First Day

5 0 0
                                    

Queenetta Eireen Thenata itu namaku, gadis yang baru saja menduduki bangku SMA di sekolah Artha Cipta Bangsa. Aku terkenal sebagai gadis cantik dan pintar saat SMP, dengan catatan yang sangat rapih dan berwarna-warni, serta selalu mendapat nilai ujian terbaik. Aku memiliki seorang sahabat yang kata orang ganteng banget, namanya Emmanuel Wiliam Winata biasa dipanggil El. Sikapnya yang dingin seperti es menjadi pusat perhatian perempuan di sekolah. Dia  sangat sabar menghadapi diriku yang moodyan. Aku dengan dia berbeda 1 tahun, kami bersahabat sejak umurku 5 tahun, saat dia menolongku jatuh dari ayunan. Dia sering sekali memanggilku Eir, katanya sih nama yang cocok dengan air, karna aku suka sekali dengan hujan. Jujur aku suka sama El pada saat kelas 3 SMP dan dia kelas 1 SMA, perasaan itu mungkin sudah lama muncul, tetapi aku baru mulai menyadari saat dia menyukai perempuan lain di sekolahnya.

Hari ini adalah hari pertamaku sekolah. Aku berangkat ke sekolah bersama El. Perjalanan dari rumahku ke sekolah sekitar 15 menit kalau naik motor. Sesampainya disekolah, El langsung menggandeng tanganku dari parkiran menuju kelas. Saat memasuki gedung sekolah, semua mata tertuju padaku dengan tatapan menyeramkan, aku kira penampilanku ada yang aneh atau mungkin berantakan. Saat aku dan El menuju perpustakaan, aku melihat 3 perempuan berdiri dengan tegas menatapku. Tatapannya begitu tajam seperti sebuah pisau yang baru saja diasah. Begitu sudah jauh melewati mereka, aku langsung berhenti dan bertanya pada El,

"El, penampilanku ada yang aneh yaa?"
El langsung berhenti dan melihatku "Enggak kok, kamu cantik banget Eir" Ucap El sambil mengusap kepalaku dan tersenyum.

Jujur aku kaget mendengar kalimat itu keluar dari mulutnya yang membuatku tersenyum.

"Serius ihh, jangan becanda, ada yang berantakan atau aneh gak?" Kata ku tersipu malu.
"Enggak ada Eir, udah cantik banget ini" Kata El sambil mencubit pipiku perlahan.
"Yuk ke kelas lo, udh mau bel nih" Ajak El sambil menarik tanganku.

Aku langsung terdiam sembari mengikuti langkahnya, aku melihat punggung dan tangan yang menggenggamku membuat jantungku berdebar dengan cepat, bagaimana aku tidak jatuh cinta dengannya? wajahnya yang tampan, tubuhnya seperti tiang yang tinggi menjulang, bersama dengan sikapnya yang manis, membuat hatiku mencair bagaikan es batu. Ketika sudah di depan kelas, dia berpesan kepadaku,

"Kalau ada yang jahat atau jailin lo, bilang sama gue yaa, biar gue kasih pelajaran." Ucap El sambil menatapku tersenyum dan mengelus kepalaku.
Aku langsung menepis tangannya sambil berkata "Ishh jangan pegang-pegang.. Iya iyaa, gue akan bilang. Udah sana pergi"

Dia berbalik, lalu pergi menuju kelas. Aku langsung masuk ke kelas dan mencari tempat duduk yang kosong. Ternyata bagian yang kosong, hanya  kursi yang bersebelahan dengan gadis cantik yang berkaca mata, saat aku duduk menaruh tas di atas meja, dia langsung bersikap seakan-akan kita sudah sangat dekat.

"Hai.. nama gue Laurentia Acyuta, panggil aja gue Acha, lo Eireen kan, salam kenal yaa!"
"Haii Acha, salam kenal juga. Btw lo tau nama gue dari mana?" Tanyaku dengan bingung.
"Nama lo itu sudah di kenal satu sekolah, jadi jelas aja gue tau lo" Jawab acha.
"Hah? Kok bisa?" Tanyaku.
"Bisa lah, lo datang sama cowo yang di sukai sama Agnes, dia kelas 11 jurusan IPA. Saat lo turun dari motor dan lo di gandeng sama Kak William, semua cewe disekolah ini langsung paparaziin lo dan disebar ke grup line sekolah." Ucap Acha dengan wajahnya yang ceria.
"Ouhh.. terkenal banget ya si William" Jawabku.
"Lo siapanya Kak William sih? Sepertinya kalian deket banget deh sampai di gandeng gitu, atau lo pacarnya?" Tanya Acha.
"Hah? Gue? Pacaran? Sama El? Ehh maksudnya William? ya engga lahh, gue cuma sahabatan sama dia dari kecil, lagian dia ga suka sama gue" Jawabku.
"Ouhh sahabat, tapi lo suka kan sama Kak William? Ngaku aja dehh, banyak yang suka sama dia, tapi di tolak rata sama dia, katanya "ada hati yang harus gue jaga" gitu, sweet banget kan..." Kata Acha.
"Engga lahh, gue ga suka sama dia.." Ujarku.

Aku dan Acha dekat hanya dengan waktu sekejap, kita cerita-cerita tentang banyak hal. Tidak lama kemudian bel berbunyi, menunjukkan pukul 07.30, yang menandakan perkenalan akan segera di mulai.

"Selamat pagi semuanya" Ucap guru yang baru saja memasuki kelas.
"Selamat pagi, pak" Jawab murid.
"Perkenalkan saya Arka Putra, bisa dipanggil Pak Arka, saya guru Sejarah dan yang akan menjadi orang tua kalian selama 1 tahun ke depan." Ucap Pak Arka.

Perkenalan adalah hal yang sangat membosankan. Dimana kita memberitahu nama, nama panggilan, dimana tempat kami tinggal, SMP dimana, dan cita-cita. Sekarang giliranku.

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Queenetta Eireen Thenata biasa dipanggil Eireen. Saya tinggal di perumahan Matoa Hills, saya alumni SMP Pelita Harapan, cita-cita hm.. Tidak ada. Sekian terima kasih."
"Cantik masa ga ada cita-cita sih, gimana jadi penyanyi aja? Aku pemain musiknya" Ucap Arga

Arga Zifrano adalah cowo yang terkenal dengan sifatnya yang urakan dengan sebutan sebagai trouble maker. Selain itu dia juga playboy, aku mendengar tentang dia dari Acha tadi pagi.

"Atau ga aku jadi malaikat pencabut nyawa khusus untuk kamu, gimana?" Jawabku sinis sambil tersenyum, lalu kembali duduk.

*tepuk tangan dan sorakan*

Tanpa aku sadari, ada seseorang yang memperhatikanku lewat jendela luar, saat ku lihat ternyata El. Tidak lama kemudian, bel kembali berbunyi menunjukan pukul 10.00, dimana semua murid akan beristirahat. Aku langsung menuju kantin untuk sarapan, kebetulan tadi pagi kami tidak sempat sarapan. Hal yang sangat aku suka adalah aku hanya mencari tempat duduk dan El yang mengantri membeli makanan. Aku langsung mendapati kursi kayu yang menghadap ke lapangan dan taman sekolah. Saat aku melihat sekeliling, aku kembali melihat ada 3 perempuan yang menatapku, ternyata mereka adalah orang yang sama menatapku saat aku dan El menuju kelas tadi pagi. Lalu, El datang membawa minuman es lemon tea yang sangat segar dan juga bubur ayam. Wah.. baunya sangat enak. Aku dan El langsung berdoa dan makan.
Bel kembali berbunyi yang menandakan kami harus kembali ke kelas masing-masing. Namun saat aku pergi ke toilet, 3 perempuan yang ku temui dikantin datang dan menghampiriku.

"Wah ada anak baru nih" Ucap Calista.
"Btw lo ngapain deket-deket sama William, lo ga tau ya, gue siapa?" Ucap Agnes dengan senyumnya yang licik.
"Gue ga peduli lo siapa sih" Jawabku dengan cuek.
"Hahaha gimana kalau kita kenalan dulu. Gue Agnesia Darista, anak dari Pemilik Perusahaan Starvel yaitu Gibran Railos, sekaligus calon tunangan William, tau kan? tau donk, masa gak tau HAHAHAA" Jawab Agnes dengan pede.

Aku terkejut dia menyebut nama papa, memang papa dan mama tidak pernah membawaku ke dalam perusahaan, karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tetapi sungguh sangat mengejutkan dia membawa nama papa dan mengatakan bahwa dia anak kandung dari pemilik perusahaan itu. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.

"Ouhh.... Nantang yaa... Mulai kurang ajar lo ya sama gue" Ucap Agnes, lalu mendorongku hingga jatuh ke lantai.

Kemudian dia membasahiku dengan air dan saus tomat bekas makanan yang dia beli di kantin. Tidak sampai disitu, aku ditarik dan dimasukan ke dalam toilet. Aku langsung menahan pintu toilet dan menyelinap keluar.
Aku langsung menarik rambutnya dengan perasaan emosi, lalu dia menamparku dan memukul kepalaku menggunakan batu yang ada di sebelah wastafel, kemudian dia mendorongku hingga terjatuh di lantai.

"Lo macem-macem sama gue, gue akan melakukan hal yang lebih dari ini, paham! Ohh ya, satu lagi, jauhi William!" Ucap Agnes, lalu meninggalkan toilet.

Seketika aku terdiam, kepalaku terasa sakit dan pusing, aku langsung keluar meminta pertolongan. Saat aku keluar, aku melihat seorang laki-laki berdiri dihadapanku sambil bertanya,
"Lo kenapa?"
Tetapi pandanganku sudah buyar, aku hanya mengatakan "tolong", lalu pingsan. Kemudian, cowo itu langsung menggendongku dan membawaku ke UKS. Sampai di UKS aku langsung digantikan baju oleh penjaga UKS dan diobati. Saat aku bangun, orang yang aku lihat adalah Arga.

"Lo kenapa? Kok bisa kayak gini sih? Untung pas ada gue, kalau ngga, siapa yang tolongin lo" Tanya Arga dengan wajah panik.
"Hmm.. Gue gapapa kok, hanya saja sedikit sakit kepala gue, btw thanks ya udah tolongin gue" Jawabku sambil tersenyum.

Arga bukan cowo yang sejahat orang bilang, dia terlihat sangat baik, dia memperhatikan aku dari atas kepala sampai kaki, memastikan bahwa aku baik-baik saja. Tidak lama kemudian, El datang, dia langsung menghampiriku dan melihat kepalaku yang sudah di plester, dia langsung melihat Arga.

"Lo ngapain hah? Lo yang buat dia seperti ini? Jawab!" Ucap El sambil menarik kerah Arga.
"El, gue gapapa kok, cuma kepala doang sedikit sakit, ini teman sekelas aku Arga, dia yang tolongin aku" Kataku sambil menarik tangan El.
"Lo liat, siapa yang bikin Eireen kayak gini?" Tanya El.
"Sebelum Eireen keluar dari kamar mandi, gue liat Agnes dan kawan-kawannya keluar dari kamar mandi sambil ketawa. Ga lama dari itu, gue liat Eireen dengan kondisi baju yang basah dan terluka" Jawab Arga.
"Jadi, Agnes yang bikin kamu kayak gini?" Tanya El dengan nada penuh emosi.
"Hmm iya El" Jawabku.

Setelah itu, dia langsung pergi meninggalkan UKS, aku bingung apa yang mau dia lakukan?

"Udah lo istirahat aja ya, gue balik ke kelas ya, tenang aja gue izinin lo ke guru" Ucap Arga sambil menepuk tanganku perlahan, lalu pergi.

Saat aku merebahkan badanku, rasanya kaki kananku sakit sekali.
"Sepertinya aku akan izin pulang" Ucapku dalam hati sambil memejamkan mata.

*krekk...*

Bunyi pintu terbuka, aku langsung membuka mata, El datang dengan Agnes.

"Lo minta maaf sekarang!" Ucap El dengan tegas.
"Bukan gue yang salah, El. Percaya deh, dia duluan yang tarik rambut gue" Ucap Agnes dengan pembelaannya.
"Gue tau Eireen gimana orangnya, jadi gak usah bohong sama gue, cepet minta maaf sekarang!" Kata El.
"Eir, gue minta maaf ya" Kata permintaan maaf Agnes.
"Iya" Jawabku singkat.

Lalu Agnes pergi dengan perasaan yang sangat kesal dan malu.
"Maaf yaa.. gue gak nganterin lo sampai kelas, gue kira gak akan terjadi apa-apa" Ucap El dengan mata yang berkaca-kaca.

"It's okay, i'm fine" Jawabku sambil mengelus tangannya.
"lo pulang aja ya, biar bisa istirahat di rumah. Atau lo mau tinggal di rumah gue, biar mama lo ga marah?" Ujar El.
"Iya, kayaknya aku juga ga kuat kalau harus keliling sekolah dengan kondisi seperti ini" Jawabku.
"Gue telpon mama lo dulu ya, sekalian minta izin pulang ke ruang guru" Jawab El dengan tersenyum.
Jujur saja, aku juga sangat senang tinggal di rumah dia, bisa melihat wajahnya setiap hari. Saat turun dari tempat tidur, kaki kananku tidak kuat untuk menapak, rasanya sakit sekali.

"AWWW.." Teriakku sambil memegang kaki kananku.
"Sepertinya kaki kamu keseleo ya?" Tanya El sambil melihat kaki kananku.

Tanpa basa basi, dia langsung memberikan punggungnya untuk menggendongku dan anehnya dia pesan taksi untuk aku pulang, padahal bisa naik motor, tapi dia memilih agar aku pulang naik taksi dan dia mengikuti dari belakang.
Sesampainya di rumah El, aku langsung di gendong ke lantai 2 menuju kamar yang biasa aku tempati saat aku tinggal di rumah El. Setelah sampai kamar, dia menurunkanku secara perlahan di kasur, lalu pergi tanpa berkata-kata. Aku langsung ganti baju dan berbaring di kasur sambil memejamkan mata.

*tok.. tok.. tok..*

El masuk ke kamar dan menaruh makanan dan minuman di samping kasur, dia langsung merapikan beberapa baju yang sedikit berantakan di lantai, lalu membangunkanku secara perlahan.

"Eir, bangun, makan dulu yuk, habis itu tidur lagi yaa" Ucap El yang membangunkanku sambil mengelus kepala.

Aku langsung bangun dibantu dengan El yang menyusun bantal agar aku bisa bersandar. Saat melihat makanan, aku langsung menatap matanya dan tersenyum. Sop kambing wahh... Salah satu makanan favorit aku saat lagi sakit, ditambah dengan susu putih hangat. Lalu El langsung memimpin doa makan dan menyuapiku hingga makanan habis.

"Hmm.. Enak hehe" Kataku sambil tersenyum.
"Hehehe lucu kamu yaa, kayak anak kecil, mau lagi?" Ucap El sambil mengelus kepalaku.
"Mau" Ucapku dengan wajah memelas.
"Oke, bentar yaa, aku ambil dulu"
Saat El turun mengambil makanan, aku melihat beberapa foto yang ada di kamar, mengingat masa kecilku dan El saat pertama kali kenal.
"Nihh... Harus dihabiskan yaaa!" Ucap El.
“Okayy... Makasih yaa.” Ucap ku.

Makanan sudah habis, aku menaruh kembali di meja samping tempat tidurku. El menemaniku sambil memainkan gitarnya hingga aku tertidur lelap.

You are my destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang