah menghabiskan banyak waktu dengan gadis itu, masih banyak hari lain untuk mampir.
Dan juga, ia takut akan kena 'semprot' oleh Flora jika tak segera kembali.
"Tawaran menarik, Sha. Tapi misal tawarannya gue simpen dulu buat lain waktu boleh nggak?"
Marsha tersenyum, seharian bersama Adel membuatnya sedikit memahami karakter gadis ini, dan sepertinya ia sedikit jatuh pada persona yang gadis ini tampilkan.
"Boleh kok, nggak ada tawaran dari aku pun, kamu boleh kapan aja mampir. Kamar aku pasti lebih luas daripada kamar kamu."
Waduh, lampu ijo
"Haha, iyadeh si paling luas kamarnya. Aku duluan ya, Sha. Ngeri di geplak sama senior di kamar aku kalo nggak pulang-pulang. Dahh." Adel melambai, meninggalkan Marsha yang kemudian menghilang ke dalam kamarnya.
Sepanjang perjalanan menuju kamarnya, Adel tak dapat mengenyahkan pikirannya dari apa yang ia dapat hari ini, mulai dari fakta bahwa ia lagi-lagi sedang dalam ancaman tak bisa pulang tanpa menyelesaikan misi, --yang ini, ia sudah mulai menerima fakta ini.
Lalu satu lagi asumsi bahwa ia dan Marsha bukan hanya sekedar newbie biasa.
Oke kita tarik kebelakang sebentar.
Saat ia di perpustakaan bersama Marsha sepanjang hari ini, Marsha dan dirinya baru mengetahui jika keduanya datang di hari yang sama, dimana menurut buku jurnal yang di tulis oleh salah satu senior yang telah lulus, lebih dari satu newbie datang di hari yang sama akan membawa hal yang tidak biasa di Apantisi. Tidak biasa disini dapat berarti keduanya, baik atau buruk. Dan sialnya tak ada pola tetap yang bisa di pelajari untuk kasus ini.
Dan Adel berharap agar yang satu ini hanya sekedar asumsi semata.
Rasa-rasanya, jika ada kesempatan, ia ingin menanyakan perihal hal ini kepada penanggung jawabnya, Ashel. Iya yakin, gadis itu jelas tahu mengenai hal ini.
Berbicara tentang penanggung jawab, ia masih tak percaya bahwa kedua penanggung jawab asrama ini memiliki hubungan romantis. Tapi setelah ia pikir-pikir kembali, akan sangat sulit menghindari perasaan romantis pada seseorang yang banyak menghabiskan waktu bersama denganmu, terlebih lagi jika waktu yang dimaksud bukan hanya sekedar sebulan atau dua bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
moonlight. [on hiatus]
FanfictionSeorang gadis terbangun di tempat antah berantah. Dengan pemandangan dan udara yang masing-masing terasa amat asing bagi mata dan paru-parunya. Gadis itu mencoba mengingat-ingat hal terakhir yang ia lakukan sebelum tertidur, namun seberapa keraspun...