Homograf merupakan kata-kata yang memiliki tulisan sama tetapi memiliki arti dan bunyi yang berbeda.
Seperti yang terjadi pada hubungan pertemanan empat anak manusia, memiliki tulisan yang sama tetapi memiliki arti yang berbeda.
sesuatu apa yang mem...
"kalo lo bercanda tapi yang dibercandain gak ketawa, berarti ada yang salah sama bercandaan lo. inget bro, gak semua hal bisa dibercandain."
- Adisti Gantari
~HAPPY READING~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kepulan asap nikotin memenuhi gudang yang tidak terlalu luas. Seorang pria dengan seragam sekolah yang sudah bisa dikatakan bukan seragam lagi, baju yang dikeluarkan serta kancing yang tidak dikancingkan menampilkan kaos putih polosnya. Ia sedari tadi sudah ada di sana bersama teman-temannya yang lain, tidak mengikuti jam pelajaran hingga jam istirahat tiba.
"Kelas dah, yok!" ucap salah satu dari mereka yang sudah menghabiskan satu batang rokoknya.
Kai mengangguk, membuang putung rokoknya ke belakang tumpukan kursi dan meja yang sudah rusak.
Usai keluar dari gudang, mereka berpisah, ada yang ke kantin, ada yang ke kelas, dan ada yang langsung ke lapangan.
Kai berjalan sendiri menyusuri koridor sekolah yang ramai, dengan seragam sekolah yang belum ia kancingkan dan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana.
keren banget gue, ucapnya di dalam hati.
Banyak pasang mata melirik ke arahnya, terutama kaum hawa yang memekik tertahan karena pesona seorang Kai Sakya.
Ditatap dengan tatapan memuja, membuat Kai Sakya besar kepala. Tingkat kepedeannya meningkat berlagak seperti ia yang paling tampan sejagat raya. haduhh!!!
BRUK!
"???"
"Anjing!"
"Kalo jalan liat-liat dong!"
Dari arah berlawanan, seseorang menabrak tubuh Kai begitu saja. Waktunya terasa singkat bahkan ia tidak bisa menghindar. Alhasil pantatnya mencium lantai koridor dengan tidak aesthetic.
Hancur sudah image cool yang telah kau bangun wahai Kai Sakya...
Yang dilakukan si pelaku hanya menatap malas, lalu mendengus. Mengulurkan tangan untuk membantu Kai berdiri.
"Sorry. Tapi lo ngehalangin jalan."
Kai diam sesaat, ia merasa seperti deja vu dengan ucapan seseorang di hadapannya.
"Lo kan bocah songong yang tadi pagi?"
"Terus?"
Kai berdecih, "Beneran songong ternyata."
Tidak mau menanggapi terlalu jauh,ia berlalu dari hadapan Kai begitu saja. Padahal Kai masih ingin mencerca orang tersebut.
