The Subtitute

1 1 0
                                    

Beberapa menit yang lalu, Wijaya baru saja membuka matanya. Riana yang sudah lama menunggu hal itu tentu saja bersorak riang dalam hati dan menggambarkanya dengan bersujud syukur. Segera setelah dokter memeriksa keadaan sang Ayah, Riana segera melenggang masuk ke dalam ruangan sang Ayah.

"Ayah ga apa-apa? Gimana perasaan Ayah sekarang?" tanya Riana yang langsung mencecar sang Ayah begitu masuk.

Wijaya tersenyum sendu menyadari sang anak telah kembali, Anna-nya yang selalu kepo dengan berbagai hal dan sikap tidak sabarannya jika ingin mengetahui sesuatu.

"Ayah ga apa apa, Ayah malah bugar liat Anna-nya Ayah udah kembali," jawab Wijaya dengan suara parau.

Riana tersenyum dan bulir-bulir bening mulai membanjiri pipinya, beberapa jam yang lalu dirinya bahkan sudah berpikir akan ditinggal dua kali oleh orang-orang yang disayanginya. Namun, Tuhan masih baik padanya dengan mengembalikan kesadaran sang Ayah.

"Anna, Ayah ingin kasih tau sesuatu sama kamu. Tapi sebelumnya, Ayah benar-benar minta maaf sama kamu dan Ayah janji akan mengatasi semuanya, berjanjilah untuk tidak marah pada Ayah."

Riana terus memegangi tangan Ayahnya. "Udah sekarang Ayah ga usah banyak bicara dulu... sekarang Ayah istrahat ga usah banyak mikir dulu..."

"Tidak sayang, Ayah harus menjelaskan ini sama kamu."

Riana akhirnya memilih diam, ia tau betul bagaimana sang Ayah dan sifat keras kepala juga pemaksa nya.

"Apa di depan sana masih ada bodyguard yang berjaga di depan ruangan Ayah?" tanya Wijaya yang langsung diangguki Riana. "Sekarang dengarkan Ayah. Pergilah ke kantor dan buka brankas yang ada di balik lemari buku Ayah sandinya WJ19021, ambil semua yang ada di brankas itu dan pergi sejauh-jauh nya dari sini kalau bisa lanjutkan hidupmu di luar negeri sekalian dan jangan kembali, semua yang ada di brankas itu adalah milikmu yang sudah Ayah siapkan."

Riana sedikit bingung dengan penjelasan Ayahnya, akhirnya memilih bertanya.

"Tapi untuk apa Yah? Anna ga butuh itu duli, yang Anna butuh sekarang Ayah sehat dulu. Lagipun mana mungkin Anna ninggalin Ayah."

"Kamu harus!!" hardik Wjaya tiba-tiba membuat mata Riana membulat kaget.

"Anna listen! Ayah tidak ingin kehilangan anak untuk kedua kalinya. Ayah tau dan sadar ini kesalahan Ayah dan Ayah pantas mendapat ganjarannya, Ayah memiliki utang yang besar kepada salah satu perusahaan besar di kota ini, karena Ayah belum bisa melunasinya hingga tenggat waktu nya tiba, Ayah harus merelakan Rina menikah dengan anak mereka. Tapi mereka adalah keluarga terpandang dengan kekayaan yang besar, siapapun berlomba untuk mengusai nya dan saat tahu Rina akan menjadi istri dari pewaris tunggal dari kekayaan itu maka mereka dengan tega mencelakainya di hari pernikahannya. Sekarang mereka meminta mu sebagai gantinya, Ayah tidak ingin kamu menjadi seperti Rina. Jadi Ayah mohon sama kamu, tolong dengarkan Ayah."

Riana jelas terkejut dengan cerita sang Ayah apalagi setelah mengetahui cerita dibalik kecelakaan yang menewaskan sang kakak juga dirinya yang sudah menjadi target selanjutnya, tapi di sisi lain dia juga kasihan pada Ayah nya. Bagaimana mungkin dia meninggalkan Ayah nya di saat-saat seperti ini.

"Sekarang pergi dan ambil apa yang Ayah minta padamu, ini semua demi kita. Darmi akan ikut kemana kamu memutuskan untuk melarikan diri, Ayah juga sudah meminta bantuan orang-orang ahli Ayah untuk mengubah semua identitasmu agar mereka tidak tahu. Now go and save your life."

"Lalu bagaimana dengan Ayah?" tanya Riana.

"Ayah akan menanggung semuanya disini, just remember that I love you more than you know. Ayah menyayangi kalian berdua dan Ayah sudah cukup hancur dengan kehilangan Rina."

"Apa mereka akan mencelakakan mu juga seperti kak Rina?"

"Kita tidak tau sayang, tidak usah pikirkan itu sekarang lakukan saja apa yang Ayah minta. kamu bisa kan?" tanya Wijaya.

Riana termenung sesaat, hidupnya memang diambang bahaya sekarang tetapi tidak mungkin dia akan membiarkan sang Ayah menyia-nyiakan hidupnya di tangan kejam keluarga Ashari itu. Maka dengan hati yang telah ditetapkannya juga tatapan tajamnya, Riana memandangi sang Ayah.

"Nggak! Anna akan jadi pengantin pengganti itu."

***

Next bab say.

THE SUBTITUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang